|E P P A G E L I A| - PART 5

15 3 1
                                    

EPPAGELIA - PART 5

Nadeleine berdiri dihadapan sebuah cermin besar yang berada di dalam kamarnya. Memandangi pantulan dirinya, Nadeleine sangat penasaran bagaimana bentuk sekolah yang akan dimasukinya melihat mewahnya seragam yang dikenakannya saat ini. Seragam itu sangat pas ditubuhnya hingga membuatnya curiga pada Deborah, apa mungkin wanita itu mengukur tubuhnya selagi dia tidur?

 Seragam itu sangat pas ditubuhnya hingga membuatnya curiga pada Deborah, apa mungkin wanita itu mengukur tubuhnya selagi dia tidur?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Wah, kau terlihat sangat cantik saat ini." Puji Deborah yang kini sudah berdiri tepat dibelakangnya. Dari pantulan cermin, dapat terlihat senyum sumringah di wajah wanita itu. 

"Thanks." Balas Nadeleine, mulai terbiasa dengan kehadiran Deborah. 

"Ini," Kata Deborah sambil menyodorkan sebuah ponsel keluaran terbaru. "Dari Tuan Arkha." Tambahnya. 

"Gunakan ponsel itu untuk menghubungi kami, aku sudah menyuruh orang untuk memasukan semua nomor kami ke dalam ponsel tersebut, dan kami juga sudah mencatat nomor barumu ini." Terang Deborah. 

Walaupun merasa enggan, namun Nadeleine tidak sedang ingin berdebat pagi ini sehingga dia mengambil ponsel tersebut begitu saja lalu langsung memasukkan ponsel itu ke dalam tas jinjing bernuansa senada dengan seragamnya. Cokelat.

"Aku sudah menyiapkan sarapan untukmu. Dan oh ya, Tuan Arkha berangkat menyusul Nyonya Silvia tadi malam." Ujar Deborah, sambil wanita itu mulai merapikan tempat tidur Nadeleine. 

Nadeleine tidak tahu harus merespon apa, dia hanya menganggukan kepalanya saja. 

"Mereka sangat sibuk. Sangat jarang bagi mereka untuk ada dirumah ini. Biasanya mereka bisa pulang 2-3 bulan sekali." Deborah kembali memberikan informasi yang sulit untuk ditanggapi oleh Nadeleine.

Ia tidak tau harus merespon ataupun merasa apa karena dari dulu juga Arkha tidak pernah benar-benar hadir di hidupnya. Namun satu hal yang dia tahu, ternyata hidupnya memang sudah ditakdirkan untuk sendiri. Dulu ketika tinggal dengan Josephine, dia harus membiasakan dirinya sendirian karena ibunya itu memang sangat sibuk bekerja untuk menghidupi mereka. Ternyata kinipun, ia harus kembali menyendiri. 

Tidak apa, Nadeleine. Kau sudah terbiasa. Batin Nadeleine, mengingatkan. 

***

Setelah sarapan, seseorang bernama Nigel, yang merupakan supir pribadi keluarga Windsor ditugaskan untuk mengantar Nadeleine ke sekolahnya. Sepanjang perjalanan menuju ke sekolahnya keduanya sama-sama diam. Sehingga Nadeleine tidak mengetahui banyak soal Nigel selain namanya, dan info mengenai dirinya yang merupakan adik Deborah.

Nigel memberhentikan mobilnya tepat di depan gerbang sekolah Nadeleine. Pria itu lalu keluar dari mobil lebih dulu lalu membukakan pintu mobil bagian dimana Nadeleine duduk. Diperlakukan demikian membuat perempuan itu seketika merasa kikuk. 

EPPAGELIAWhere stories live. Discover now