IMPERFECT PART 30

8 2 0
                                    

Happy reading all.....
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ayo berangkat, aku mau balas mereka," Anisa menuntun jalan terlebih dahulu, dan tak lupa ia membawa satu mangkok bakso yang ku pesan tadi, sedangkan aku membawa dua mangkok sekaligus.

Saat memasuki kelas, tampak Sherin dan dua orang temannnya sedikit kaget melihat aku mendekat ke arah mereka bersama Anisa.

"Ngapain lo ke sini?," Shelin yang tengah duduk santai di atas meja bersama Sherin dan Shalsa yang mulai buka bicara terlebih dahulu.

"Lo nggak punya mata? Jelas gue bawain bakso lo pada," Anisa meletakkan bakso yang ada di tangannya dengan sedikit menghentakkannya hingga percikan kuah dari bakso tersebut mengenai seragam Sherin.

"Heh anj*ng, lo sengaja kan?."

"Kalau iya kenapa hah?."

"Berani lo sama gue," Sherin hendak menampar Anisa, namun dengan sigap Anisa mampu menahan tangan Sherin yang telah melayang di udara itu.  Suasana kelas menjadi tegang, karena dua gadis yang terkenal famous dengan kriteria masing-masing tengah bersiteru.

Plakk

"Akhhh,, sakit anj*ng," semua orang yang ada di kelas kaget termasuk aku, bunyi tamparan yang cukup keras menggema di seluruh ruangan kelas, Anisa pelakunya tampak santai melihat Sherin memegang pipinya yang tampak sedikit kemerahan.

"Berani yah lo nampar Sherin," Shelin maju ke depan Anisa dan menjambak kuat rambut Anisa, namun balasan yang diberikan Anisa membuat semua orang termasuk aku merinding menyaksikan kebrutalan seorang Anisa Liora, Anisa balik menjambak kuat rambut Shelin lalu menampar pipi kanan Shelin, terakhir Anisa mendorong Shelin hingga terbentur ke dinding kelas. Sedangkan Shalsa tampak terkejut dan segera berjongkok membantu Shelin berdiri.

"Jangan pernah ganggu teman-teman yang lain lagi terutama Hana, kalau tetap ngeyel, kalian bertiga akan berhadapan dengan gue," seketika kelas menjadi heboh, bukan suara dari dalam kelas, melainkan dari luar kelas yang sudah cukup ramai oleh kerumunan murid yang menyaksikan pertengkaran mereka, tentu keributan itu mendukung Anisa.

"Woiiii anj*ng siapa yang dengan kurang ajarnya nampar cewek gue?," tiba-tiba datang tiga orang cowok dari kelas sebelah membelah kerumunan siswa.

"Dia," Sherin menunjuk Anisa dan sontak sang pria mengepalkan tangannya hendak membalas Anisa.

"Bro tahan, lo tau kan Anisa itu sepupunya Bang Zhafran, bisa mampus kita kalau Bang Zhafran tau lo bermasalah dengan Adiknya," pria itu tampak mundur, namun tangannya masih terkepal kuat, yeah pria itu adalah pacarnya Sherin, tentu dia sangat marah melihat Sherin kesakitan seperti itu.

"Apa? Lo mau nampar gue?," Plis Nisa stop, aku sangat takut jika pria itu nekat, karena aku sangat tau, mereka nggak pernah mandang cewek ataupun cowok.

"Diem lo sialan," Anisa terdorong ke kebelakang, pria dengan name tag Rakil pelakunya, yeah dia pacarnya Sherin.

Kerumunan tadi menjadi heboh karena melihat Anisa terjatuh, banyak dari mereka yang memaki Rakil.

"Pantes kerjaan lo ngebully cewek, ternyata kekuatan lo segitu doang," Anisa masih saja melawan dengan tampang tiada takutnya sedikitpun, aku yang hanya menonton saja sudah gemeteran dari tadi, apalagi melihat raut marah dari ketiga cowok itu.

"Rakil udah! Lo mau berurusan sama Bang Zhafran?," aku heran kenapa si Handi selalu menyebut-nyebut nama Zhafran, setakut itu mereka dengan nama itu, lalu apa hubungan Anisa dengan nama itu?.

"Gue peringatin lo semua," Anisa menunjuk mereka berenam, "Berenti ganggu murid-murid di sini terutama Hana! Atau lo bakal berurusan sama gue, lo pada tau kalau berurusan sama gue berarti juga berurusan sama Bang Eyza, PAHAM KAN?," Anisa keluar kelas sembari menarik tanganku, meninggalkan mereka yang menatap Anisa penuh emosi, kerumunan tadi bersorak ria meneriaki nama Anisa dan mulai bubar satu per satu.

"Nisa aku minta maaf," ucapku setelah kami duduk santai di bangku taman sekolah.

"Maaf buat apa?," terlihat keningnya berkerut.

"Karena aku, kamu malah berurusan sama mereka semua."

"Mereka selalu ngebully anak-anak sekolah ini, aku udah muak sama kelakuan mereka, selama ini aku diam karena aku belum punya senjata yang bisa bikin cowok-cowok itu takut, tapi beberapa hari yang lalu, akhirnya aku tau kalau mereka takut kepada Abang sepupuku," Oh ternyata yang namanya Zhafran itu Abang sepupunya Anisa.

"Sekali lagi makasih Nis."

"Heh kamu makasih-makasih mulu."

"Oh iya aku dengar-dengar kamu mau ikut olimpiade lagi yah?," meski terasa sedikit canggung, aku harus tetap berusaha menciptakan obrolan hangat bersama Anisa, karena dia sudah sangat baik kepadaku hari ini.

"Iyaa Na, olimpiadenya tinggal 15 hari lagi, jadi aku makin sibuk belajar tambahan di sekolah sama les di rumah."

"Wuiiiihh sibuk banget yah kamu."

"Iyaaa, tapi aku lebih suka pas belajar di rumah, soalnya guru les privat aku baik banget, dan kamu tau guru les privat aku tuh Kak Aylina, aku nggak nyangka banget bisa diajarin sama Kakak tuh, pantas sih Kakaknya populer di mana-mana, soalnya Kakaknya pintar banget, cantik, baik pula," Anisa tampak begitu antusias saat membahas Kak Aylina, yeah Kak Aylina memang terkenal di mana-mana.

"Wuihhhhhh pasti seneng banget bisa diajarin Kakak tu."

"Iyaaa, kapan-kapan kamu bisa main ke rumahku, ntar kita belajar sama Kak Aylina," ide yang sangat buruk, karena sangat tidak mungkin aku bertemu Kak Aylina di luar, nanti Anisa bisa tau kalau aku adalah adiknya Kak Aylina, aku nggak mau itu terjadi, karena citra Kak Aylina bisa jelek, jika orang-orang tau Kak Aylina punya adik seperti aku, tapi untuk menghargai ajakannya, aku hanya membalasnya dengan senyuman dan anggukan kecil saja.

Setelahnya kami sama-sama terdiam, Anisa sibuk dengan ponselnya, sedangkan aku hanya memperhatikan gerak geriknya, hingga ia kembali buka suara, "Aku mesti ke ruang olimpiade, duluan yah Na," Anisa tampak berlari kecil dan dalam sekejab ia hilang dari pandanganku, aku masih terdiam menikmati semilir angin menerpa wajahku dengan senyum yang masih mengembang di wajahku yang tampak biasa-biasa saja, hehehehe.

By:Hujan Rinai

Kepada semua pembaca yang masih setia membaca cerita ku sampai ke bab ini, aku ucapin terimakasih banyak yah :)

Seperti yang kalian tau, ceritaku ini belum masuk konflik karena banyak yang mesti aku jelaskan terlebih dahulu, semoga kalian tidak bosan yh :(

Terimakasih :)
Salam hormat Author ^_^

IMPERFECT Donde viven las historias. Descúbrelo ahora