Part2 Chapter 10 : Anak yang tidak di inginkan ?

85 15 2
                                    

Gabela hanya diam terpaku setelah mendengar ucapan Kate dan terpaksa mengiyakan permintaan dari Ibunya, "Ba-Baik Mama" ucapnya.

Kemudian suara telepon berbunyi dari saku celana milik Kate, wanita itu kemudian mengambil ponsel dari sakunya saat di lihat terpampang nama Amilia di layar ponsel miliknya. Kate mengangkat teleponnya lalu pergi ke balkon agar bisa berbicara secara privasi, sementara itu Gabela mengambil ponselnya yang di letakan di atas nakas dekat tempat tidur.

Tak lama Kate sudah mengahiri panggilan teleponnya lalu dia kembali masuk ke dalam, "Gabela, Mama harus kembali ke Jepang. Mama tinggalksn kau di sini sendirian tidak apa-apa ?" Tanya Kate.

"Iya Mama tidak apa-apa. Lagi pula Mama di sana pasti sangat sibuk" jawab Gabela.

Kate tersenyum kemudian dia menghampiri putri semata wayangnya itu lalu mencium keningnya, "Mama pergi dulu ya, kau jaga dirimu baik-baik" ucap Kate, lalu dia mengambil tasnya yang ada di atas sofa kemudian berjalan ke arah pintu keluar.

Saat ingin meraih gagang pintu seseorang berada di luar pintu sudah membuka pintunya terlebih dahulu. Saat pintu sudah terbuka sepenuhnya, netra merah crimsonnya terkejut melihat sesosok pria bertubuh tinggi di hadapannya dia adalah Noel Noa keduanya terdiam memperhatikan netra masing-masing.

"Kate sedang apa kau di sini ?" Tanya Noa.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau datang kemari ?" Ucap Kate.

Gabela terdiam melihat pertengkaran dua orang dewasa di hadapannya, hatinya mulai menyimpan firasat tidak baik tentang ini. "Firasat ku tidak enak" batinnya.

"Minggir!" Kata Kate, kemudian wanita itu pergi meninggalkan ruang inap putrinya.

Noa yang melihat itu langsung mengejar Kate mengabaikan Gabela yang masih berada di ruang inapnya, "Ini tidak bagus" gumam Gabela.

● ● ●

Sementara itu Kate berusaha berjalan cepat menghindari Noa, sedangkan pria berambut putih itu mulai mengejarnya di belakang, "Kate tunggu!" Teriak Noa, Kate tidak peduli dan tetap melangkahkan kakinya dengan cepat.

Namun tetap saja pada akhirnya Noa berhasil sampai di belakang Kate, lalu tangan besarnya meraih pergelangan tangan milik Kate, "Lepas!" Ucap Kate.

"Tidak sebelum kau mendengar penjelasanku terlebih dahulu" kata Noa.

Kate berusaha menyentak tangannya tapi kali ini pegangan dari tangan Noa yang besar kini lebih kuat menggenggam pergelangan tangan Kate, "Apa kau tuli ? Aku bilang lepas!" Bentak Kate.

"Tidak, kau harus dengarkan aku dulu. Dengar, aku sungguh menyesal atas perbuatanku di masa lalu karena perbuatanku kau sampai 'berbadan dua' saat itu. Lalu melahirkan Gabela di luar pernikahan, maka dari itu tolong biarkan aku menebus semuanya" jelas Noa panjang lebar.

Kate terdiam seribu bahasa setelah mendengar semua ucapan Noa, saat tangan besar milik Noa melonggarkan genggaman pergelangan tangan milik Kate. Wanita itu kemudian menyentak tangannya hingga terlepas.

"Diam!" Bentaknya lagi.

Kate lalu mengangkat tangannya ke atas lalu...

PLAK

Tangannya menampar pipi Noa dengan keras hingga kemerahan berbentuk telapak tangan tercetak di pipi Noa. Noa hanya bisa terdiam setelah menerima tamparan keras itu, kemudian tangan kanannya perlahan mengusap pipi yang baru saja di tampar lalu kembali menatap wanita yang ada di hadapannya dengan tatapan terkejut.

"K-Kate..."

"Jangan harap aku akan tertipu dengan ucapan manismu yang semanis racun itu! Tanpa ada kau di sisi anak itu, aku masih sanggup mengurusnya!" Ucap Kate.

Noa menggertakan giginya, tangannya yang tadi memegang pipinya yang di tambar beralih mencengkeran rahang Kate dengan kuat, lalu dengan paksa Noa menarik wajah Kate ke hadapannya hingga tubuhnya ikut berpindah ke hadapannya.

"Kau memang wanita egois Kate. Apa kau tahu ? Gabela bercerita padaku bahwa sejak dulu dia tidak pernah tahu siapa Ayahnya, bahkan anak itu selalu menatap iri kepada anak-anak karena bisa merasakan kasih sayang dari Ayahnya!" Ucap Noa sambil melempar tatapan murka kepada Kate.

"Lalu apa urusannya denganku ?" Tanya Kate sambil tersenyum pahit.

"Kate kau benar-benar-"

"Lagipula biarkan saja dia seperti itu dari pada aku harus mempertemukannya dengan Ayah kandungnya yang berengsek!" Bentak Kate lagi.

Sementara itu di kamat inap milik Gabela dia sedang duduk di atas tempat tidurnya sambil menunggu Ibunya kembali. Suara pintu terbuka kemudian terdengar, saat Gabela melihat ke arah pintu netra kuningnya melihat George dan Loise berdiri di sana.

"Kalian datang kemari sendirian ?" Tanya Gabela.

"Tentu saja kita datang ke sini sendirian, memangnya dengan siapa lagi ?" Kata George sambil berjalan masuk.

Dua orang itu lalu masuk ke dalam lalu George duduk di sofa panjang sedangkan Loise duduk di kursi dekat tempat tidur. "Gabela ini kami bawakan puding rasa kopi kesukaanmu" kata Loise sembari menyerahkan kotak bekal isi puding rasa kopi.

"Wah, terimakasih" ucap Gabela sembari menerima kotak itu dari tangan Loise.

"Di habiskan ya. Kita sudah susah payah membuat itu bersama" ucap George dari sofa.

"Apa maksudmu "kita yang membuatnya" ? Bukankah kau hanya berusaha menghabiskan flanya, sedangkan aku sibuk membuatnya" ucap Loise sambil menatap George dari tempat duduknya.

Gabela terkekeh setelah mendengar perdebatan kecil di antara kedua sahabatnya, pandangannya lalu beralih ke kotak yang ada di tangannya. Gabela lalu membuka tutupnya, dan saat di buka dia melihat sebuah puding rasa kopi kesukaannya yang terlihat menggugah selera.

"Kelihatannya enak" ucap Gabela, dia lalu mengambil sendok kecil yang ada di dalam kotak itu kemudian menyendok puding itu dan memakan pudingnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kelihatannya enak" ucap Gabela, dia lalu mengambil sendok kecil yang ada di dalam kotak itu kemudian menyendok puding itu dan memakan pudingnya. "Rasanya sedikit pahit, tapi enak" kata Gabela setelah menelan puding yang ia kunyah.

"Syukurlah kau menyukainya" kata Loise.

"Nanti setelah aku menghsbiskan pudingnya, tolong temani aku jalan-jalan keluar rumah sakit" pinta Gabela dan mereka berdua hanya menjawab dengan angguka.

● ● ●

Sementara itu di sisi Kate dan Noa.

"Kau benar-benar keterlaluan Kate, jadi selama ini kau tidak peduli dengan Gabela ?" Tanya Noa.

"Tentu saja tidak. Selama ini aku selalu menyayangi dan merawatnya, hanya karena terpaksa. Lagipula dia bukan anak yang aku inginkan apalagi Gabela itu anak haram!" Ucap Kate.

"Kate aku tidak menyangka kau-"

"Apa maksudmu ?". Terdengar suara Gabela memotong ucapan Noa yang kedua kalinya. Saat mereks berdua melihat ke arah sumber suara mereka melihat Gabela yang berada di kursi roda dengan George, dan Loise yang membantu mendorong kursi rodanya.

Gabela masih menampakan air muka terkejut kepada kedua orang dewasa itu, "Apa maksudmu Mama ?" Tanya Gabela.

"G-Gabela..."

Bersambung...

Next: Sulit menerima kenyataan

Gabela Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang