14.Apakah Kamu Menyukainya?

440 28 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Tutor meletakkan mangkok sereal yang sudah diberi susu di hadapang King. Seketika mata bocah laki-laki itu berbinar senang. Dia langsung mengambil sendok yang ada di dalam mangkok dan memakannya dengan begitu lahap.

"Sepertinya perutmu benar-benar sudah lapar, King." Tutor menyunggingkan senyuman. Pria itu duduk di hadapan King dengan menyantap sandwich di hadapannya. Setidaknya hanya makanan itu yang praktis dan cepat untuk dibuat.

King mengelus perutnya dengan ekspresi seperti kucing kelaparan. "King memang sudah lapar, Paman Tutor. Rasanya perut King ada suara drum yang keras.

Tutor tidak bisa menahan tawanya mendengar ucapan King. Menyamakan perutnya yang keroncongan dengan alat musik. "Kalau begitu King harus menghabiskannya."

"Bagaimana jika King tidak bisa menghabiskannya, Paman Tutor? Bagaimana jika King sudah merasa kenyang tapi makanannya belum habis?" tanya King dengan polos.

Tutor meletakkan sandwich yang masih tersisa ke atas piring. Kemudian dia mengambil segelas air putih dan meminumnya. Setelah itu Tutor memusatkan perhatiannya kepada bocah laki-laki yang sedang memakan sarapannya.

"Dulu Mamaku pernah berkata begini saat Paman kecil. Apakah King pernah melihat ada anak kecil yang duduk di pinggir jalan dan tidak bisa makan?" tanya Tutor.

King menganggukkan kepalanya. "Ya, King pernah lihat. Lalu Mama kasih dia uang karena kasihan."

Tutor tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Itu adalah tindakan yang baik, King. Kamu bisa melihat jika anak kecil itu belum tentu bisa makan enak seperti King saat ini. Karena King sudah diberikan makanan enak, jadi King harus menghargainya dengan cara menghabiskannya. Jika tidak, nanti suatu hari King tidak bisa makan enak lagi karena Tuhan sudah memberikannya pada orang lain. Apa King mau tidak makan seperti anak malang tadi?"

King menggelengkan kepalanya. "Tidak mau. Nanti King lapar. Kalau King lapar nanti King kurus. Kalau King kurus, King tidak tampan lagi."

Tutor terkekeh geli mendengar apa yang dikhawatirkan oleh bocah laki-laki itu. "Kalau begitu King harus menghabiskannya."

King langsung menganggukkan kepalanya. "Siap, Captain!"

Bocah itu masih saja ingat permainan bajak laut yang mereka mainkan bersama kemarin. Tutor segera menghabiskan sarapannya. Begitu juga dengan King. Bocah laki-laki itu mengikuti ucapannya dengan menghabiskan makanannya. Tutor membawa peralatan makanan yang kotor untuk dicuci.

"Paman Tutor, memang paman Yim kemana?" tanya King yang sudah turun dari kursinya.

"Paman Yim pergi bekerja. Jadi hari ini King bersama dengan Paman Tutor dulu." Pria itu mengelap tangannya setelah selesai mencuci piring.

King bersorak senang. "YE!!! Tidak ada Paman Yim hari ini."

Tutor memicingkan matanya. "Kenapa kamu begitu senang karena paman Yim tidak ada di sini?"

Second Chance (Net-James & Zee-Nunew) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang