Chapter 3 : Miarcle

78 13 0
                                    

Happy Reading!
________________________________

Setibanya di sana Sasuke kaget.

"Waah kak Harumi, apa dia akan jadi saudara baru kita?"

"Yeay!"

"Halo siapa nama mu?"

Sasuke dikerubungi anak-anak kecil. Rasanya sangat aneh setelah ratusan tahun sendiri dan tiba-tiba banyak yang menyambut nya. Bukan sambutannya hormat kepadanya, tetapi sambutan hangat keluarga.

Keluarga

Sasuke sudah lama melupakan masa itu. Dia menjalani hidupnya sesuai alur. Tanpa mengerti begitu banyak kehidupan yang terlewat begitu saja di depannya.

"Anak-anak biarkan Suke beristirahat... ayo kita bersiap untuk tidur, dan jangan lupa gosok gigi dan cuci kaki kalian sebelum naik ke tempat tidur. Kakak Harumi yang akan mendongeng sebelum tidur. Ayo ayo kita bersiap-siap!"

"Ayo!" Mereka menuju ke kamar mandi.

Harumi yang dari kamar tidur anak-anak menuruni tangga. "Sepertinya kami tidak punya kamar lagi Suke. Ah! Ada satu kamar lagi!"

Kamar itu tertata rapih namun tak berpenghuni. Harumi menata Sprei dan bantal. Sasuke melihat-lihat seisi kamar. Di sana ada foto yang ditutup.

"Nah, sudah selesai... Kamu bisa tidur sendiri kan?" Karena kebanyakan anak-anak takut untuk tidur sendiri.

"Saya bisa tidur sendiri."

"Nah bagus, Suke memang pemberani!" Harumi melangkah keluar dan mematikan lampu.

Besoknya Sasuke bangun pagi-pagi dan sarapan bersama yang lainnya. Berbeda seperti biasanya, sarapan kali ini lebih ribut dari pada saat ia di kos an nya. Karena...

"Tidak! Tidak mau!"

"Ibu... Dia mengambil sosis ku!"

"Huwaa permen ku!"

Sasuke berusaha tidak terganggu, tapi...

Prang!

Makanan nya berserakan dan mengotori bajunya, anak-anak yang lain terdiam menatapnya. Ibu panti melihat itu segera mengomel dan menghukum mereka berdiri dipojokan.

"Ayo Suke, ganti baju dulu." Mengajak untuk membersihkan baju ke belakang.

Sasuke yang cuma diam membuat ibu panti kebingungan, kadang kalau terjadi hak seperti ini anak sekecil Sasuke akan membalas atau tidak menangis. Tapi kali ini pertama kalinya ibu panti menemukan anak yang berbeda dari biasanya.

"Apa kamu marah pada yang lain Suke?"

Sasuke menggeleng. "Tidak," dia memasukan kepalanya pada baju.

"Lalu kenapa kamu diam? Apa kamu takut dan menyembunyikan nya?"

"Kalau sudah begitu, memang mau di apakan lagi?"

Ibu panti terkaget dengan ucapan Sasuke yang dewasa dan bahasanya yang juga dewasa?

"K kamu memang anak yang pintar. Ibu harap kamu bisa berteman baik dengan yang lainnya selama disini. Ibu tidak akan khawatir lagi..."

Setelah itu anak-anak bermain. Sasuke di ajak salah satu anak panti bermain layangan.

"Ah benar begitu Suke! Lebih tinggi lagi! Lebih tinggi!"

Uwah...

Anak-anak lain menonton permainan layang-layang Sasuke dengan mulut menganga. Tapi tak lama kemudian benang nya putus membuat anak-anak kecewa. Sasuke yang bisa menggunakan sedikit kemampuan nya mengendalikan angin membuat layang-layang tadi jatuh ke tanah di dekat mereka.

"Wah! Ini layangan nya! Layangan nya jatuh di sini! Coba lihat ini!"

Sasuke puas dengan melihat anak-anak itu ribut mengenai layang-layang. Dia menoleh mendapati ibu panti di sana menatap ke tempat mereka. Kemudian tersenyum dan masuk kedalam. Sasuke kembali memainkan layang-layang dan memberikan kesempatan kepada anak lain untuk memainkannya. Ia berjalan masuk mengambil minum di dapur.

Puk!

Ibu panti menepuk pundaknya. "Kamu sepertinya beradaptasi dengan baik ya Suke. Ibu sempat khawatir karena kamu pendiam kemarin. Ah, dan tolong bantu ibu membawakan yang ada di nampan. Apa boleh?"

"Apa cuma ini Bu?" Sasuke mengangkat nya dengan tangan kecil itu.

Ibu panti membuat minuman di belakangnya. "Iya, sisanya biar ibu yang membawa nya. Terimakasih ya Suke..."

Saat keluar anak-anak masih bermain. Sampai melihat nya membawa sandwich buru-buru datang pada Sasuke dan berbaris. Sasuke melihat itu ikut senang. Ia meletakkan nampan ditengah dan ibu panti datang membawa minuman dibuatnya tadi.

Mereka berurutan mengambil bagian mereka tak seperti saat sarapan tadi, pikir Sasuke. Tapi malah rasanya jadi aneh. Mereka begini apa gara-gara kejadian pagi tadi yang menimpa nya ya?

Makan malam sangat ramai, semuanya gembira kecuali Sasuke. Makanan banyak tersaji di atas meja tapi tak satupun yang membuatnya nafsu.

"Aduh Suke, kamu harus makan banyak. Wali mu sebentar lagi akan kesini menjemput mu. Kamu harus tetap sehat bugar supaya kuat dan menjadi polisi seperti kakak ini, oke!"

"Ya," dengan terpaksa ia memasukan makanan yang ada tanpa merasakan lezatnya makanan didalam mulutnya.

Ting tong...

Bel berbunyi membuat orang-orang heboh keluar menyambut tamu yang ditunggu-tunggu.

"Ya ampun, kakak! Huwa! Aku sangat merindukanmu? Hiks..."

Sasuke diam tak bergerak sedikit pun dari tempatnya. Ia memperhatikan emosi-emosi yang ada di sana.

"Wah, apa dia keluarga baru kita?"

Sring...

Tatapannya berhenti di perempuan merah muda dengan rambut panjang nya tertutup topi. Mulutnya terbuka saking kagetnya melihat sosok telah lama dinanti nya selama ratusan tahun.

"Halo adik, kamu pasti belum kenal aku kan? Nama kakak Sakura, salam kenal! Hm?"

Hik!

Hik!

Hik!

Cegukannya tak berhenti. Sasuke tak tau apa yang terjadi, intinya dia merasa terkejut dan senang sekali.

Hik!

"Ya ampun... coba tahan nafas mu. Ayo, ikuti kakak." Sakura menggembungkan pipinya dan menahan nafas di ikuti Sasuke.

"Nah, sudah sembuh... Ini minum air dulu." Tangannya mengelus punggung Sasuke pelan.

"Terimakasih..."

Harumi tertawa memeluk leher Sakura. "Kyaa! Kembaran ku sudah menjadi dokter yang hebat! Nanti kalau aku...."

Sasuke menatap dua orang itu bergiliran dan tersenyum. Mereka benar-benar berbeda. Tapi, kau tetap sama dimana pun kau berada.

Klak!

Sasuke kaget saat dirinya sedang bersiap tidur Sakura masuk kamarnya.

"K kenapa kau kesini?"

Sakura berjalan terus dan duduk disebelah nya. "Benar kata Harumi, gaya bicara mu seperti orang dewasa ya."

Sasuke mengalihkan wajahnya ke sisi lain. Sakura malah ikutan tidur disebelahnya.

"Nah, karena besok katanya walimu akan menjemput mu. Aku akan ceritakan dongeng untuk terakhir kali. Jadi pada suatu hari..."

Sakura mendongeng lama sampai tenggorokan nya serak agar membuat Sasuke terlelap. Tapi sepertinya berbeda dengan anak lain, membutuhkan waktu lama menidurkan Sasuke kecil.

Sasuke membuka mata dan menghela nafas panjang. "Sial..."

TBC

__________________________________
See You!

Slice Of Life | 2    [Sasusaku]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang