Bab 9

1.7K 168 7
                                    


Happy Reading
__________________

Sudah seharian penuh Shani mengurung diri di kamar, bahkan panggilan dari Gracia saja enggan ia angkat, Shani hanya butuh waktu sebentar untuk menenangkan pikirannya

Berkali kali ia menghembuskan nafasnya, menatap dirinya didepan cermin, rambut yang acak acakan dan kantung mata yang sedikit menggelap

Shani sedikit meremas ujung bajunya, kenapa tidak adil sekali hidup ini pikir Shani. dirinya baru saja merasakan perasaan yang berbunga, namun perlahan hilang seketika, otaknya berputar mencari alasan apa lagi yang akan ia katakan pada Papinya untuk membatalkan pertunangan ini, Shani benar benar tidak mau itu terjadi, bukan karena suatu hal, Shani hanya tidak ingin menghabiskan waktu dengan seseorang yang tidak ia cintai.

Jika pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta, maka Shani sangat ingin sekali dirinya tak mengenal siapapun terkecuali Gracia, manusia yang mampu membuat nya setengah gila.

Bisakah semesta sedikit mendukung dirinya dengan Gracia? Shani hanya ingin itu, tak  lebih. Kenapa semesta mempertemukan keduanya jika tidak mengizinkan mereka untuk bersatu?

Shani sedikit memaksakan senyumnya, ia bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah seharian penuh berkutat dengan pikirannya, Shani ingin dirinya sedikit lebih fresh dengan berendam dalam bathtub

Setelah lebih kurang dari 20 menit berkutat dalam kamar mandi, Shani mengambil pakaiannya untuk hari ini, tak lupa ia mengeringkan rambut dengan hairdryer, lalu sedikit merapikan penampilannya

Shani bergegas turun dari kamarnya, lagi lagi ia berdecak kesal saat melihat anggota keluarganya yang berkumpul di ruang keluarga

"Mau kemana lagi kamu?" Suara dari Khinal membuat langkah Shani berhenti, ia pun menoleh dan menghampiri Khinal yang sedang duduk bersama Veranda dan Adel

"Pi, Shani mau pergi ke rumah Cindy boleh?" Izin Shani yang tidak di jawab oleh Khinal

"Sebentar aja, kebetulan hari ini Shani cuti kerja, jadi gapapa kan?" Ucap Shani, lagi lagi Khinal tidak menjawabnya

"Gimana pertunangan kamu sama Deno?" Khinal mengalihkan pembicaraan nya yang membuat Shani memejamkan matanya erat

Deno lagi Deno lagi, Shani sudah sangat muak dengan nama itu, dan pertunangan? Ah Shani sedikit alergi jika membahas tentang pertunangan dengan orang lain, selain kekasihnya.

"Yaudah kalo gitu, Shani pergi dulu, Mi Pi" Shani berjalan melewati Khinal dengan tatapan kesal

"Shani!!" Panggil Khinal yang hanya di anggap angin lalu bagi Shani

"Udah papi udah, anak kamu udah dewasa, biarkan saja Shani memilih jalan untuk hidupnya sendiri" lerai Veranda sambil mengelus pergelangan tangan suaminya

"Dia bukan Shani, Veranda. Shani kita anak baik baik" ucap Khinal mengusap wajahnya kasar

"Kalo papi ga percaya sama cici, biar Adel yang anterin cici tempat kak Cindy" ucap Adel yang lansung beranjak dari duduknya dan mengejar Shani yang keluar dari perkarangan rumah nya

"Cici" panggil Adel, Shani menoleh dan tersenyum menatap adik kesayangannya itu

"Jadi kan del? Papi ga bakal curiga kan?" Tanya Shani yang di acungi jempol oleh Adel

Adel menguarkan motor besar kebanggaannya, ia pun membantu Shani naik dan memasangkan helm nya kepada Shani

"Pegangan cii" ucap Adel yang lansung menancap kan gas nya menuju basecamp

Hate And LoveWhere stories live. Discover now