15.

2.1K 189 128
                                    

Di tengah ramainya orang berlalu lalang, Jihoon terus berlari menyusuri jalan, kecemasan sangat terlihat jelas di wajahnya.

"LUNA. PLEASE, LO DI MANA," kakinya tak berhenti mengayun, kepalanya ikut terhentak ke kiri dan kanan takut melewatkan apa yang tengah ia cari.

Telinganya berdenging kencang, sayup-sayup kericuhan menyapu indra pendengarannya.

*AAWWAASSSSS*

*..................*

*AAAAAAAAAAAAA*

Ia menoleh lantas berlari mendekat pada suara itu, kekacauan benar telah terjadi di hadapannya. Jihoon mematung tak bisa lagi mencerna apa tujuannya saat ini, terlebih lagi saat orang-orang itu saling berteriak kepanikan dengan nama Luna terselip diantaranya.

"Pak,"

"Anda harus bangun,"

"Engga, Luna,"

"Pak—

"LUUNNAAAA," Lucy meringis karena lengannya yang ditarik tiba-tiba mengakibatkan dirinya tersungkur di atas dada Jihoon.

Jihoon masih meraup oksigen dalam-dalam menetralkan nafasnya, peluh juga bermunculan di dahinya. Tidak biasanya ia memimpikan kejadian kelam itu lagi, dan ia belum sadar jika tengah merengkuh tubuh Lucy.

"Permisi," Jihoon semakin terkesima mendengar suara Lucy, dan mendorongnya menjauh sampai ia terduduk.

Lucy terhempas kembali ke ujung sofa yang menjadi tempat Jihoon merebahkan tubuhnya. Kini guratan merah muncul di mata Jihoon, dadanya masih kembang kempis dengan kencang, rasanya semakin sesak saat berhadapan dengan raga yang paling ia kenal namun asing dalam hidupnya. Jihoon sangat benci menghadapi kenyataan itu.

"Ngapain, lo?!" Masing-masing tangan Jihoon mencengkeram bahu dan rahang Lucy. Wanita itu nampak diam sesaat dengan tak kalah melemparnya tatapan serius.

"Netland Investment, mereka accept kerjasama, dan minta diadakan pertemuan hari ini juga."

Jihoon menelan ludahnya, dan melepas tangannya yang mencengkram Lucy. Ia lantas bangkit, menyisir rambutnya yang masih sedikit basah menggunakan jari.

"Saya permisi." Lucy mencoba tetap tenang meskipun dirinya juga ingin ikut meledak saat ini.

Jihoon menoleh sekilas, matanya menangkap benda yang seharusnya tidak ia biarkan orang lain melihatnya. Amarahnya tersulut kembali, merebut kasar benda itu dan melemparkannya tepat di samping Lucy saat hendak membuka pintu.

"Jawab saya, tadi saya ada bicara apa saja?!" Tanyanya sambil mendekat ke arah Lucy.

Lucy tak bergeming, ia menjadi ciut bahkan hanya untuk membalikkan badannya.

"LUCY?!" Wanita itu menggeleng, dan perlahan memutar tubuh berhadapan dengan Jihoon.

"Tidak ada." Jawabnya sambil menunduk.

"Saya ga percaya! Kamu kenapa main masuk aja ke ruangan saya tanpa izin?! Kamu liat ini juga?!" Cecarnya, dengan tangan menunjuk pigura yang sudah pecah menjadi kepingan, menyisakan potret seorang wanita cantik di dalamnya.

"Tidak ada, tadi anda hanya tertidur. Maaf, karena saya pikir ini mendesak,"

"KAMU LIAT INI?!" Nada Jihoon kembali meninggi, membuat Lucy menggigit bibir bawahnya.

"Jangan pernah lo berpikiran kalau yang di sana itu adalah diri lo! Ngerti?!"

Lucy mengangguk. Jihoon menoleh saat pintu ruangannya yang sudah sedikit terbuka diketuk, Junkyu sudah berada di sana sejak beberapa saat lalu dan ia mulai memasuki ruangan Jihoon tanpa diperintah.

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jul 20, 2023 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

My Little Sister S2 || Haruto TREASUREOnde histórias criam vida. Descubra agora