Chap. 1

536 38 1
                                    


Lari dari masalah atau ketakutan terbesar yang kamu sudah hinggapi, mungkin bukan lah opsi yang bagus dan gampang untuk di lalui begitu saja.

tapi terkadang itulah opsi yang tersedia saat itu atau bahkan saat ini.

⊹------------⊹

Kebakaran sekolah yang mengundang ketakutan terbesar sang gadis remaja bernama [Name] [Lastname].

"[Name]...sudah tidak apa" Suara lembut dari pemuda bersurai putih dengan sehelai merah yang berusaha menenangkan sang gadis itu dengan lembut.

Tangan nya bergerak menyentuh dan mengelus kepala [Name].

Tangan nya yang lain mendorong sang gadis kepelukan nya, sesekali mencium ringan di kepala nya.

Banyak yang melihat mereka termasuk Scaramouche, Dia hanya diam saja dan menoleh ke arah gedung sekolah yang terbakar abis oleh api.

banyak sekali petugas pemadam kebakaran yang mencoba membantu memadamkan api itu dan menolong beberapa orang yang masih berada di dalam gedung.

"Shhh, tenang lah [Name]...aku di sini"

[Name] tidak menangis tapi tubuh nya sangat bergetar, nafas nya yang tidak karuan dan berkeringat dingin.

Mengingatkan kejadian di masa lalu nya tentang kehancuran rumah nya akibat pertengkaran sang orang tua.



Pertengkaran sang ibu dengan sang ayah yang berada di ruang tengah, hingga melupakan kompor yang masih menyala.

bahkan mereka sampai tidak menyadari ada nya asap yang mulai menyelimuti rumah, membuat gas meledak dan terkena saluran listrik.

[Name] yang saat itu sedang berada di kamar nya tidak menyadari juga karna terlalu fokus menenangkan diri nya dari pertengkaran kedua orang tua nya.

[Name] akhirnya menyadari asap itu mulai menghitam dan suara ledakan dari dapur.

"Ahh?!" suara teriakan sang ibu yang membuat [Name] berlari menuju dapur dan melihat apa yang terjadi.

"Bodoh! kamu memang perempuan bodoh!" Tetapi ayah bersikeras untuk melanjutkan pertengkaran itu tanpa mencoba memadamkan api bersama ibu.

"Ayah! kenapa ayah tidak mencoba membantu i—"

Terlambat.

Api bertambah membesar yang banyak mengundang para warga keluar dari rumah nya.

Sang ibu mulai pingsan karna terlalu banyak menghirup asap sedangkan ayah langsung lari saja keluar dari rumah lewat pintu belakang meninggalkan ku sendiri bersama ibu.

"Ayah?! ayah mau kemana?!" teriak nya, ia berlari menuju sang ibu dan menggoyangkan tubuh nya.

tubuh nya terlalu mungil untuk menggendong dan membawa sang ibu ke luar rumah.

Banyak warga yang mencoba mendobrak pintu tapi sayangnya pintu tidak bisa terbuka dengan mudah nya.

Dia tidak tau apa yang bisa ia lakukan kali ini, hanya menangis menjemput ajal yang menanti nya.

BRAK.!

Pintu terbuka dengan keras yang mengundang atensi [Name] menuju ruang tamu.

Dia samar samar mendengar suara pemuda lembut yang tak asing di telinga nya.

tetapi sebelum dia melihat pemuda itu sayang nya dia sudah pingsan duluan seperti sang ibu.

"[Nam—"





"[Name]? ngelamun lagi?" Tanya pemuda itu yang sedang duduk di sofa ruang kamar rumah sakit.

Menatapi [Name] yang sedang menatap ke jendela luar, tangan nya memegang ponsel nya dengan erat, khawatir dengan gadis milik nya.

"[Name]? aku tau kamu kepikiran tapi ayo lah makan ya?" Ucap pemuda itu yang bernama kazuha.

Sorot mata nya lembut ke arah [Name] memberikan rasa tulus dan nyaman nya kepada nya.

".....aku ga mau..mak—"

"gak! kamu harus makan!" paksa kazuha, dia berdiri dan mengambil bubur yang di siapkan suster di sana.

lalu berjalan ke arah ranjang dan duduk di tepi ranjang itu dan mulai membuka bungkus mangkok bubur itu.

"Makan, ntar ayam nya mati"

"biarin mati aja"

"...." Kazuha ga habis pikir dan mulai mengambil bubur itu, ia menyodorkan sendok yang berisi bubur ke [Name].

"[Name] sayang, makan ya?"

"...." [Name] menghela dan menoleh ke arah kazuha lalu mulai memakan bubur itu.

Kazuha tersenyum kecil dan memberikan tepukan kecil di kepala [Name] sebagai apresiasi kepada [Name].

"Pinter" Telinga [Name] memerah dan langsung menoleh ke arah lain.

Kazuha hanya tertawa kecil melihat tingkah kecil yang di keluarkan gadis kesayangan nya.

"Sini, aku suapin lagi~" Ucap kazuha sambil menyendok bubur nya dan menyodorkan nya ke [Name] lagi.

[Name] merasa malu langsung menoleh cepat dan mencoba merebut mangkuk berserta sendok itu.

tetapi kazuha terlalu cepat hingga [Name] gagal mendapatkan kedua itu.

"Eits, biar aku aja. kalo kamu pasti cuman di liatin doang bubur nya"

"ishhhh! iya iya!" [Name] mulai memakan bubur itu dengan di suapi kazuha.

Kazuha tersenyum ketika melihat bubur nya telah habis di makan [Name].

[Name] lagi lagi menoleh ke arah jendela hingga ia terkejut tiba tiba ada sebuah tangan yang melingkar di pinggang nya.

Kazuha menaruh kepala nya di pundak nya, memeluk nya dari belakang adalah kenyamanan tersendiri menurut kazuha.

"Sayang..?"

"ga"

+----------------------------------+

Hay hayy

At least you've tried | Kaedahara kazuha × F! readerWhere stories live. Discover now