62. Hati-hati Di Jalan

94 32 9
                                    

Yeyeyeye ku apdet lagiii. Vomentnya dong, jangan pelit :')

Sean akhirnya kembali ke kantor setelah libur panjangnya yang tak berkesudahan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sean akhirnya kembali ke kantor setelah libur panjangnya yang tak berkesudahan. Mulai dari cuti sakitnya yang nyaris seminggu, lalu tak berapa lama disambung dengan cuti liburan honeymoon yang entah bagaimana bisa diperoleh oleh sang kakek. Well, Sean bisa menduganya kalau Opung pasti menggunakan relasinya dengan Pak Jullian selaku petinggi di perusahan di mana Sean kini bekerja.

Sudah begitu pun, Sean kini tak bisa fokus dengan kerjaannya.

Pikirannya masih melayang pada perbincangan antara dirinya, Seje dan Opung beserta kedua mertuanya yang cukup menguras energi di siang kemarin. Bukan hanya soal satu permintaan Opungnya yang sempat membuat Sean tak terima, yakni bercerai, tetapi juga statement bernada ancaman yang agaknya masih menghantui benak Sean hingga detik ini.

"Opung tidak mau tahu, kamu dan Senarai harus cari jalan keluar atas semua ini. Entah kalian bercerai dengan cara yang tidak membuat mamamu syok, atau kalian... bisa memulai semuanya dari awal lagi. Lanjutkan pernikahan ini dengan tidak ada kepura-puraan lagi."

Beberapa potong kalimat tegas itu belumlah puncak dari segala komedi yang menurut Sean lucu namun juga tragis. Tapi apa yang diucapkan oleh Opungnya berikutnya adalah inti dari segala sakit kepalanya saat ini.

"Kalian bisa membuktikan keseriusan kalian lewat cicit. Segera bangun hubungan baik dan lahirkanlah seorang anak. Opung akan percaya kalian tidak lagi membohongi kami setelah kalian melahirkan seorang anak."

Oke baik, itu terdengar tidak masuk akal memang. Tapi itulah kenyataannya. Opung bertindak sejauh itu, hanya karena ia terlanjur dibuat kecewa oleh kebohongan yang diciptakan Sean.

Ya, kakek mana yang tak kecewa ketika segala kepercayaan dan harapannya telah dipatahkan.

"Dan kalau kalian masih belum bisa memberikan perkembangan apa-apa sampai dengan setahun ke depan. Maka Sean... kamu akan Opung keluarkan dari daftar penerima warisan. Kamu juga tidak berhak untuk mengelola restoran yang di Bandung dan Surabaya."

Jeder!

Dan bagai geledek di siang bolong. Ultimatum dari sang kakek tersebut agaknya berhasil membuat bulu kuduk Sean merinding. Ancaman yang disampaikan tersebut setidaknya Sean tahu, bahwa itu adalah bentuk dari keseriusan Opung. Jika sudah begitu, maka tak ada jalan lain yang bisa Sean lakukan selain menurut.

Karena kalau tidak, ia benar-benar dimiskinkan oleh kakeknya dan sungguh demi apapun, Sean belum siap untuk hidup sepenuhnya dari gaji pekerjaan utamanya yang menurutnya cukup pas-pasan.

Tok tok!

"Permisi, Pak."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
RIVALOVA: Should I Marry My Fabulous Rival?Where stories live. Discover now