25 : Miano Nelson (Mionel)

305 29 1
                                    

Oke, seperti nya tahun ini aku stress berat!

Jangan tanya knp karena setiap hari rasanya pengen nangis...





"Eri~"panggilan dengan nada tengil itu membuat tangan ku menurunkan buku novel yang menutupi pandangan ku.

Mengangkat alis sebelah kanan, aku menatap bertanya pada si rambut pirang yang sudah duduk di samping ku. Siapa lagi? Mionel, tentu saja.

"Apa? Rambut aromanis."kata ku mengatai nya. Di perpustakaan yang sunyi dan damai ini ketenangan ku pecah berkeping-keping oleh kehadiran pemuda cerewet ini.

Raut kesal diwajahnya terlihat jelas. "Sialan kau, sebutan macam apa itu?"

"Habis nya rambut mu mirip aromanis berwarna kuning."kataku santai sembari kembali fokus membaca. Selain penyuka komik, aku juga suka novel fiksi dan non-fiksi.

"Ck, aku mau menyampaikan sesuatu."ucap nya.

"Yasudah katakan saja."timpal ku tanpa menatap kearah nya.

Tiba-tiba saja dalam sekejap, buku novel ditangan ku di rampas nya hingga aku terkejut. Lalu dia berdiri dari posisi duduk nya dan dengan enteng nya melemparkan novel itu kearah luar jendela perpustakaan yang terbuka. Mata ku melebar, lantas berdiri dan sedikit membungkuk kan tubuh untuk mengintip pada jendela besar itu yang tinggi nya sedada ku. Melihat novel itu sudah jatuh mengenaskan diantara semak-semak.

Aku menoleh kebelakang dan mendapati wajah tanpa ekspresi pemuda itu yang membuat aku sedikit merinding. Aku berjalan menghampiri nya. "Apa yang kau lakukan, bodoh?!"tuntut ku agak membentak.

Mionel tetap menatap ku santai."Itu buku perpustakaan, bukan milikku! Jika itu milik ku terserah mau kau apakan tapi—"

"Aku tidak suka di abaikan."ucap nya membuat aku terdiam.

"Oh? Kau tidak harus melempar benda tak bersalah itu."tersenyum miring pada nya. Aku tidak habis pikir dengan perlakuan nya yang sulit di tebak. Pecicilan yang selama ini menjadi label nya kini berubah menjadi mengerikan. Aku cukup takjub dengan perubahan sikap nya.

Memilih kembali duduk, aku mencoba untuk mengabaikan nya karena dia mulai membuat ku sedikit agak merinding, ingat ya hanya sedikitt!

"Apa yang kau ingin kan?"tanya ku memandang keluar jendela dan membelakangi nya.

"Tidak ada, hanya bosan di kelas."jawab nya. Dapat ku rasakan kursi di sampingku bergerak dan pemuda itu duduk di sana, dibelakang ku.

Beberapa detik hening, hingga dia kembali berbicara. "Biasanya kau selalu mendengar musik, dimana pun dan kapan pun."tanya nya yang ku hiraukan.

Alis ku sedikit mengkerut kala mendengar suara sebuah korek gas yang sengaja di nyalakan. Berbalik untuk memastikan bahwa suara itu berasal dari satu-satu nya orang yang ada di sini selain diriku.

"Mionel! Apa yang kau lakukan?!"kata ku panik. Benar saja, tangan kanan nya memegang erat korek gas yang menyala, sedangkan tangan kirinya memegang sebuah rokok yang diapit diantara dua jari. Seolah patung, dia tidak bergerak dan hanya menatap ku seakan bertanya. 'kenapa kau bertanya begitu?'

"Merokok, tentu saja."balas nya santai. Kemudian dia membakar ujung batang rokok itu dan menghisap nikotin tersebut dengan wajah tanpa beban.

Bocah ini! Dia merokok tidak tahu tempat sekali!

Karena terlanjur kesal, aku menarik rokok yang sedang di hisap nya, lantas membuang nya ke lantai dan menginjak nya hingga rokok itu tidak lagi menyala.

Nampak tak terima, laki-laki itu menegakkan tubuh nya hendak protes, "Kau masih kecil, tidak boleh merokok."kata ku, setelah mengatakan itu, aku berlalu pergi. "Dasar, anak jaman sekarang."gumam ku terbawa umur karena aku merasa lebih tua dari nya.

Girl No From HereWhere stories live. Discover now