06

535 60 2
                                    

Dua orang pria di ruangan yang dipenuhi api terdengar ribuan kali berdecak. Keduanya sedang mendinginkan badan dengan secarik kertas yang ditemukannya.
Sampai pada akhirnya Yoongi memicingkan netra, menerka - nerka sesuatu yang tengah bergerak - gerak di pojokan.

"Choi Yeonjun?" gumam Yoongi. Memastikan bahwa itu remaja yang ditemuinya siang tadi.

Yeonjun sedang membereskan tumpukan bukunya, sesekali sudut matanya memperlihatkan kalau dia sedang memperhatikan Yoongi.

Namjoon menoleh, mengikuti kemana arah netra Yoongi. "Siapa itu?"

"Yeonjun. Ingat kan?" Namjoon mengangguk, "kenapa dia dekil sekali ya?" tanya Yoongi melanjutkan, Namjoon mengedikkan bahu tanda tidak tahu.

Di seberang api, Yeonjun berkacak pinggang sambil memperhatikan Yoongi dan Namjoon.
Parasnya memasang raut menyebalkan sebelum dia melompati api sambil tergelak, berjongkok polos di depan Yoongi tanpa mengurangi keramahannya.

Yoongi menghela napas, mengalihkan pandangan dari wajah Yeonjun yang dirasa terlalu dekat. "Sinting," gumamnya.

.
.
.
.

Setelah bebas dari sesi latihan gila Taehyung. Akhirnya Jimin sampai di lokasi tempat dia harus menyelamatkan Yoongi. Maniknya terbelalak tatkala mendapati bangunan tua tak lengkap itu berasap, Jimin melipat kedua tangannya di dada, bersandar pada salah satu tihang penyangga bangunan sambil sesekali menguap.

Lengan baju yang sejatinya milik Taehyung itu digulung sampai siku, lantas memasukan sepergelangan tangannya ke dalam saku celana.

"Oyyy!" teriak seseorang dari atas. Bukan Yoongi, bukan Namjoon.

Itu Yeonjun, berteriak dari salah satu lantai yang tak berdinding. Menyembulkan kepalanya sambil mengikatkan tali pada salah satu tihang.
Jimin memperlihatkan dirinya, memperhatikan remaja yang sedang sumringah itu dengan sedikit heran.

"Cepat ikan badanmu," pinta Yeonjun pada Yoongi dan Namjoon yang langsung ditanggapi geli oleh keduanya, "kenapa? Ini milikku, tenang saja. Tidak akan putus tengah - tengah."

"Apa yang kau maksud itu? Geli sekali kami harus saling memeluk!" ujar Namjoon, satu - satunya pria yang dikenal anti homo. Sama seperti Yoongi, lurus dan mapan. Tapi, sesungguhnya Namjoon itu masih bujangan. Setengah hidupnya, sudah ia korbankan untuk belajar dan bekerja.

"Saya saja duluan. Kamu terlalu pengecut dan otak dengkul," celetuk Yoongi. Mengikatkan tali kuat - kuat ke area dada dan perut.

Di bawah sana, Jimin sedang mengunyah apel yang dia curi dari meja ruang tamu Taehyung. Berkacak pinggang sambil memperhatikan sosok Yoongi yang turun perlahan - lahan, tepat di atasnya.

"Waduh! Ikatannya kurang kuat!" teriak Yoongi. Dia berusaha kembali ke atas, namun Yeonjun yang memiliki pemikiran simpang siur itu lantas mempercepat laju. Berusaha mendaratkan Yoongi ke atas tanah tanpa terluka.

Yoongi yang sebagian energinya sudah terbakar api, lantas melepaskan satu tangannya dari tali, memperhatikan paras Jimin yang sesekali tertutup sepatunya. Dia mendongak. Alih - alih mencari tangga, Jimin justru perhatikan Namjoon di atas gedung bersama Yeonjun, sedang mengguncang tali tersebut supaya Yoongi cepat turun.

"Heh, tarik talinya anjing!" teriak Yoongi. Menggeliat layaknya cacing kepanasan sembari menatap tajam ke arah Namjoon.

"Eh!"

"AWAS!"

Beberapa detik yang lalu, Jimin meringis sembari memegangi pinggangnya. Berdecih sambil berusaha menyingkirkan Yoongi dari atas tubuhnya. Ya, Yoongi jatuh tepat ke atas tubuh Jimin. Bahkan Jimin bisa merasakan kalau tulang punggungnya mungkin saja berpindah ke lutut.

New Mommy For My Son || Yoonmin[END✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang