PART 51

2K 306 30
                                    

Setengah jam kemudian, saat Nara sedang bermain handphone, tiba tiba saja Barra sudah berdiri dihadapannya dengan tangan yang tersilang dan wajah tanpa ekspresi.

"Pulang" ujar Barra dengan ekspresi dingin.

Nara mendongakkan kepalanya "beneran nyamperin,cewek mana yang ngga baper kalau udah di datengin gini" ujarnya dalam hati.

"Asal kamu juga pulang" ujar Nara berusaha menetralkan perasaannya.

"Aku mau main" ujar Barra.

"Bohong banget, aslinya mau pergi jauh kan"

"Nggak"

"Barra pulang ya, kamu ngga kasian sama aku?" tanya Nara, ia mengeluarkan jurus andalannya dengan menyebut dirinya di akhir kalimat yang mengenaskan.

"Kalau aku ngga kasian,aku ngga bakal kesini nyamperin kamu" ujar Barra.

"Yaudah pulang sekarang sama aku"

"Aku anter kamu pulang"

"Terus kamu mau kemana?"

"Mau main Nara"

"Main kemana? Aku ngga pernah tuh liat kamu main, temen kamu aja tinggal di rumah kamu" ujar Nara.

"Ngga usah banyak omong sayang, yuk pulang" ujar Barra

"Jangan kabur Barra, itu ngga baik, hati kamu lagi emosi, kalau ada apa apa sama kamu gimana?" tanya Nara, nadanya begitu lembut, dia tidak ingin membuat Barra semakin marah jika Nara membalasnya dengan sedikit emosi.

Nara tau, Barra masih marah karena Nara lebih membela Veral, tapi Barra tidak benar benar marah terhadap dirinya, sebisa mungkin Barra mengontrol emosinya agar tidak membentak Nara, marahnya Barra kepada Nara, dia hanya mengeluarkan ucapan ucapan yang kurang enak didengar, tapi ia taha agar amarahnya tidak membludak di hadapan gadisnya.

"Ngga akan"

"Bar-...

"Aku anter pulang ya" belum selesai Nara bicara, Barra sudah memotongnya.

Nara menarik nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya dalam satu detik "ok, kalau kamu mau kabur, silahkan, jangan salahin aku kalau aku kenapa napa" ujarnya, seperti biasa, ia mengeluarkan ancaman yang sudah jelas akan membuat Barra ketakutan.

"Berhasil dong, pliss" ujar Nara dalam hatinya memohon, berharap Barra terpengaruh dengan ancaman Nara.

Barra menatap wajah Nara dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Berdiri" ujar Barra meminta Nara untuk bangkit dari duduknya.

Narapun menuruti apa kemauan Barra, gadis itu langsung berdiri dari duduknya, jarak Barra yang terlalu dekat membuat Nara sedikit gugup.

Sedetik kemudian, tubuh Nara terkunci didalam pelukan Barra.
Yap!!
Barra memeluk Nara dan berhasil membuat Nara kaget.

"Buat aku tenang ya, maaf aku ngga bisa ngontrol emosi aku" ujarnya dengan suara yang bergetar. Ntah kenapa membuat hati Nara tersentuh dengan perkataan Barra, Nara mengusap punggung Barra, berharap agar kekasihnya bisa tenang dengan cara seperti ini.

Semenjak Veral sakit, Barra lah yang jarang tidur, laki-laki itu selalu menjaga Veral, Barra merupakan orang yang peduli terhadap temannya, namun dia tidak akan segan jika temannya sudah merebut kebahagiaan yang dia dapatkan.

Dan mungkin, karena rasa lelah yang Barra rasakan, Barra sulit untuk mengontrol dirinya agar tidak mengatakan hal yang menyakitkan kepada Veral, ia gagal untuk menjaga amarahnya, dan sekarang, Veral sudah tau jika Rendra dan Gareta bukanlah orang tua kandungnya.

Is He Mine? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang