IMPERFECT PART 9

15 7 0
                                    


Setelah menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku, Aylina kini berada di tepi lapangan sembari memandangi teriknya matahari di siang ini. Sial sekali kelas Aylina mendapat jadwal olahraga di jam sehabis istirahat dimana matahari sedang gencar-gencarnya membagikan kehangatan yang lebih berkesan menyiksa bagi kelas 11 IPA 1 ini.

Aylina bahkan sudah beberapa kali mengelap peluh yang membanjiri pelipisnya, sungguh siang ini benar-benar panas.

"Permisi," namun aktivitasnya terhenti di kala ia mendegar seseorang menyapa dirinya.

Sedangkan di segala sisi banyak yang tidak suka melihat sifat sok akrab Alisa yang tiba-tiba menghampiri Aylina.

"Busyet dah si jalang berani-beraninya deketin Aylina."

"Mau cari popularitas lagi dah tuh cewek, kurang populer kali setelah jadi jalang Zhafran dan teman-temannya, sekarang malah deketin Aylina."

"Numpang populer."

"Jijik ah."

"Aylina hati-hati nanti tertular virus murahannya."

Dan masih banyak lagi bisik-bisik tidak mengenakkan yang terdengar jelas oleh Alisa, namun bagaimana lagi, Alisa hanya bisa diam. Karena sangat tidak mungkin melawan mereka semua seorang diri.

"Boleh ngomong bentar nggak?," tanya Alisa sopan yang hanya di balas anggukan kecil oleh Aylina.

"Jadi aku lagi nyari guru les privat untuk adikku yang bakal ikut olimpiade bulan depan, tapi sampe sekarang belum ketemu juga, kamu mau nggak jadi guru les privat adikku?," jelas Alisa sembari ikut merentangkan kaki menghadap lapangan sama seperti Aylina.

"Mulai kapan?."

"Hari ini atau besok juga bisa kalau kamu setuju."

"Berapa jam?."

"Selama 3 jam ajah Aylina."

"Oke," jawab Aylina singkat.

Setelahnya Aylina pamit pergi karena sudah tidak sanggup akan terik yang memancar meski ia sudah berada di tepi lapangan.

"Hallo bunda," sapa Zhafran ramah kepada orang yang berada di seberang sana.

"....."

"Ya udah Eza pulang sekarang."

"Gw cabut duluan," ucap Zhafran kepada semua anggota inti Aderfia setelah mengenakan jaket kebanggaannya, dan mulai melajukan motornya membelah jalanan kota.

Siang ini memang anggota inti Aderfia yang meliputi Azka, Rafka, Altaf dan Zaka sedang berkumpul di markas mereka setelah pulang sekolah.

"Woii berenti," teriak Zhafran setelah mematikan motornya ketika melihat segerombolan pria dan wanita yang masih menggunakan pakaian SMP tengah merundung seorang gadis yang sudah tampak sangat kacau dengan rambut yang berantakan, seluruh seragam yang basah serta kotor yang dipenuhi dengan tepung. Tampak gadis tersebut tengah menangis sembari berjonggok di tengah-tengah mereka.

"Bangsat," teriak Zhafran yang membuat mental mereka semua menciut hingga kabur meninggalkan gadis yang tengah menangis itu. Gadis tersebut mendongak ke atas kala melihat sebuah tangan terulur di depan wajahnya.

"Mereka udah pergi lo jangan nangis lagi," gadis tersebut menghapus sisa air matanya kala melihat senyum pria yang memakai seragam SMA itu.

"Lo tunggu di sini dulu, ntar gw balik lagi ke sini," yang hanya di balas anggukan oleh sang gadis.

Tidak memerlukan waktu yang lama, Zhafran kembali lagi dengan menenteng sebuah plastik menuju gadis yang sedang duduk di bangku taman tidak jauh dari tempat ia di bully tadi.

"Ini seragam baru buat lo, ganti di toilet umum itu," tunjuknya pada sebuah toilet umum yang tak jauh dari sana. Setelahnya gadis itu pergi dengan menenteng plastik yang barusan di berikan oleh Zhafran.

Tidak berselang beberapa menit gadis tersebut kembali dengan pakaian dan rambut yang sudah tampak cukup kering dan bersih.

"Nama lo siapa," tanya Zhafran setelah melihat sang gadis duduk di sebelahnya.

"Nama aku Hana kak," ucap Hana sembari melirik name tag sang pria. Yaps gadis SMP yang telah Zhafran selamatkan adalah Hana adiknya Aylina.

"Gw Zhafran, rumah lo dimana? Biar gw anter," Zhafran berdiri sembari memasang helm serta jaket geng Aderfia yang sempat ia buka sembari menunggu Hana tadi.

"Nggak usah Kak, aku pulang sendiri aja," tolak Hana dengan sopan.

"Nggak usah nolak, sebelum gw berubah fikiran."

"Nggak usah Kak, aku bisa sendiri."

"Lo yakin?."

Setelah mendapat respon berupa anggukan dari Hana, akhirnya Zhafran kembali melajukan motornya membelah keramaian kota.

Happy reding
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen yah
By: Hujan Rinai

IMPERFECT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang