6. Sisi Lain Dimas (18+)

14K 127 0
                                    

Hari ini, kegiatan persekolahan berjalan seperti biasa. Kegiatan edukasi seksual yang dicetus oleh Bu Mawar pun masih terus berjalan rutin. Tidak tahu, apakah ada hasilnya dari kegiatan itu.Namun pagi ini, saat jam istirahat terlihat Ine dari jauh berlari-lari menuju meja kantin dimana Cindy dan Rini duduk dan tengah menikmati semangkuk bakso. 

Braakkkkkk

Ine menggebrak meja membuat Cindy dan Ine reflek terkejut. Untung saja tidak ikut mengejutkan yang lain. 

"Guys kalian mau tau ga?" ucapnya sambil mengatur napas karena kelelahan berlari. "Si Albert sama Nisa ketangkep lagi nganu-nganu di toilet belakang" sambungnya sambil melotot. Biji matanya seperti mau keluar.

"WHAAAATTTTTT...????" Cindy dan Rini kompak bereaksi yang sama. Mereka tak kalah terkejutnya sama seperti Ine.

"Sumpah. Pak Wisnu dan Pak Damar yang nge-gap. Kata Nora, mereka bolos pelajaran pak Wisnu. Kayanya emang udah dicurigain lama sih. Lagi rame disana tuh" jawab Ine sambil menuangkan air mineral ke gelas dan menenggak habis isinya. 

Cindy dan Rini saling bertatapan. Mereka tidak percaya dengan apa yang barusan mereka dengar. Tapi sepertinya berita itu cepat menyebar. Kantin yang tadinya damai langsung heboh oleh berita serupa. Albert memang terkenal sebagai playboy sekolah. Berita dia sering ngewe dengan pacar-pacarnya pun sebenarnya sudah jadi konsumsi publik. Namun, sepertinya hari ini hari apesnya. Pak Wisnu pula yang nge-gap. Guru matematika yang terkenal sangat killer

Toilet belakang tempat peristiwa penggrebekan itu terjadi juga terkenal sebagai tempat mesum para siswa. Namun, tempat itu sudah disegel dan di palang oleh papan agar siswa tidak bisa masuk ke sana. Tapi, banyak jalan menuju roma wkwkw. Mereka tetap menemukan celah untuk bisa kesana. 

***

Cindy sedang berdiri didepan cermin sambil memperhatikan penampilannya. Ia menggunakan atasan crop top polos berwarna sage dengan kancing depan dan celana jeans hight waist berwarna putih. Karena posturnya yang ideal membuat Cindy terlihat cocok pakai model baju apa saja. Rambutnya yang sepanjang bahu dan sedikit bergelombang, Ia gerai lurus saja. Sambil memoleskan lip tint berwarna nude, Cindy tersenyum puas dengan penampilannya saat ini. 

Malam ini, Ia akan pergi nge-date dengan Dimas. Yap, first date. Padahal mereka sudah satu bulan berpacaran. Cindy sangat excited saat Dimas mengajaknya untuk pergi nonton bioskop. Oleh karena itu Ia berdandan maksimal malam ini. Tiba-tiba ponselnya bergetar dan menampilkan pesan dari kekasihnya, Dimas. 

"Gue di depan" isi pesan singkat itu membuat Cindy langsung buru-buru mengambil sepatu kets berwarna putih dan memakainya kemudian bergerak turun menemui Dimas.

Dimas sedang bertengger di atas motor matic-nya. Menggunakan kaus polos berwarna navy dan celana jeans hitam. Ah gantengnya pacarku, batin Cindy. Ia langsung mengenakan helm dan duduk di boncengan. Motor pun langsung meluncur ke mall  tujuan.

"Tau berita si Albert tadi ga?" tanya Dimas sedikit berteriak sambil tetap fokus menyetir. 

"Tau. Denger-denger sih ortunya mau dipanggil dan mereka di skors satu minggu" jawab Cindy mendekatkan kepalanya ke telinga Dimas agar Dimas bisa mendengar ucapannya. 

"Gilaa, berani-beraninya kaya gitu disekolah, kaya ga ada tempat lainnya" sahut Dimas. 

Sesampainya di mall, mereka langsung menuju lift yang bergerak menuju lantai paling atas. Cindy tampak kikuk karena memang ini pertama kalinya Ia pergi jalan dengan Dimas. Sesampainya di bioskop, Dimas langsung pergi mencetak struk tiket yang sebelumnya sudah Ia beli online dan membeli popcorn paket couple. Film dimulai 15 menit setelah mereka memasuki studio. Mereka menonton film bergenre thriller. Cindy yang memutuskan judul film ini karena Ia memang penyuka genre film-film seperti ini. 

Lima belas menit film berlangsung, Cindy yang fokus menonton dan mengunyah berondong jagung terkejut saat tangannya tiba-tiba ditarik oleh Dimas. Dimas menoleh ke arahnya sesaat dan tersenyum. Cindy balas tersenyum tipis. Jantungnya berdebar kencang saat Dimas menggenggam tangannya erat. 

Tiba-tiba Dimas mengubah posisi tangannya merangkul leher Cindy dari belakang. Meski agak sedikit terkejut Cindy tak menolak. Ia menyandarkan kepalanya ke dada bidang Dimas. Dimas pun bisa menghirup aroma shampoo Cindy yang beraroma stroberi. Tangannya mengelus-elus rambut Cindy yang jujur, membuat Cindy jadi sedikit mengantuk. 

Setengah film berjalan, Cindy makin kaget saat tiba-tiba tangan Dimas yang merangkulnya bertengger di buah dadanya. Merasakan Cindy tak bereaksi, Dimas mulai mengelus-elus bagian luar payudaranya. Cindy merasakan hal aneh. Darahnya berdesir, jantungnya apalagi. Namun, Ia masih tak bereaksi. Tubuhnya seperti kaku dan pikirannya melayang. Belum hilang rasa kagetnya dengan kejadian ciuman minggu lalu, Cindy makin tak habis pikir dengan tindakan pacarnya sekarang. 

Pelan-pelan, tangan Dimas merangkak masuk ke dalam lewat atas baju Cindy. Bajunya dengan kerah yang lebar menampakkan leher mulusnya memudahkan tangan Dimas untuk masuk. Cindy menelan ludah. Napasnya semakin cepat. Ada suara yang berusaha Ia tahan agar tidak keluar. Dadanya naik turun karena deruan napasnya. Tibalah tangan itu didalam. Menangkup satu buah dadanya. Dingin. 

Dimas menggenggam tangan Cindy dengan satu tangannya lagi. Cindy meremas tangan Dimas. Ia berdehem untuk menyamarkan suara desahan yang hampir keluar. Dimas menoleh dengan senyum miring. Tangannya mulai meremas pelan payudara kanan Cindy. Cindy memejamkan matanya. Mulutnya sedikit terbuka. Dimas yang melihat itu merasakan nafsu yang menggebu-gebu dalam dirinya. Untung saja mereka duduk di seat paling atas sehingga tidak ada yang memperhatikan. 

"Mmmhhh..." desahan pelan keluar dari mulut Cindy yang tak mampu Ia tahan. 

Dimas yang mendengar itu semakin bersemangat memainkan payudaranya. Selain meremas, Ia mulai memainkan putingnya yang sudah tegang sejak tadi. Dimas memilin-milin putingnya dengan jarinya, membuat Cindy tidak tenang dengan posisi duduknya saat ini. Ia menggeliat beberapa kali karena perbuatan Dimas yang Ia rasa itu, "enak". 

Namun, kegiatan mereka harus terhenti sesaat sebelum lampu bioskop menyala karena film yang bahkan mereka tidak tonton sudah selesai. Cindy melipir kekamar mandi untuk buang air kecil dan mencuci tangan. Di cermin Ia menatap dirinya mengingat kejadian di dalam tadi. Ia tak habis pikir dengan apa yang dilakukan Dimas. Namun, tak menampik Cindy seperti menikmatinya. Cindy menggeleng-gelengkan kepalanya menepis pikirannya dan berjalan keluar menuju Dimas yang menunggunya di luar. 

Sepanjang perjalanan keluar, Dimas dan Cindy diam seribu bahasa. Mereka berdua disibukkan dengan pikiran masing-masing. Dimas yang berpikir untuk melakukannya "lagi" dan menginginkan lebih. Sedangkan Cindy masih tidak menyangka ternyata pacarnya yang terkenal pendiam dan kutu buku seperti ini. Ia melihat sisi lain Dimas yang tidak diketahui siapa pun. 


My Dirty BoyfriendWhere stories live. Discover now