~Limolas~

246 12 0
                                    

Akbar tak menjawab pertanyaan Ryan. Beruntung kesabaran Ryan belum habis, jadi ia menanyai Akbar lagi dengan nada yang lebih lembut.

Ryan membelai pipi Akbar, "sayang, jawab dong pertanyaan aku..."

Akbar langsung menempis tangan Ryan. Kesabaran Ryan sudah habis bagai tak bersisa, ditamparnya Akbar hingga pipinya sedikit mengeluarkan sedikit darah karena besetan kukunya

"dibilangin secara halus ngelunjak lu ya" Ryan menjambak rambut Akbar lalu dihantamkan kelantai

DUKK!

"JAWAB PERTANYAAN GUA!" kepala Akbar dihantam berkali-kali

DAK!

DUK!

DAK!

"RYAN AMPUN!" baru Ryan berhenti

"MAKANYA JAWAB PERTANYAAN GUA BANGSAT!" Ryan berteriak tepat ditelinga Akbar

"a-ampun..." tubuhnya bergetar ketakutan. Ryan lalu melepaskan jambakannya dan menarik kursi belajarnya. 

Ryan menarik Akbar agar duduk, namun dia memberontak dan mendorong Ryan sampai jatuh. Akbar berlari kearah pintu. Ryan mengambil tongkat baseball-nya dari bawah meja, dan dipukul tepat pada tengkuk Akbar.

DEK!

"AKK" Akbar terjatuh tak sadarkan diri

Ryan duduk dan merangkak mendekati Akbar, memastikan bahwa Akbar benar-benar pingsan. Kakinya ditarik dan dipasangi borgol oleh Ryan. Akbar lalu didudukan pada kursi belajarnya. Ryan lalu mengambil tali ditasnya. Lalu badan Akbar diikat pada kursi menggunakan teknik shibari (ada yang tau?), tangannya terikat kebelakang, kakinya ditahan agar terbuka lebar, lehernya terpasang choker

Sambail menunggu Akbar siuman, Ryan menghabiskan beberapa batang rokok dibalkon.

Satu batang rokok habis

Dua batang rokok habis

Tiga batang rokok habis.

"emh..." hampir empat batang rokok habis. Ryan lalu mengambil segelas air dan beberapa es batu di chiller

"haus?" Ryan menyodorkan minumannya

Akbar mendekat, namun tiba-tiba saja Ryan menyiram air dingin tersebut ketubuh Akbar.

"BANGUN! PEMALAS" Ryan menampar Akbar lagi

Tubuh Akbar menggigil, ditambah lagi dengan rasa kebas yang menyelimuti pipi kanannya

"UDAH RYAN! CUKUP!"

"udah bisa jawab pertanyaanku?!" Akbar kembali diam. Sungguh, kesabaran Ryan diuji disini

"AH! NGGAK GUNA ASU!" Ryan mengambil es batu dari air yang ia siram ke Akbar, dan menyumpalnya kedalam mulut Akbar.

"GUA HARUS PAKE CARA APA BUAT LU JUJUR SAMA GUA?!" Akbar melepehkan es batu tadi

"DASAR MONSTER, LU TU CEWEK REDFLAG YAN! GUA BENCI SAMA LU!" nafas Ryan tercekat mendengar hal itu. Ia lalu mengambil tongkat baseball yang tergeletak tadi.

"coba ngomong sekali lagi..." Sambil ia mengangkat tongkat baseballnya

"GUA. BENCI. SAMA. LO! ANJENG" satu pukulan melayang ketubuh Akbar

"lagi..."

"i'm fucking hate you! you bitch" satu pukulan  keras mengenai perut Akbar

Ryan menjatuhkan tongkat baseball nya dan memukuli Akbar dengan tangan kosong. Ryan memukuli Akbar secara membabibuta

"HAAAAAAAAA" lebam dan memar terlihat disekujur badan Akbar. 

Ryan lalu mengambil pisau dan memutus tali yang mengikat Akbar pada kursi (nalinya sejam, mutusinnya cuma 5 menit njing ;)). Akbar tanpa pikir panjang langsung menendang Ryan pada perutnya. Ryan terjatuh, lalu Akbar langsung menginjak batang leher Ryan.

"sakit?..." Ryan menggeleng sambil berusaha menyingkirkan kaki Akbar. Akbar semakin menekan leher Ryan.

"SAKITKAN?" 

"eng...nggak...ak" Ryan berusaha berbicara dengan suaranya yang hampir habis. Ryan lalu berhasil menyingkirkan kaki Akbar, ia segera menjauh dan menetralkan nafasnya.

"bajingan!" Ryan mengangkat badan Akbar dan melemparnya kekasur. Ia lalu mengikat tangan Akbar didipan. Akbar duduk dan tangannya terikat kebelakang (kebayangkan posisinya).

"LEPASIN GUA!" Akbar memberontak, Ryan merasa bising dengan suara Akbar yang memekakkan telinga.

"BERISIK!" Ryan menutup telinganya, tapi Akbar tak peduli dan terus berteriak.

Ryan sudah tak tahan lagi dengan teriakan Akbar. Ryan lalu mengambil cutter yang tersimpan dilaci mejanya, cutter yang sama saat ia gunakan dimimpi Rosaline. Ryan memcengkram rahang Akbar dan memasukan cutternya.

"DIAMLAH BODO" Ryan menarik mata pisaunya kebawah, dan menariknya keluar hingga gusi Akbar terluka. Darah mengalir keluar hingga kedagu.

"oke-oke, gua ngaku!"

"nggak usah banyak basa-basi TINGGAL NGOMONG JUJUR APA SUSAHNYA SIH!" Ryan menampar Akbar lagi (demen banget namparin anak orang perasaan)

"GUA DISURUH SAMA ROSALINE YAN!" muka Ryan berubah yang awalnya marah menjadi kecewa, sangat kecewa. Tanpa sadar air matanya mengalir keluar, isakan tangis mati-matian ia tahan. Ryan mengarahkan cutter yang ia pegang kearah pergelangan tangannya.

"Y-yan? Lu mau..." ucap Akbar menggantung

"ehe ehehehe ahahahahaha AHAHAHAHA AAHAHAHAHA, LU PIKIR GUA BAKAL BUNDIR GITU?! cih GUOBLOK TENAN!" ucap Ryan melukai paha Akbar dengan cutter yang ia pegang

Ryan turun dan mengambil tasnya. Dikeluarkannya semua isi didalamnya, ada dodge ball, ada penutup mata, ada pelumas, dan alat-alat lainnya. Dengan dendam Ryan mengambil tiga vibrator. Ryan memaksa kaki Akbar untuk terbuka.

"Yan jangan Yan! Lu gila, Anjing!" 

"YA EMANG KENAPA KALO GUA GILA?! MASALAH?!" Ryan memasukan satu terlebih dahulu

"a-ah~" Ryan memasukan satu lagi

"Ryan...jangan..enh" Ryan memasukan yang terakhir

"AH!" lengkap sudah, ada empat vibrator yang menancap pada lubang Akbar. Keempatnya terhubung pada aplikasi dihandphone Ryan.

Dengan mata sembab penuh kebencian, Ryan menekan getaran paling tinggi. Akbar terlojak kaget, kakinya seketika lemas, tubuhnya dipenuhi keringat dingin, batangnya mengeluarkan banyak sekali cairan pre-cum. Ryan mengambil cutternya dan mengukir bentuk 'love' didada Akbar, ia menjilat darah yang keluar dan mencium Akbar (transfer darah dengan gaya)

"your heart is mine~" Ryan menyentuh bekas ukirannya tadi, merambat menyentuh puting Akbar dan menekannya dengan keras

"ah..ah~ ah..oh" Akbar mendesah sambil mengigit bibir bawahnya, matanya pun tertutup, Ryan pikir Akbar menyukainya, jadi ia menjilat puting Akbar dan menyedotnya seolah akan ada cairan yang keluar

"Ryan...maaf...Ryan...Ryan!" hanya kata 'maaf' dan 'Ryan' yang keluar dari mulutnya

"lu mau gua maafin?" Akbar segera mengangguk

Ryan berpikir sebentar, "gampang sih, jauhin si Rosaline dan pake alat ini disekolah selama seminggu" Ryan mendorong salah satu vibrator

"emh~...ouh!" mau tak mau Akbar menerima permintaan Ryan

.

.

.

.

.

YEYYYY SELESAI COK! ANJIR capek sekali saya mikir ni alur

btw cuma mau ngucapin cerita ini udah sampe 3k pembaca yey 👏👏

jan salah segitu banyak, bayangin aja 3000 orang masuk kamar gua, sudah dipastikan banyak yang sesak nafas termasuk saya sendiri

bye see you next time <3

My GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang