Chapter 51 : Video Chatting

88 10 0
                                    

Setelah mereka mengambil beberapa adegan, cuacanya mendadak berubah. Gu Ting Chuan dan Yi Ran berencana pergi ke pinggiran sungai. Namun, anginnya jadi lebih kencang dan langitnya mulai gerimis.

Walaupun gerimis, itu tidak memengaruhi suasana hati dari mereka yang sedang jatuh cinta. Yi Ran meminjam sebuah payung dari kru, berjalan ke pinggiran sungai dengan sepatu bots, dan melangkah ke tepian dangkal dari air sungai itu.

"Hati-hati dengan kakimu, jangan terjatuh," kata Gu Ting Chuan dengan suara rendah yang enak didengar di belakangnya. Ia memegang sebuah payung di satu tangan dan sebuah kamera di tangan lainnya.

Yi Ran bermain-main di dalam airnya sejenak dan berbalik menatapnya yang berada di tepian airnya. Saat ini, langitnya jadi lebih cerah dan hujannya sudah reda secara signifikan. Gu Ting Chuan melihatnya melalui lensa kamera, menilai warna dan komposisinya, dan menekan tombol rananya.

Selagi pria itu fokus pada Yi Ran melalui lensa kamera, ekspresinya tampak santai dan serius. Saat ia memegang kamera dengan jari kurusnya, ia memancarkan temperamen yang profesional dan tenang, bersama dengan sejejak keanggunan yang artistik. Itu membuat Yi Ran merasa agak malu-malu dan tersipu. Ia menggigit bibir bawahnya, menutup payungnya, dan menunduk di bawah payung Gu Ting Chuan untuk berdiri di sebelahnya.

Gu Ting Chuan memegangi gagang payung dengan mantap dan melihat ke bawah padanya, matanya memampilkan jejak kegirangan.

Yi Ran menengadah dan berkata, "Aku tidak melihat ladang bunga ataupun matahari terbenam yang kau sebutkan, tetapi pemandangannya masih sangat indah."

Gu Ting Chuan memperlihatkan Yi Ran layar kameranya, yang mana menampilkan gambar yang baru diambilnya. Layar kamera menunjukkan garis besar lekuk tubuh Yi Ran. Ada titik cahaya di belakangnya, membuat Yi Ran tampak putih dan anggun, sama seperti salju yang bersih. Mirip dengan lukisan cat minyak dari seorang ahli dan membangkitkan perasaan yang tak terlukiskan.

"Ya Tuhan ... memiliki seorang suami yang juga bisa mengambil gambar dengan sangat bagus, benar-benar sangat tidak adil."

Yi Ran meraih tangan pria itu, menangkap lengan pria itu dengan jarinya, sementara mereka berjalan di sepanjang jalurnya, mengobrol.

"Hari ini, aku menonton beberapa pengambilan video, dan aku merasa sangat cemas .... Dibandingkan dengan film-filmmu sebelumnya, apakah gayanya berubah? Meskipun temanya tidak begitu populer, itu bisa beresonansi dengan sangat baik pada penonton di segala tingkatan. Aku yakin, itu akan sukses."

Gu Ting Chuan mendengar pujiannya dan merasakan jejak rasa manis di dalam hatinya. Bagaimanapun juga, tidak ada orang lain yang bisa menghiburnya seperti yang dilakukan Yi Ran. Selagi ia sedang memikirkan tentang mengusap sudut mulut yang sedang memujinya itu, ponsel di dalam saku mantelnya pun mulai berdering.

Ia melirik ke bawah dan memberitahu Yi Ran. "Seorang teman. Aku akan mengangkatnya."

Dengan patuh Yi Ran berhenti berjalan dan berdiri di sana, menunggunya menjawab panggilannya. Saat itu, gerimis sore itu menyebar dibawa angin dan cabang-cabang pohon di sepanjang pinggir jalannya berayun. Merasa agak dingin, Yi Ran bersandar lebih dekat pada Gu Ting Chuan demi meminjam suhu tubuhnya agar menjaga dirinya sendiri tetap hangat.

Gu Ting Chuan hanya melingkarkan lengan yang sedang memegang payung di sekitar punggung Yi Ran dan menariknya ke dalam pelukannya. Suara dari jantung pria itu yang berdetak, bercampur dengan suara hujan di luar sana, tepat di sebelah telinganya, membuat Yi Ran merasa hangat.

Ia melamun entah siapa yang tahu untuk berapa lama, sebelum ia menyadari bahwa Gu Ting Chuan sudah menyelesaikan percakapannya di telepon. Ujung telinga Yi Ran berubah merah, tetapi, daripada berpindah, ia malah menumpuk lebih dekat ke dada kokoh pria itu dan bertanya, "Siapa itu?"

A Lifetime of Peace and Care [Terjemahan Indonesia]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora