29 - HARAPAN

1.1K 169 16
                                    

Saat ini Lisa dan Jennie tengah berada di dalam mobil. Namun ada yang berbeda, dimana keduanya duduk di bangku penumpang.

Lalu, siapa yang tengah mengemudi? Jawabannya adalah Mommy Kim.

Semua karena tangan Lisa yang terluka.

Sebelumnya, Jennie dan Lisa sempat sedikit berdebat. Jennie yang terlalu khawatir jika saudaranya memaksakan untuk menyetir, sedangkan Lisa sendiri yang tidak mempermasalahkan perihal lukanya dan berkata bahwa ia bahkan masih bisa menggunakan satu tangannya untuk menyetir.

Pada akhirnya Jennie memenangkan perdebatan. Lebih tepatnya, Lisa yang mengalah. Ia berpikir, hubungan mereka baru saja membaik dan Lisa tidak ingin kembali merusaknya hanya karena masalah sepele. Namun yang tidak Lisa duga adalah bahwa Jennie meminta Mommynya langsung untuk mengantar mereka. Alasannya karena tidak ada lagi yang bisa dimintai tolong. Kedua sahabat Jennie sudah lebih dulu berada di kampus. Katanya sedang mengerjakan tugas yang belum diselesaikan.

Menaiki transportasi umum? Lisa tidak ingin mengorbankan Jennie. Apalagi mereka masih harus masuk kuliah. Lisa tidak setega itu.

Jadi, mau bagaimana lagi? Jennie terpaksa menghubungi Mommynya dan menjelaskan apa yang terjadi. Bukan perihal masalah di antara mereka, tetapi soal Lisa yang tidak memungkinkan untuk mengemudi.

"Jadi, kamu mulai belajar masak, Lisa?" Mommy Kim membuka suara, menatap sekilas kedua putrinya dari kaca spion depan.

Lisa tersenyum kikuk. "Iya Mom. Tapi gak ada satu pun yang berhasil. Gak ada yang bisa di makan."

"Gak masalah. Namanya juga belajar. Apalagi ini pertama kalinya buat kamu, kan? Yang jadi pertanyaan, kenapa kok tiba-tiba pengen masak? Daddy kamu pernah cerita kalau putrinya bahkan gak pernah sekalipun pegang peralatan dapur." kekeh Mommy kim.

"A-ah itu, aku iseng aja pengen nyobain." Lisa menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Itu gara-gara Jennie, Mom. Lisa bangun pagi dan kelaperan. Makannya dia masak. Sedangkan Jennie masih tidur dan malah bangun kesiangan." kali ini Jennie yang membuka suara, mencoba memberikan alasan sebenarnya yang ia tahu dari Lisa.

"Nggak kok!" Lisa dengan cepat menyangkal, "Lisa beneran pengen nyoba masak. Lagian Jennie bangun tepat waktu, Lisa aja yang bangunnya terlalu pagi."

"Ugh! Jadi mana nih yang bener? Kok kalian malah saling bela satu sama lain gitu sih. Gemes." goda Mommy Kim, menampilkan senyuman nakalnya.

Jennie dan Lisa sekilas saling pandang. Namun dengan segera menghindar.

Mommy Kim terkikik geli. "Daddy kamu pasti bangga kalau tahu putrinya mulai belajar masak."

"Mom..." Jennie sedikit menegur karena melihat saudaranya yang semakin salah tingkah.

"Oke oke Mommy berhenti."

Mommy Kim tampak senang melihat kedua putrinya yang semakin dekat. Ia berencana menceritakan perkembangan tersebut kepada suaminya nanti.

"Mommy, nanti turunin kita di halte deket kampus aja yah" Jennie kembali berucap.

"Loh, kenapa?" Tanya Mommy Kim heran.

Jennie menatap Lisa untuk meminta bantuan.

"Itu, kita pengen sedikit olahraga aja, jalan santai sambil ngobrol berdua. Lagian kita berangkat lebih awal, jadi masih punya banyak waktu. Dari pada diem di kampus, gak jelas, mending di pake jalan" jelas Lisa.

Jennie memberikan senyum tipisnya. Lisa memang selalu bisa diandalkan dalam memberikan alasan dengan diselipi kebohongan.

Ya, sebelum Mommy Kim datang menjemput, mereka telah membuat kesepakatan untuk turun di halte. Lebih tepatnya Lisa yang meminta. Kalian pasti sudah mengerti. Tidak mungkin mereka turun dari mobil yang sama di area kampus, bukan?

SISTERWhere stories live. Discover now