DELAPAN

1.1K 160 23
                                    

Taehyun membuka pintu kamarnya, sejenak ia celingukan memastikan tidak ada orang. Aman, ia pun berjalan keluar kamar, hari ini penampilan berbeda dengan hari biasanya, sepertinya ia ingin pergi keluar.

Bersyukur, ayahnya bekerja, mamanya pergi keluar entah belanja atau pamer bersama teman-temannya yang gemar bersosialita, dan Seulgi pun sama, ia pergi bersama teman sekolahnya.

Taehyun berjalan menuruni tangga, maniknya mengedar mencari bibi Riz, ia pun pergi ke dapur. Maniknya berbinar kala menemukan seseorang yang ia cari.

"Bi." Panggil Taehyun.

Bibi Riz menoleh, ia terpana akan penampilan Taehyun saat ini. Pemuda itu mengenakan kemeja putih, ditengahnya dipakaikan rompi rajut berwarna hitam terdapat corak garis putih disana, dan celana jeans longgar berwarna biru langit untuk bawahnya. Rambutnya ditata sederhana, ada beberapa helai menutupi dahinya.

"Kamu mau kemana?" Tanya bibi Riz setelah selesai mengagumi pesona Taehyun.

Taehyun tersenyum, "aku mau main sama temen, boleh ya bi? Taehyun inget kok tempatnya."

Bibi Riz mengernyit, "tempat? Emang dimana tempatnya? Bukan dirumah dong?"

"Markas Black Moon."

Mendengarnya bibi Riz semakin mengkerut. Markas? Bukankah itu adalah tempat sekelompok orang yang suka berkumpul? Bukan bersama sanak saudara maupun keluarga, tapi seperti sekumpulan orang yang suka nongkrong, gang motor, dan sekelompok orang yang suka melakukan hal buruk. Atau bahkan lebih parahnya gangster.

Taehyun bingung kala bibi Riz hanya diam, ia yakin pasti wanita itu tengah berpikir buruk mengenai tempat yang Taehyun sebutkan.

"Bibi gak usah khawatir, mereka baik kok. Mereka juga hangat sama Taehyun," ujar Taehyun meyakinkan.

Bibi Riz menghela napas, ia berusaha membuang jauh-jauh pikiran negatifnya. Lagi pula, Taehyun itu tidak pernah berbohong, dan ia juga tak tega untuk melarangnya kala mendapati tatapan penuh harap dari Taehyun, sepertinya pemuda itu memang benar-benar ingin keluar bermain bersama teman barunya.

"Yaudah, tapi jangan sore-sore, nanti ayah curiga loh kamu gak ada di rumah, oke?" Peringat bibi Riz.

Karena ia tahu, tuan Kang sama sekali tak memperbolehkan Taehyun keluar, entah apa alasannya, sudah dari umur lima tahun Taehyun selalu dikurung dirumah. Jika Taehyun tertangkap keluar rumah tanpa izin, maka sang ayah akan menyewa bodyguard untuk menjaganya agar tetap dirumah.

Dan hari ini, Taehyun sudah mantap untuk nekat. Lagi pula, sekali-kali jadi anak nakal tidak apa-apakan?

Senyum Taehyun semakin mengembang, ia mengangkat jempolnya seraya mengangguk kegirangan, "oke!"

Bibi Riz turut tersenyum, "minta dianter pak Han ya?"

"Siap!"

***

Sampai, Taehyun turun dari motor matic pak Han, ia meraih seplastik besar berisi banyak camilan yang disodorkan oleh pak Han. Tadi saat ditengah jalan, Taehyun menyempatkan diri untuk membeli beberapa camilan di supermarket, rasanya tak enak jika datang dengan tangan kosong, jadi banyak snack-snack ringan untuk mereka.

"Pak Han makasih ya." Ucap Taehyun.

Pak Han tersebut, maniknya menyipit membentuk sabit, ciri khas pak Han sekali, "iya sama-sama. Kamu baik-baik ya? Yang akur sama temennya."

"Pak Han ngomong gitu kaya aku masih kecil aja." Sungut Taehyun.

Pak Han tertawa, "biar badan kamu udah gede, tapi bagi pak Han kamu itu masih kecil, masih Tyunie."

TYUNIE! -BeomtaeWhere stories live. Discover now