| E P P A G E L I A | - PART 1

21 8 0
                                    

EPPAGELIA - PART 1 

San Fransisco, California, USA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

San Fransisco, California, USA. 

17:00

Nadeleine Arkhava, gadis belia berusia 17 tahun, hidup di pinggiran San Fransisco, hanya berdua dengan ibunya, Josephine Ava.  Kehidupan mereka ala kadarnya. Josephine bahkan bekerja dua shift untuk membiayai kehidupan mereka. Walau sangat melelahkan, wanita itu sangat kuat untuk putri semata wayangnya. 

Dalam kesehariannya, Nadeleine dan Josephine cukup jarang ketemu namun walau begitu mereka sangat akrab satu sama lain. Hingga dua bulan belakangan ini, Josephine mendadak berubah. Wanita itu secara tiba-tiba meminta Nadeliene untuk pindah ke New York dan tinggal bersama ayah kandungnya. Pria yang bahkan tidak pernah hadir lagi dalam kehidupan mereka sejak mengetahui jika Josephine mengandung Nadeleine.

Lalu sejak saat itu, hari-hari merekapun berubah menjadi mencengkam. Hampir setiap saat mereka akan memperdebatkan hal yang sama, seperti hari ini:

"Mom!"  Nada suara Nadeleine seketika meninggi, sarat akan pertentangan. 

"Nadie,  aku sudah tidak memiliki waktu lagi untuk berdebat denganmu. Sesuai dengan apa yang sudah aku katakan sebelumnya, kali ini kau harus menurutiku." Tegas Josephine, tak goyah sedikitpun. 

Menarik nafas panjang, Nadeleine mengurut keningnya sendiri, mendadak pusing. "Kau sungguh egois!" Katanya kemudian dengan lemas. Sambil membuang wajahnya, ia bahkan tidak mau menatap mata Josephine lagi. 

"Aku harus pergi, aku bisa terlambat jika kita terus-terusan memperpanjang percakapan ini." Ujar Josephine. 

"Bukankah ini kehidupanku? Seharusnya kau berdiskusi denganku terlebih dahulu sebelum memutuskannya," Lirih Nadeleine, masih belum puas dengan perdebatan mereka. 

Josephine membuang nafas gusar, "Maafkan aku. Tapi kali ini, tolong turuti permintaanku." Wanita paruh baya itu mulai merendahkan suaranya, berusaha membujuk Nadeleine dengan tatapannya yang memelas. 

Nadeleine mulai menatap kedua manik cokelat milik Josephine yang terlihat lelah. Entah perasaaan Nadeleine saja atau tidak, Josephine belakangan ini terlihat seperti orang sakit, wajahnya menjadi tirus dan kantung matanya sangat terlihat jelas. Membuat Nadeleine merasa sakit sendiri melihatnya. 

"Pria itu bahkan tidak pernah menginginkanku sejak awal. Kau yang paling tahu soal itu. Bukankah kau sangat membencinya?" Tanya Nadeleine yang sarat akan penekanan.

 "Bagaimana mungkin kau setega ini, Mom?" Suara Nadeleine mulai terdengar bergetar. 

Setetes air mata jatuh tepat diwajah Josephine yang mulai berkerut, namun wanita itu segera menyekanya. "Aku memang sangat membencinya. Sangat." Jawab Josephine tanpa keraguan. Air mukanya menjadi tidak terbaca, "Namun, Bagaimanapun, dia tetaplah ayahmu. Satu-satunya keluarga yang kau miliki selain aku. Setidaknya kau harus mencoba untuk mengenalnya."

EPPAGELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang