Chapter 49 : Olympus Fall

305 27 268
                                    

Istana Negara, Jakarta, Republik Indonesia.

2 April 1640.

1000

Presiden Sakura nampak minum kopi yang baru dicurahkan oleh asistennya, Misae, dan menatap Presiden Jorge Adam yang memasang wajah masam.

"Jadi, pak Jorge, bisa ceritakan secara rinci bagaimana Bumi bisa jatuh?" Tanya Sakura sambil meletakkan cangkir kopinya.

"Semuanya terjadi begitu cepat, Sakura, aku bahkan tidak menyangka semua hal itu akan terjadi, namun aku akan menceritakan semuanya agar kalian tahu dan dapat mempersiapkan diri kita serta dunia ini untuk Peperangan dari segala peperangan." Ujar Jorge dengan serius.

Sakura menganggukkan kepalanya, itu juga syarat untuk Misae agar mulai mencatat semua kata Jorge dan para Agen BIN beserta para ESP mereka yang di ruangan sebelah mulai merekam pembicaraan tersebut.

"Awalnya, semuanya berjalan sangat lancar. Kami berperang dengan Koalisi Kanada-Prancis-China-Soviet dan berperang di banyak Front, namun kami berhasil memenangkan perang tersebut yang kami panggil Year of Shame, Kekaisaran Jepang yang mengurus simpatisan Soviet di Asia dan Cina." Ucap Jorge memulai mengenang kejadian-kejadian beberapa tahun lalu.

"Namun pertempuran dengan Prancis belum berakhir, pecinta Baguette itu benar-benar sangat keras kepala dan dua kali kami melakukan invasi dari Marseille selalu berhasil dipukul mundur, di momen inilah semuanya berubah dari buruk, menjadi Neraka." Jorge mengepalkan kedua tangannya.

"Ark Royal, Baseplate, Ashigara dan Lyon mendeteksi ribuan benda asing mendekat ke bumi setelah dimuntahkan oleh semacam portal raksasa yang muncul, ribuan benda asing tersebut adalah Unit Pendaratan HIVE Nod... Presiden Sakura, yang kami hadapi bukan seperti dulu yang hanya satu atau dua HIVE Landing, namun ribuan. Pada saat itu juga, aku langsung menghubungi Permaisuri Richelieu dan Permaisuri Adachi untuk melaksanakan gencatan senjata dan balik melawan Nodian."

"Mereka semua setuju dan langsung meluncurkan segala basis pertahanan Luar Angkasa yang kami punya, jet luar angkasa, kapal luar angkasa, Nuklir, Railgun, semuanya kami kerahkan untuk menghadang semua Landing Unit itu, namun masih ada ratusan HIVE yang berhasil menerobos paksa jaringan pertahanan Bumi dan mulai mendarat di Permukaan."

"Yang pertama terkena serangan tersebut adalah Jepang, kami kehilangan kontak dengan mereka seminggu setelah pendaratan, lalu dua hari setelah mendarat di Jepang, ratusan HIVE Landing Unit mendarat di seluruh dataran Eropa, membuat mereka jatuh dalam hitungan minggu, terakhir aku dengar, sisa-sisa pasukan Kekaisaran Prancis dan Liga Eropa saat ini bertahan di balik sungai Rhein dan kabar terakhirnya, Permaisuri Richelieu memberi lampu hijau untuk meluncurkan semua Nuklir yang Prancis punya kearah seluruh dataran Eropa yang sudah jatuh."

Sakura mendengar dengan khidmat dan mengelus tangannya sendiri, hal yang dapat Jorge lihat dengan jelas, itu adalah kebiasaan dari Wijaya saat gugup, selalu mengelus tangan atau jenggot nya sendiri.

Jorge melanjutkan kisahnya. "Lalu akhirnya Ark Royal memasuki Orbit Bumi secara paksa karena mesin pendorong dan anti gravitasi mereka mati akibat sabotase Nod, kami terpaksa harus meluncurkan beberapa nuklir dan menembakkan Railgun Tempest kepada Ark Royal, secara resmi membunuh semua staf perwira tinggi Angkatan Angkasa AS, kalau kami tidak melakukan itu, mereka akan tetap mati dan membawa Negara Bagian Ohio bersama mereka ke neraka, kami tidak ada pilihan lain.

Saat negara-negara lain sudah berjatuhan dan melakukan perlawanan secara gerilya, Amerika menjadi Benteng Harapan terakhir untuk Umat Manusia.... Tugas yang seharusnya dilakukan kalian Indonesia, berubah menjadi tugas kami, itu adalah salah satu hal yang paling berat untuk kami lakukan, namun kami melakukannya pada akhirnya... Namun itu semua sia-sia, setelah dua bulan Perang Kedua Nodian dimulai, kami mendeteksi sekitar 7.000 lebih HIVE Landing Unit menuju ke Amerika Serikat, kami segera melakukan evakuasi menuju ke tempat yang aman, Australia. Aku mengingat betul pada malam itu, teriakan dari lautan manusia memekakkan telingaku, dentuman artileri dan mesin jet rasanya membuat seolah-olah kepalaku semakin ingin pecah. Pada tanggal 4 Juli 2048.... Amerika Serikat runtuh dan aku beserta anggota kabinet yang masih hidup melarikan diri menggunakan USS Missouri, sekarang, semuanya hanyalah sejarah." Ujar Jorge menyelesaikan penjelasannya dengan tangan yang mengepal.

Summoning GarudaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora