🍼 1 : Rencana Damai 🍼

16 1 0
                                    

Ayo interaksi sama aku di komen atau percakapan!💗











Jingga sedang bersiap siap menjadwal dipagi hari karena itu memang kebiasaannya, dia terlalu malas untuk menjadwal malam malam jadi dia juga harus rela bangun lebih pagi untuk bersiap siap.

"Kayaknya aku harus stok permen lagi deh"

Jingga menuju dapur dan menyiapkan wadah bekal untuk permen coklat kesukaannya.Lagi dan lagi wadah bekal nya harus sama dengan yang Sherina pakai dalam film.

"Bu bandana aku dimana ya?"

"Semua bandana kamu Ibu taruh di meja rias, coba cari pakai mata bukan pakai mulut!"

Jingga bergumama tak jelas mengejek Ibunya yang selalu memarahinya jika dia tidak menemukan barang yang dia inginkan.

Jingga kembali ke dalam kamar untuk memilih bandana yang akan dia gunakan hari ini.

"Putih aja deh mau jadi anggun hari ini"

Jingga mengambil bandana warna putih lalu memakainya diatas kepalanya "Anggun banget kaya princess!"

Jingga tersenyum lebar lalu mengambil tasnya dan langasung turun untuk sarapan, walau sarapannya hanya susu tapi itu sudah lebih dari cukup.Jingga juga tipe sarapan yang sedikit soalnya nanti kalau banyak banyak bakal sakit perut.

"Anak Ayah nanti pulang jam berapa?"

"Kaya biasa jam 2"

Ayah mengangguk lalu meminum kopinya setelah itu menatap Jingga dengan tatapan mencurigakan bagi Jingga.

"Ayah merancanakan hal aneh apa kali ini?" tanya Jingga yang sudah hafal dengan sifat Ayahnya jika tatapan Ayah sudah mencurigakan.

Ayah berdecak malas karena anaknya mengetahui rencana yang akan dia buat "Nanti Ayah sama Ibu bakal dirumah Om Didit jadi kamu juga nanti pulangnya bareng Julan ya"

Jingga menatap sengit Ayah lalu menatap memelas ke arah Ibu.

"Ikuti aja kata Ayah kamu, lagian Ayah ke rumah Om Didit itu buat bahas kerjaan"

Jingga menyandarkan badannya di kursi makan dengan lemas "Ayah tau sendiri aku gak suka sama Julan tapi kenapa malah pulang sama Julan sih?, aku bisa di rumah dan jaga diri kok!"

Ayah menggeleng dengan wajah seriusnya "Dirumah gak ada siapa siapa dan Ayah gak yakin kalau bakal pulang cepat, perkiraan pulangnya malam jadi kamu harus ikut"

"Tapi Ay-"

"Nurut kata Ayah"

Jingga menghela nafas setelah Ayah pergi meninggalkan meja makan dan pergi ke garasi untuk memanaskan mobil.

Ibu yang melihat anaknya lesu pun mengelus kepala Jingga dengan lembut dan juga Ibu memberikan senyuman teduh.

"Ayah kerumah Om Didit karena mau bahas kerjaan, lagian Ayah kerja buat siapa? buat Sherina kecil ini kan?"

"Ayah sama Ibu juga mau kamu dan Julan akur damai gak boleh tengkar tengkar gitu.Katanya kamu mau kaya Sherina yang bijaksana? tunjukkin dong kalau kamu itu anak yang bijaksana bisa di percaya oleh banyak orang"

"Kamu juga udah pinter mau berteman dengan siapa aja tanpa mau pilih pilih, masa orang bijaksana kaya Jingga malah musuhan sama Julan sih?"

"Ibu berharap kamu mikirin hal ini, kalian juga udah besar.Kamu gak capek musuhan sama Julan dari jaman SD?"

Jingga menatap Ibu ragu "Tapi Julan juga suka jahilin anak sekolah Jingga kan gak suka!"

Ibu terkekeh lalu menekan dahi Jingga pelan dengan telunjuknya "Makanya kamu harus rubah sifat jahil Julan dengan cara kamu ajak damai Julan dan ajarin Julan jadi anak yang baik"

Jingga terdiam mendengar perkataan Ibunya, benar juga kenapa dia tidak terpikirkan dengan hal itu?, padahal Jingga bisa berteman dengan Julan dan menjadikan anak itu menjadi anak yang lebih baik.

Jingga tersenyum lebar lalu berlari kearah dapur meninggalkan Ibunya yang sedang kebingungan kenapa anaknya tiba tiba pergi begitu saja.Tak mau banyak berpikir Ibu membereskan meja makan.

"Bu nanti jangan lupa beli permen lagi ya, soalnya stoknya tinggal dikit Jingga bawa semua mau bagiin ke Julan sebagai tanda pertemanan!"

Setelah mengatakan itu Jingga berlari keluar rumah karena teriakan Ayah dari garasi sudah menggelegar menyuruh Jingga cepat keluar dengan adiknya dan Ibu hanya terkekeh menggeleng dengan sifat anak sulungnya itu.

"Kak salim sama Ibu dulu!"

"Eh iya lupa!"

Jingga kembali lari masuk kedalam untuk berpamitan dengan Ibu.

"Anya jangan lupa permen yang Kakak kasih di bawa loh!"

"Udah kok di tas!"

Setelah tragedi saling teriak antara kakak dan adik itu akhirnya rumah benar benar sepi dan Ibu harus membereskan rumah yang berantakan, ulah suami dan kedua anaknya.

Jingga punya adik terpaut dua tahun namanya Anya, dan Anya menjadi salah satu korban Jingga untuk menemani menonton Petualangan Sherina setiap hari Minggu.Anya tak masalah tapi dia lama kelamaan bosan dan pasrah dengan kakaknya, dia bukan fans Sherina jadi dia suka dengan karakter Sherina saja.














Anya tak masalah tapi dia lama kelamaan bosan dan pasrah dengan kakaknya, dia bukan fans Sherina jadi dia suka dengan karakter Sherina saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anya































B E R S A M B U N G ~

Sengaja adiknya aku munculin di akhir biar kalian fokus sama tingkah laku aneh dari Jingga.

JADI JAGOAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang