《2》

3.9K 512 97
                                    

Mohon koreksi bila ada kesalahan kata, kalimat, typo dan lain sebagainya. Terimakasih

~Happy Reading♡~

Siswa-siswi berlarian menuju lapangan sekolah untuk melihat tim cheerleaders yang akan tampil dipertandingan nanti. Beberapa murid bersorak ria menyemangati tim cheerleaders, khususnya kaum laki-laki.

"Ada apa sih rame banget?" tanya Bagaskara saat melewati lapangan.

"Cecill cs lagi latihan," jawab Samuel.

"Yaelah, kirain hal penting," balas Bagas seraya memutar bola matanya malas.

Ketika Alka, Bagas, dan Samuel akan melangkahkan kakinya meninggalkan lapangan, seorang gadis menghentikannya dan tersenyum manis kepada ketiganya, terutama Alka.

"Lo mau kemana? Gak lihat gue latihan?" tanya Cecillia dengan nada bicara sok lembut.

Alka memalingkan pandangannya kelain arah, ia risih jika harus berurusan dengan cewek yang seperti itu. Padahal, Alka tidak pernah merespon Cecillia sekalipun, namun entah kenapa Cecillia selalu mencari perhatiannya.

"Ngapain? Buang-buang waktu," celetuk Samuel dan ketiganya pergi meninggalkan Cecill yang sedang menggerutu.

Disisi lain Leanna duduk seorang diri di taman sekolah, ia memikirkan segala macam hal yang terjadi di sekolah ini. Leanna tidak henti-henti penasaran tentang sekolahnya. Mengapa ia harus bersekolah disini? Sekolah problematic yang penuh rahasia.

Orang di luar sana tidak ada satupun yang mengetahui kejadian-kejadian mengerikan di sekolah ini. Maka dari itu, mereka menilai sekolah ini dengan sangat baik, terutama untuk para orang tua. Padahal, beberapa murid merasa terkurung dan tertekan berada di sekolah tersebut.

Namun, mereka yang bersekolah disana saling menyemangati satu sama lain. Mereka menganggap teman-temannya adalah rumah keduanya. Yang biasanya bercerita tentang sekolahnya kepada orang tua, kali ini mereka harus memendamnya dan hanya bercerita kepada teman-temannya saja.

"Lea?" panggil seseorang yang baru saja datang dan duduk di sampingnya.

"Hm?" Leanna terkejut ditengah lamunannya.

"Ada apa?" tanya Alka. Leanna menatap Alka sesaat, kemudian memalingkan wajahnya.

"Gue gak bawa hp kok," bisik Alka.

Leanna melihat keadaan sekitar untuk memastikan tidak ada orang lain di sekitarnya, kemudian ia berdeham dan memulai berbicara dengan nada yang sangat pelan.

"Waktu gue ke perpus kemarin, gue nemu buku kecil, tipis, dan polos. Cuman ada satu huruf per lembarnya. Gue gak tahu itu buku apa."

"Emang sih gue berlebihan mikirnya, tapi gue masih penasaran sama buku itu. Gue coba susun huruf-hurufnya tapi gak nemu jawabannya," sambung Leanna.

"Aneh, tapi gak mungkin gak ada jawabannya," balas Alka.

"Lo inget apa aja huruf yang ada dibuku itu?" tanya Alka.

"Gue lupa, tapi sekarang Rheya lagi nulis huruf-huruf yang ada dibuku itu."

○●○

Rheya memberikan selembar kertas yang berisi huruf acak. Sekarang ia telah bersama keempat temannya di rooftop tanpa membawa alat komunikasi. Mereka hanya menyediakan kertas dan pulpen yang wajib dibawa kemanapun.

"Yang bikin buku itu ngabisin kertas aja, isinya cuman satu huruf," gerutu Bagas.

"Nyusahin pula," lajutnya.

CONFIDENTIAL {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang