Chapter 7.

1.1K 123 2
                                    

Sudah seminggu ini langit sangat tidak ramah karena hujan terus membasahi bumi. Bahkan kemarin sempat terjadi badai sehingga beberapa dokter dan perawat kesulitan untuk berangkat. Bahkan untuk pulang pun juga sulit. Ditambah IGD hari itu sedang penuh dengan pasien yang membutuhkan penanganan darurat.

Oniel sudah hampir 3 hari ini belum pulang. Lyn saat itu juga tidak bisa bertugas karena sakit demam akibat memaksakan pulang saat hujan-hujanan. Namun Oniel tidak sendirian, dirinya dibantu oleh beberapa dokter pendamping termasuk Marsha. Marsha ikut membantu Oniel karena memang inisiatifnya saat tau bagian IGD kekurangan dokter. Saat ini Marsha sedang membantu Oniel menangani salah satu pasien yang kecelakaan mobil karena licinnya jalan akibat hujan. Marsha melakukan CT untuk pemeriksaan kepada pasien tersebut.

Di tempat lain, Kathrina, yaitu teman Marsha sedang berada di area perawat memainkan pulpen ditangannya. Wajahnya terlihat sangat masam dan terlihat kesal. Kathrina menjadi dokter pendamping di salah satu bagian spesialis Obgyn (Obsterti dan Ginekologi) atau bisa disebut dokter spesialis bagian kandungan. Dirinya menbantu salah seorang dokter yang sangat terkenal akan sifat yang dingin melebihi Azizi yaitu Gita. Dokter tersebut mendapat julukan dokter kulkas dari beberapa dokter dan perawat.

Lia, salah satu perawat yang bekerja di bagian spesialis kandungan itu menatap Kathrina. Dirinya kemudian menghampiri gadis tersebut dan duduk di kursi sebelahnya.

"Kamu kenapa?", tanya Lia.

"Hm? Gapapa...", jawab Kathrina dengan mulutnya yang sedikit manyun.

"Aku tau, pasti dokter Gita", ucapnya sambil tersenyum. Kathrina menatap Lia. Dirinya menghela nafas kasar lalu mengangguk. Untuk apa juga berbohong jika Lia sudah bisa menebak apa yang membuat dirinya bete.

"Aku gasuka sifatnya dokter Gita. Dingin banget depan aku. Padahal udah beberapa hari ini aku bantu terus"

"Emangnya kamu abis ngapain?"

"Aku ajakin makan siang kemarin setelah jadwal prakteknya malah dikacangin, pake segala ditinggalin pula", rengek Kathrina.

Mendengar hal itu, Lia hanya terkekeh melihat tingkah Kathrina yang seperti anak kecil. Sebenarnya sifat seperti itu sudah biasa bagi para perawat di bagian spesialis kandungan. Bukan hal yang mengejutkan juga lagi pula. Namun wajar untuk Kathrina. Kathrina baru bergabung dan belum kenal lama dengan Gita. Jadinya Kathrina sudah menilai jelek ke Gita.


Flashback.

"Ini sudah semua?", tanya Gita ke salah satu perawat.

"Sudah semua dok, tadi pasien terakhir"

"Ok"

Gita kemudian mematikan komputernya lalu bersiap meninggalkan ruang prakteknya. Kathrina saat itu berada di belakang Gita. Gadis itu sangat menyukai sosok Gita. Gita sangat pintar dan cantik. Sangat wajar sosok Gita menjadi seorang dokter. Namun ada satu sifat yang membuat Kathrina kadang menjadi kesal terhadapnya. Yaitu sifat dinginnya.

"Hm, dok..."

"Kenapa?", tanya Gita tanpa memperhatikan Kathrina yang sedang berbicara di belakangnya.

"M-mau makan siang bareng gak? Kebetulan di kan-"

"Suster, nanti untuk dokumen pasien yang akan mau melahirkan lusa nanti segera kirimkan ke saya"

"Baik dok"

Gita kemudian segera meninggalkan ruangan dan tidak menjawab pertanyaan dari Kathrina. Kathrina memanyunkan bibirnya. Ingin sekali Kathrina berteriak kasar kepada Gita, namun gadis itu sadar akan posisinya. Tidak mungkin melakukan hal bodoh seperti itu kepada seniornya.

BetweenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang