Vingt-Huitième

1.1K 159 39
                                    

⭒⋆⭒⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⭒⋆⭒⋆

Dua sejoli terlihat berjalan bersama menyusuri jalanan aspal yang kini sudah sangat sepi dan sunyi, satu diantara keduanya menatap kesal dan jengkel dengan apa yang di lakukan oleh seorang pemuda disampingnya.

Angin malam yang dingin sekaligus sejuk berhembus menerbangkan beberapa helai surai hitam, bibirnya menggerutu tidak jelas namun menunjukan jika sang gadis terpaksa menuruti perintah sang pemuda yang ada di sampingnya.

(Name) menghentikan langkahnya membuat pemuda di sampingnya mengikuti langkahnya yang terhenti, helaan nafas terdengar lolos dari bibi sang gadis.

"Ini udah malem loh, Itoshi Sae. Mau sampe mana?" Geram (Name) berusaha menunjukan senyum terbaik meskipun dengana urat kekesalan yang terlihat di pipinya.

Sae bergeming tidak menjawab atau bahkan sekedar membuka bibir, netranya menyorot datar gadis yang menunjukan senyuman jengkel ingin menendangnya.

(Name) semakin kesal, tanpa mengatakan apapun sang gadis kembali melanjutkan langkahnya, namun kali ini setiap langkahnya di hentakan, menandakan dia marah, namun itu sama sekali tidak mempan bagi seorang Itoshi Sae.

Tak berselang lama keduanya duduk di ayunan taman yang tak jauh dari apartemen (Name) berada, di tangan mereka terdapat satu cup mie instan yang di beli saat masih di jalan.

Setelah (Name) pikir-pikir sepertinya pemuda di sampingnya tengah mengalami Gegana alias gelisah, galau, merana, karena suatu hal, pada awalanya (Name) tidak mempercayaina namum melihat tatapan kosong dengan pupil matanya yang bergetar membuat (Name) sadar akan sesuatu.

"Ada masalah sama Rin? Bukannya 4 hari lalu kalian akur-akur aja?"

Gelengan menjadi jawaban dari pertanyaan yang di ajukan oleh sang gadis, tangannya kembali menyuap mie instan yang mengeluarkan kepulan asap hangat.

Suasana tenang dan damai menjadi favorit (Name) yang memandang bulan dengan pandangan kagum, netra merahnya berbinar indah.

Sae tertegun sejenak dengan wajah ayu dari gadis yang ada di sampingnya, wajah yang di sorot oleh sinar bulan itu memberikan kesan luar biasa cantik, ditambah aura dan kharisma (Name) yang hebat, bagaimana tidak dirinya tidak menyukai gadis di sampingnya ini.

"Bulan nya cantik, 'kan?"

Sae berdehem sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan oleh sang gadis, sang pemuda menoleh ke arah lain, berusaha menghindar dari wajah ayu yang tengah meniup kepulan asap dari mie yang ia ambil sebelum akhirnya masuk kedalam mulut nya.

"Sekarang ceritakan, mengapa kau jadi seperti ini? Ada masalah lagi sama Rin? Nanti aku bantu masalahnya." Jelas (Name) sedikit lembut dan berbeda dari bahasa yang biasa ia gunakan.

Sae menoleh, menatap kearah (Name) yang tengah asik meniup mie instan sebelum disuap kedalam mulutnya, tak berselang pandangannya menunduk kebawah, menatap tanah yang di pijak nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HANYA MIMPI?! YANG BENAR SAJA?! • Blue Lock x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang