Jungwon yang biasanya langsung masuk ke dalam rumah, kini harus menunggu Heeseung memarkirkan mobilnya atas permintaan kakaknya. Jantungnya berdegup tak karuan mengingat kakaknya sudah pasti serius dengan ucapannya, yaitu akan mengadukan hal ini kepada Daddynya.
"Pegang ini," Heeseung melempar seragam milik Jungwon yang sudah kotor. Setelahnya ia menyeret dengan kasar pergelangan tangan adiknya, menuntut anak itu untuk mengikuti langkah kakinya yang membuat Jungwon sedikit kesulitan untuk menyamainya.
Sebelum tiba di ruang tamu dimana Seungcheol berada, Heeseung lebih dulu menghentikan pergerakan kakinya. Mendorong tubuh Jungwon, mengisyaratkan supaya dia berjalan ke ruang tamu sendirian. "Berikan seragam itu pada Daddy."
"Apa? K-kenapa memangnya?" Panik, ia pura-pura tidak menyadarinya. Haruskah ini diberitahukan pada kakak dan Daddynya?!
"Kau tahu kesalahanmu bukan? Daddy harus tau apa yang sudah kau lakukan," ucapnya dingin sambil menunjuk-nunjuk bahu Jungwon dengan telunjuknya. Setelah itu, Heeseung pergi ke dapur untuk mengambil segelas air karena mendadak ia merasa haus.
Jungwon masih bergeming di tempatnya sambil meremas seragam kotor yang ada di tangannya. Perasaan takut mulai memenuhi hatinya, takut akan pukulan atau bentakan yang bisa saja mereka berikan secara tak terduga.
Kakinya melangkah menuju tempat dimana Daddy dan kakak satunya berada. Semakin dekat, maka semakin pelan pula langkah Jungwon supaya tidak menghasilkan suara. Ia berdiri di samping kursi yang diduduki Seungcheol. Pria itu masih menghabiskan waktu istirahatnya dengan mengerjakan pekerjaannya.
"Uhm...."
Belum juga mengatakan sepatah kata, baik Jay maupun Seungcheol sudah menatap ke arah Jungwon yang seperti orang ketakutan.
"Sejak kapan kau pulang? Kenapa kau memakai hoodie?" Jay melihat keanehan pada adiknya, pasalnya anak itu terlihat menggunakan hoodie tanpa dalaman. Lalu fokusnya berpindah ke arah tangan Jungwon.
Matanya Seungcheol menatap benda yang dipegang oleh bungsunya, seperti sedang berusaha untuk disembunyikan dengan tangan kecilnya, "Apa itu?"
"I-ini... Umm...," Secara tak sadar Jungwon memundurkan langkahnya. Tangannya kembali meremat seragam yang ia bawa.
Matanya membelalak saat seragam itu direbut oleh Jay. Kakak keduanya itu membuka seragam milik Jungwon dan melihat keadaannya yang seperti sudah tak layak pakai. Mata tajamnya menatap Jungwon meminta penjelasan, "Kau tidak ingin menjelaskan ini, Jung?"
Seungcheol yang penasaran pun merebut kain yang ada di tangan Jay.
"Kelakuan putramu, Dad," celetuk Heeseung saat mengetahui Daddynya sedang menatap seragam Jungwon.
Betapa terkejutnya Seungcheol ketika melihat hampir seluruh bagian depan seragam milik Jungwon penuh dengan noda berwarna merah pekat dan cokelat. "Kenapa bajumu kotor seperti ini?"
Hidungnya mengendus kain itu guna mengenali bau yang ada disana. "Bukankah ini kuah mie? Dan... Apa?" Setelah diingat-ingat, memang bau menyengat ini seperti kuah mie, namun sudah tercampur cairan lain semacam kopi. "Warnanya sangat merah, pasti sangat pedas kan?" Sindir Seungcheol.
Jungwon perlahan menurunkan pandangannya, berusaha menghindari pandangan menusuk kedua kakaknya serta Daddynya. "A-aku tidak memakannya! Aku tidak... Eum... Sedikit," suaranya mengecil di akhir kalimat, tidak ada yang mendengarnya.
"Kau berbohong," Dengan mudahnya Heeseung mengucapkan dua kata tersebut.
Jay yang kesal bukan main menarik tangan Jungwon, melempar anak itu ke single sofa, memaksanya untuk duduk seperti sedang diintrogasi. "Jangan berbohong, Jungwon! Ini bukan hal sepele. Aku tidak suka pada seorang pembohong, paham?"

YOU ARE READING
UNFORGIVEN [Jungwon × Jay × Heeseung]
FanfictionJungwon, anak dengan keluarganya yang protektif, dan tak segan untuk melakukan kekerasan jika ia sudah melewati batas. Ia juga kerap kali mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari teman-temannya yang membuatnya terkadang bersikap kasar. "Apa kau se...