Bab 6 (revisi)

2.4K 270 8
                                    

-

-

-

"Del makasi yah, kamu hati hati." Ucap Shani yang baru saja turun dari motor milik Adel.

"Nanti Adel jemput lagi ya ci."

"Okey"

"Ciii." panggil Adel lembut.

"Iya?"

"Bahagia terus ya ci, Adel bakal selalu disini buat Cici."

Shani memeluk Adel erat, lalu mencium kening sang adik menyalurkan rasa sayang.

"Maaf kalo Cici selalu bikin kamu repot, maaf juga karena cici kamu jadi sakit gini."

"Eh kok gitu ngomongnya, sana gih samperin."

Shani mengangguk , ia berjalan memasuki sebuah cafe kecil yang sedikit terpencil, cafe mini yang unik dan sangat elegan.

"Gee." Sapa Shani sambil melambaikan tangan nya.

Gracia pun berdiri dan lansung memeluk erat tubuh Shani.

"Ayo duduk dulu."

"Kamu cantik banget hari ini." puji Gracia membuat Shani tersipu malu.

"Geee." panggil Shani lembut.

"Iya sayang?"

"Maaf buat dua hari yang lalu, maafin papi ya Gre, aku gatau kenapa papi segitu nggak sukanya sama kamu." Gracia tersenyum dan mengelus rambut Shani.

"Aku yang seharusnya minta maaf, karena kehadiran aku, kamu di marahin sama papi kamu."

"No! Justru kehadiran kamu itu yang bikin aku bersyukur dan beruntung ternyata aku ketemu orang sebaik kamu." Monolog Shani membuat Gracia tertawa pelan.

"Kamu tadi kesini sama siapa?"

"Adel."

"Shani, bilang ke Adel aku juga minta maaf banget, seharusnya kemarin papi kamu mukul aku." Ucap Gracia dengan raut wajah bersalah dan sedih.

"Ge ngomong apasih." Shani menatap Gracia tak suka, ia tak ingin jika Gracia merasa bersalah seperti ini.

"Shan, aku mau tanya boleh?"

"Apa?" Tanya Shani heran, tumben sekali Gracia meminta izin jika bertanya. Biasanya landung saja.

"Alasan papi kamu marah besar sama Adel, padahal yang salah kita." Ucap Gracia dengan sedikit ragu. Takut Shani merasa tak nyaman dengan pertanyaan yang sedikit lancang ini.

"Kamu mau aku ceritain dari awal tentang keluarga aku?" Gracia mengangguk dan lansung pindah duduk di sebelah Shani.

"Waktu aku masih sangat kecil, bunda mengandung adek aku yang kedua, papi sangat senang karena punya buah hati lagi. Namun, di usia kandungan bunda yang memasuki empat bulan, bunda mengalami kecelakaan yang mengakibatkan kandungan nya mati dan rahimnya di angkat. Papi frustasi mendengar hal itu, karena keluarga besar Adhirajasa sangat menginginkan bayi lagi untuk pewaris harta Adhirajasa. Karena, aku ngga bisa meneruskannya."

Gracia memangut pelan, ia tak ingin lagi bertanya lebih dalam melihat raut wajah sedih dari Shani, tapi Gracia penasaran.

"Karena papi aku anak tunggal, bunda juga punya adek namun mandul,
alhasil aku lah cucu satu satunya di keluarga Adhirajasa. Papi sangat menyayangi keluarga kecil nya, namun ia membutuhkan pewaris perusahaan karena itu permintaan dari kakek aku. Setelah 2 bulan kemudian, ada kejadian yang sama yaitu kecelakaan di depan kantor papi, kecelakaan yang serupa, di mana sebuah angkot tidak sengaja menabrak ibu hamil. Papi panik dan takut, ia menolong ibu itu dan di larikan ke rumah sakit. Bayi dalam kandungan ibu itu berusia 9 bulan kurang 10 hari, dokter langsung melakukan operasi caesar untuk bayi, Saat bayi di keluarkan, ibu nya mengalami sesak nafas dan meninggalkan. Sayangnya, bayi itu lahir dalam keadaan yatim piatu, ayah nya juga meninggal saat kecelakaan kerja, yang membuat ibu itu mengurus kandungan sendiri."

Hate And LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang