2 : Visiting

122K 8.4K 407
                                    

Aby memanfaatkan waktu istirahat untuk tidur sejenak. Satu jam baginya sudah cukup untuk mengisi tenaga kembali meski tadi malam ia bahkan hanya tidur tak lebih dari tiga jam.

Menyamankan diri di kursi kerjanya, duduk menghadap jendela besar yang menampilkan gedung-gedung pencakar langit yang saling berdampingan. Aby perlahan menutup kelopak matanya.

Benar, dia tidur di kursi padahal ada sofa lebar yang dapat memberi ia kenyamanan. Tapi pria ini tak mau kebablasan dan merusak jadwal kerja yang hari ini harus ia atur sendiri.

Jemima izin setelah lembur hampir seminggu. Katanya sakit, tapi menurut Aby, wanita itu hanya alasan saja agar bisa berleha-leha.

Apa aku jenguk aja, ya?

Bagaimana pun kalau betulan sakit kan dia yang repot juga.

Berdecak karena ketika berusaha untuk tidur pun ia masih memikirkan Jemima sangking tak relanya ditinggalkan asisten pribadinya itu. Aby lalu membuka mata.

Lebih baik ia mencari kegiatan dulu agar pikirannya terhenti dari Jemima yang selalu membuat ia kalang kabut kalau tak masuk kerja. Bahkan wanita itu juga tak mau dihubungi, padahal sepuluh tahun ini Aby sudah terlalu bergantung dengan si asisten pribadi yang walau enggan-enggan, tapi selalu melakukan pekerjaan dengan baik.

Urung istirahat pada akhirnya, Aby memilih untuk lanjutkan kerja, kemudian rapat yang menyita waktunya hingga dua jam, baru kemudian jadwal terakhir ia menemui seorang klien penting.

Seharusnya setelah serangkaian jadwal itu, akan ada Jemima yang merangkum hasil rapat, mengulas hasil pertemuannya dengan klien--wanita itu bisa memberi saran padanya agar klien senang untuk pertemuan berikutnya jika diperlukan--lalu mereka akan membahas beberapa pekerjaan termasuk mengingatkan Aby untuk minum vitamin--untuk lambungnya yang suka bermasalah--lalu bersama-sama mengevaluasi jadwal hari berikutnya, sebelum kemudian mereka pulang andai memang tak lagi ada pekerjaan yang harus dilakukan.

Tapi tak ada Jemima, Aby jadi bingung harus melakukan apa dan tak terlalu semangat jika hanya bekerja sendiri saja, akhirnya pria itu memutuskan untuk temui Jemima sesuai rencananya siang tadi.

"Pak Syam, saya bawa mobil sendiri, ya?"

Syamsul si sopir yang disediakan khusus dari perusahaan untuk mengantar kemanapun Abyasa selaku direktur di Century Giant lalu keluar dari mobil yang baru ia keluarkan dari area parkir menuju lobby. "Oh iya, pak. Besok pagi saya jemput atau...."

Syamsul gantung tanyanya, menunggu Aby mengambil keputusan sendiri.

"Nanti saya kabari lagi." Menerima kunci mobil perusahaan yang bisa ia gunakan ke manapun tapi biasanya tak pernah ia pakai untuk kepentingan pribadi ini, Aby langsung masuk dan menekan klakson sekali sebelum mobil ia lajukan.

Sebenarnya tempat kos Jemima yang akan ia kunjungi ini adalah tempat kos yang baru wanita itu tempati selama enam bulan. Dan sebenarnya ia tak diberitahu alamat kos baru itu.

Dia tahu alasannya. Jemima enggan ia datangi tiap kali sulit dihubungi. Tapi beberapa waktu lalu, hujan deras turun ketika mereka ingin pulang dari kantor membuat suasana gedung Century Giant agak mengerikan ketika malam hari. Saat itu hampir pukul dua belas malam.

Tahu Jemima yang hanya besar di badan tapi kecil di nyali itu agak penakut. Jadi mau tak mau menerima tawarannya yang berniat baik untuk mengantar daripada harus menunggu sampai taksi datang.

Ya, begitu lah kemudian ia tahu di mana kos baru Jemima yang baru ia kunjungi satu kali.

Ini yang kedua.

Tiba di tujuan, di sebuah bangunan bertingkat yang menurutnya agak bebas karena kos pria dan wanita letaknya berhadap-hadapan dan tak ada yang menjaga hingga pernah ia lihat kamar kos wanita dimasuki oleh pria, Aby yang sudah melepas jas dan kendurkan dasinya itu menuju kamar kos di lantai pertama, di ujung koridor yang agak jauh dari pintu gerbang yang juga tak ada penjaganya.

Personal Assistant : WIFE!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang