kilas balik

16 2 0
                                    

Happy Reading 🤍

Suasana sore di sebuah rooftop salah satu sekolah menengah ternama di jakarta begitu tenang dan damai. semilir angin yang terasa menyejukkan turut serta menggoyang dedauann yang seolah ikut terhanyut dalam manisnya rayuan angin. lalu lalang kendaraan yang bersahutan dalam suara klakson menciptakan suasna yang semakin melelahkan dibawah sana saat banyaknya kendaraan berjejejer hampir berdekatan itu mencoba untuk segera sampai di tujuan pulang masing-masing.

Tak menghiraukan keadaan sekitar seorang pemuda berseragam SMA kini duduk dilantai rooftop sekolah dengan sebuah buku sketsa dan pensil digenggamnya.Beton pembatas dengan tinggi kurang lebih satu meter itu menjadi sandaran serta saksi betapa piawainya pemuda itu dalam menggores alat tulis miliknya. Memandang goresan pensil yang bergesek dengan kertas putih itu menciptakan guratan indah di wajah pemuda itu saat melihat hasil karyanya.

Angin seolah tau kemana ia akan berhembus pun mulai mengusik pahatan wajah indah bak dewa yunani itu. Rambutnya mulai bergerak meliuk-liuk menciptakan sebuah pemandangan indah yang tak dapat di tinggalkan begitu saja.

Begitupun bagi seorang gadis yang baru saja memasuki rooftop tersebut. Senyumnya tak berhenti terkembang seirama dengan langkah kaki yang kian mendekati objek indah yang membuat lengkungan indah dibibirnya terus mengembang. Namun ternyata hal itu tak berselang lama,karena senyuman indahnya bersambut saat netra indah itu menyadari atensinya yang kian mendekat hingga berdiri tepat di samping pemuda itu.

Senyum keduanya semakin mengembang,tapi senyum laki-laki tersebut seolah menyiratkan sesuatu yang sulit diterka,namun hal itu tak menutupi seberapa menawannya ia.

"Maaf ya,aku telat. Kakak udah nunggu daritadi?" Tanya gadis tersebut.

Lelaki itu hanya tersenyum manis memandang wajah gadis yang hampir setahun menjalin hubungan dengannya. Ia pun berdiri menyeimbangkan pandangan yang walau masih juga tak seimbang karena tingginya pemuda itu. Tangannya terulur mengelus lembut rambut panjang gadis itu,yang membuat gadisnya semakin menyunggingkan senyum.

"Nggak papa"

Gadis itu seolah menikmati sentuhan lembut dirambutnya oleh laki-laki yang sangat dia cintai.

"Oh ya tadi kakak bilang mau ngomong sesuatu,mau ngomong apa?"

Usapan lembut tadi lantas berhenti,bahkan senyum yang awalnya mengembang begitu jelas kini perlahan memudar. Laki-laki itu pun menurunkan tangannya dari rambut gadis itu,bahkan matanya bergerak mencari hal lain pasalnya ia tiba-tiba tak berani menatap netra indah yang sedang menatapnya begitu antusias.

Melihat perubahan ekspresi sang kekasih,gadis itu sontak mengerutkan dahi heran. Tak biasanya laki laki di depannya itu terlihat seperti ini. Biasanya dia akan selalu menampilkan senyum manis yang selalu membuat gadis itu jatuh cinta berkali-kali.

"Ca"

"Kakak kenapa?"

Laki laki itu menghela nafas berat,mencoba memberanikan diri mengutarakan maksudnya. Ia beranikan diri menatap kedua netra indah gadisnya walau bukan seperti tatapan biasanya,tatapan kali ini terlihat sedikit berbeda.

"Maafin aku ya"


"Kakak kenapa sih,tiba-tiba minta maaf. Emang kakak salah apa?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 11 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sastra DewanggaWhere stories live. Discover now