Bab.53

68 13 2
                                    

Philen mengesampingkan pemikirannya tentang Leila untuk saat ini dan memikirkan apa yang harus dilakukan dengan persiapan lainnya.

“Bawa Baroness Wizard ke sini.  Saya membutuhkan bantuannya.”

"Ya."

Kepala pelayan, yang dalam hati khawatir bahwa dia mungkin meminta bantuan Cecily, dengan tenang menerimanya.

“Bagaimana persiapan pernikahannya?”

“Countess Thebesa terus mengurusnya.  Tetapi…"

Kepala pelayan mempelajari wajah Philen dan bertanya dengan hati-hati.

“Nona Muda Leila tidak ada di sini, saya tidak tahu apakah kita dapat melanjutkan mempersiapkan pernikahan…”

"Itu bukan urusanmu."

Dan tidak perlu khawatir.  Karena Leila akan kembali.

Philen memberi isyarat kepadanya untuk pergi.

Kepala pelayan, yang dengan sopan membungkuk padanya, keluar dan terkejut menemukan Cecily berdiri bersandar di dinding.

"Yo, Nona Muda?"

"Apa yang membuatmu begitu terkejut?"

Cecily tersenyum dan memiringkan kepalanya.

Rambut pirang cerahnya bergoyang lembut.

"Ini seperti melihat hantu."

“Sejak kapan kamu di sini…”

“Kenapa aku harus memberitahumu itu?”

Ketika Cecily berbicara secara informal tanpa ragu-ragu, para petugas yang berdiri di sekitar memandanginya dengan kesal.

Leila, putri bangsawan dan tunangan resmi Philen, biasa berbicara dengan sopan dan hormat kepada kepala pelayan.

Itu adalah pengobatan untuk sesepuh yang telah melayani Duke of Williot sejak pendahulunya.

Namun, berbicara secara informal ketika dia hanya seorang simpanan?  Mereka tidak menyukainya.

Kepala pelayan tua itu tidak mengatakan apa-apa.  Dia menundukkan kepalanya dan bertanya.

"Haruskah aku melaporkan kedatanganmu ke Duke?"

"TIDAK."

Cecily mengangkat tubuhnya yang bersandar, ditopang oleh maid eksklusifnya.

"Kamu tidak perlu melakukannya."

Cecily berbalik dan melirik ke ruangan tempat Philen berada.

Tatapannya cukup tajam.  Ekspresinya berbisa.

Seolah-olah dia telah mendengar sesuatu yang tidak ingin dia dengar.

*****

"Semua perjamuan harus dihapuskan."

Baron Delrond, yang kembali setelah setengah hari, duduk di kursi dan bergumam seolah dia sedang sekarat.

"Saya tidak tahu mengapa orang terus membuang uang untuk sesuatu yang tidak berarti."

Mendengar kata-katanya yang kasar, dia pasti sangat lelah.

Yah, dia tidak bisa pulang selama dua hari dan dia bekerja sepanjang malam, jadi tentu saja dia lelah.

Sebagai buktinya, lingkaran hitam di bawah mata Baron Delrond semakin tebal.

Merasa kasihan pada Baron Delrond, saya mengambil beberapa dokumen yang dibawanya.

Don't Pick Up the Trash Once Thrown AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang