Rindu Rumah

17 2 0
                                    

Happy reading💚

Jangan lupa vote dan komen!!!!!☺️😊

Hari ini cukup cerah untuk suasana hati seorang gadis cantik dari fakultas kesehatan. Ya, dia adalah Caca. Masuk kampus dengan perasaan gembira membuat senyumnya tak henti mengembang sedari awal melangkahkan kaki menuju tempatnya menuntut ilmu saat ini
Tahu kenapa? Karna Caca mendapatkan nomor jeno dari Ian. Padahal hanya sekedar di beri nomor telepon Jeno tapi Caca rasanya sangat senang seperti menang undian mobil dari sabun colek.

Caca melangkahkan kakinya menuju ruang kelas karna sebentar lagi kelas dimulai. Jadi Caca memutuskan untuk menunggu Zahra didepan ruangan saja. Caca dan Zahra satu jurusan bahkan satu kelas,mereka sama-sama berada dijurusan kesmas. Sedangkan Mila di jurusan psikologi dan Karina di kedokteran.

Sesampainya di depan ruangan ternyata Zahra sudah berada di depan sana berdiri bersama Nuka. Dua orang ini sangat sulit untuk dipisahkan,apalagi kalau sudah membahas dunia perkpopan. Tak akan ada yang bisa mengganggu,bahkan urat malu pun seketika hilang. Tertawa kencang di depan umum pun tak jadi masalah bagi keduanya.

"Zahra, Nuka" Sapa caca ketika dirinya sudah berada di dekat keduanya.

Nuka yang memang dasarnya ramah langsung mengembangkan senyumnya kala melihat Caca yang sudah berada didekatnya dan menyapa dirinya.

"Anyeong Caca"

Caca membalas sapaan Nuka dengan senyum mengembang.

"Kalian udah lama?"

"No Caca,uriga baru kok yeogi" Jawab Nuka.

Syukurnya Caca lumayan mengerti ucapan Nuka yang bagi orang-orang sulit dimengerti itu.

"Muka Lo cerah amat kayaknya,abis menang undian dari sabun colek ya" Ujar Zahra melihat wajah Caca yang  nampak berseri-seri pagi ini,tak seperti biasanya.

"Wait. Zahra bestiii,sabun colek itu what,why pake undian?"
Nahkan Nuka kebingungan sendiri,sebelumnya ia tak pernah mendengar ada sabun colek. Wajar saja Nuka tumbuh dan dibesarkan di keluarga kaya,jadi dia tak paham mengenai hal tersebut.

"Lo mah nggak bakal ngerti,ntar aja gue jelasin ya"

"Oke bestii"

Nuka selalu menurut pada Zahra. Apapun yag Zahra ucapkan ia selalu menurut. Mungkin Nuka mengangap Zahra adalah kakaknya,karena ia selalu merasa diperlakukan seperti adik,diperlakukan baik dan di ayomi oleh Zahra.

Caca tersenyum melihat interaksi keduanya,Nuka yang begitu penurut dan baik kepada Zahra begitupun Zahra yang tak kalah baik dan perhatian pada Nuka. Mereka sudah seperti kakak adik yang selalu menjaga. Senang melihat pertemanan seperti ini.

"Lo belum jawab loh ca"

Fokus Caca kini beralih kearah Zahra yang tengah meminta penjelasan darinya.

Caca tersenyum, "Nggak papa kok zah,biasa aja gue mah"

"Lo nggak bisa bohong sama gue ca,kebaca"

Benar saja Caca tak dapat menyembunyikan perasaannya dari Zahra yang anaknya memang sedikit lebih peka. Akhirnya Caca mau tak mau harus berbagi cerita kali ini.

Sastra DewanggaWhere stories live. Discover now