Septième

2.4K 416 29
                                    

"Hah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hah.."

Helaan nafas kembali terdengar, kala mengingat perkataan Isagi beberapa jam yang lalu. Entah mengapa kepalanya pusing disertai ingatan asing masuk bagaikan kaset rusak yang di putar secara paksa seolah kaset tersebut masih layak di tonton.

Tanpa ia sadari, ia malah membuat coretan tidak jelas dibukunya. Beruntungnya ia menggunakan pensil bukan Pulpen jika tidak habis sudah.

Tangannya bergerak membuka kotak pensil didepannya, mencari entitas benda bernama Penghapus. Namun nihil tidak ada, penghapus nya menghilang entah kemana.

'Sial! Gue kenapa sih!' umpatnya dalam hati, merasa frustasi karena selalu saja mendapatkan kesialan dihari Selasa.

Sekali saja ia tidak kena sial di hari Jum'at begitu, tapi- ah sudahlah ia saja kebingungan bagaimana bisa kesialannya terjadi hanya dihari Jum'at.

Dengan kasar tangannya menutup kotak pensil dan memasukannya kedalam tasnya, wajahnya tertekuk karena emosi sekaligus frustasi.

Isagi yang memang duduk di samping gadis Kiyomizu merasa keheranan dengan tingkah gadis yang sempat ia ajak bicara tempo waktu lalu.

Begitu melihat buku milik gadis yang terdapat banyak coretan tidak jelas oleh sebuah benda berbahan dasar grafit itu, si pemuda langsung paham. Tangannya bergerak mengambil Penghapus milik nya kemudian menyodorkannya kearah si gadis.

"Pake punyaku aja, (Name)."

Gadis Kiyomizu yang sempat misuh-misuh itu langsung menoleh menatap kearah tangan Isagi yang terdapat sebuah penghapus. Tanpa berpikir panjang ia langsung mengambilnya.

"Makasih."

"Ngga usah ngerasa canggung gitu. Dulu.. kita 'kan... Teman."

Isagi merendahkan suaranya agar tidak di dengar oleh si gadis yang sibuk menghapus noda grafit di bukunya.

"Ya, itu dulu. Sekarang belum tentu bisa jadi teman kaya dulu."

Bagai di tusuk ribuan pisau, hati Isagi mencelos mendengar jawaban tajam yang (Name) layangkan. Begitu tajam hingga membuat Seorang Isagi Yoichi terdiam.

Netra Ruby itu melirik kearah Isagi yang tengah menunduk memandangi buku yang tengah ia coretkan tinta hitam dalam sebuah wadah panjang bernama Pulpen.

Tangannya bergerak menaruh penghapus yang sempat ia pinjam ke meja sang pemuda tanpa mengatakan sepatah katapun. Lalu membersihkan sisa-sisa kotoran yang dihasilkan Penghapus. Setelahnya kembali fokus kedepan.

'Benar (Name), kamu pasti belum bisa maafin aku, terus jadiin aku temen kamu kaya dulu lagi.. karena waktu itu aku terlalu percaya omongan Nessa. Padahal jelas-jelas waktu itu kamu pulang bareng aku juga Bachira.' batin Isagi melirik kearah (Name) yang fokus menulis.

'Bukannya gue ngga mau temenan sama lu, Isagi. Gue cuma berperan sebagai Kiyomizu (Name). Sosok yang pernah lu sama temen-temen lu buang setahun lalu.' Batin (Name)

HANYA MIMPI?! YANG BENAR SAJA?! • Blue Lock x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang