Bagian 1

322 29 10
                                    

Pertandingan di ring tinju itu berlangsung sengit, kedua petarung saling melayangkan hook dan tepat mengenai wajah masing-masing. Beberapa ronde di ring sudah mereka lalui, nampaknya mereka sama-sama saling bertahan. Sepertinya, mereka harus saling mengubah strategi.

Suara riuh penonton saling bersahutan agar memenangkan jagoan mereka masing-masing. Force, seorang petinju profesional yang kini berada di atas ring terlihat sangat kompetitif. Ia yang sudah berkali-kali menjadi seorang juara bertahan, akan sulit dikalahkan oleh lawan.

Kini ia mendaratkan jab, pukulan beruntun kepada lawannya. Sepertinya, pukulan itu ampuh, hingga membuat lawan kewalahan. Awalnya lawannya mengira jika Force terus-menerus melakukan pukulan seperti ini maka staminanya akan berkurang dan mudah untuk mengalahkannya. Namun, ternyata itu adalah pemikiran yang keliru. Stamina Force tetap stabil, justru dengan jab ruang bagi lawan menjadi sangat terbatas. Hingga akhirnya, Force mengakhiri pukulan kemenangannya. Ia memberikan tinju uppercut yang sangat keras hingga membuat lawan jatuh tersungkur.

Wasit memberikan hitungan pada pemain yang mulai tidak sadarkan diri itu dan sepertinya harus dinyatakan KO, sampai akhirnya Force menjadi pemenang di pertandingan kali ini.

Sorak sorai penonton menyambut kemenangan Force. Force merayakan kemenangannya disaat wasit mengangkat tangannya dan menyatakan Force sebagai pemenang.

___________

Di sebuah ruang ganti, pemenang dari pertandingan yang berlangsung beberapa waktu lalu itu nampak sedang mengganti pakaiannya. Ia menarik kaos gym berwarna hitamnya, menampakkan tubuhnya yang atletis. Tak lupa, ia juga mengenakan jaketnya.

"Force." Seorang pria yang menghampiri dirinya membuat ia menoleh.

"Selamat atas kemenanganmu. Kau memang selalu membuatku bangga." Force tersenyum ringan saat menyambut ucapan pria yang berprofesi sebagai pelatihnya tersebut.

"Terimakasih, itu juga berkatmu." Force memang berlatih keras tentunya karena ada dorongan dari pelatihnya tersebut.

"Kau memang berpotensi." Ucapnya sambil menepuk pundak Force lalu terdengar hembusan nafas dari pria tersebut.

"Rasanya baru kemarin aku menawarkanmu untuk menjadi seorang atlet."

"Waktu itu aku menemukanmu disaat kau berkelahi dengan beberapa orang preman." Ucapnya lagi sambil terkekeh, ia seperti seorang ayah yang sangat bangga pada putranya.

"Ya." Jawab Force sambil tersenyum, ia juga mengingat memori saat itu. Memang karena sikapnya waktu itu membawa dirinya dalam keberuntungan.

"Tim sudah mentransfer uang untukmu, kau bisa memeriksanya nanti."

"Ya, itu bagus. " Jawab Force, timnya yang memang membanggakan dirinya tentu sangat memanjakannya.

"Oh ya, malam ini tim ingin merayakan kemenanganmu. Acaranya akan segera dimulai." Jelasnya lagi dan Force tentu sangat senang, karena baginya itu adalah hal yang seharusnya.

___________

Musik yang bising menemani perayaan tersebut, bahkan sebagian dari mereka ada yang berdansa di klub malam tempat mereka merayakannya.

Force terlihat menenggak segelas vodkanya setelah ia bersulang dengan rekannya yang lain.

"Force, kau memang keren." Seorang atlet yang tentunya masih satu tim dengan Force merangkul dirinya.

"Kau juga keren P'Off. Bukankah, kemarin juga kau memenangkan pertandingan?." Tanyanya dan Off tersenyum kecut.

"Kemenanganku tidak sebanyak kemenangan milikmu. Kau tahu, aku hanya petinju kelas teri." Ucap Off merendah dan itu membuat Force terkekeh.

My Safe ZoneKde žijí příběhy. Začni objevovat