Chapter 4

8 1 0
                                    

"Viona Calling," sebuah panggilan mengusik perhatiannya sejenak. Ohh tidak kenapa manusia ini terus saja merisaknya tak bisakah dia diam sebentar? ucapnya membatin. 

Ia kemudian melempar Handphonenya tanpa memperdulikan panggilan dari tunangannya. benar sekali, dengan terpaksa ia harus menerima pertunangan itu. Ancaman dari kakeknya membuatnya tersudut. 

Waktu itu....

Raharja tiba - tiba berkunjung di rumah lelaki berumur 25 tahun itu. Tentu saja ia sangat marah dengan kejadian tempo hari, bisa - bisanya orang yang dia percaya mempermalukannya di depan Umum. Pemilik MANDALA group ini tentu saja sudah kehabisan kesabaran.

" Adrian Mahadewa, kamu akan bertunangan dengan Viona Minggu depan," ucap Raharja tegas.

"Saya tidak menerima penolakan dari kamu ataupun orang tua kamu," lanjutnya.

Adrian yang mendengar titah itu seketika melonjak terkejut. Apa - apaan ini? ia kemudian berdiri menghadap sang kakek.

"Apa saya tidak salah dengar," ucapnya lirih menahan amarah.

"Berapa kali saya harus mengatakan bahwa saya punya pilihan saya sendiri Pak Raharja," tuturnya penuh emosi.

"Saya sudah mengatakan bahwa saya menolak perjodohan ini kakek, tidak bisakah anda ini  memberikan saya kesempatan untuk bernapas lega?" lanjutnya frustasi.

"Tidak!!"

"Keputusan ini sudah bulat dan apapun alasanmu menolak sudah tak bisa saya terima lagi," Ungkap Raharja.

"Pertunangan kalian akan dilaksanakan Privat tidak akan ada Wartawan yang meliput acara ini jadi kamu tidak harus khawatir," ucapnya tenang

Setelah berpikir beberapa saat ia kemudian menjawab.

"Baik saya akan menerima pertunangan ini dengan satu syarat," ucapnya

Raharja yang mendengar mengerutkan keningnya lantas berkata " Lanjutkan kalimatmu,"

"Saya ingin semuanya dilaksanakan di indonesia dan satu lagi biarkan saya untuk berangkat lebih dahulu ke Indonesia,"

"Kalau tidak, entah apa yang akan kakek saksikan, aku bisa saja membuat semuanya hancur," ucapnya penuh ancaman.

Raharja menghembuskan napas berat, lalu mengangkat dagu lantas mengangguk.

"Baiklah, Lusa kamu bisa berangkat ke Indonesia,"

"Tidak ada negosiasi lagi mengenai ini!" ucap Raharja membuat cucu kesayangannya itu terperangah. 

" Oke baik," ucapnya

kemudian ia berbalik ke Farhan Asisten pribadinya. " Siapkan private jet ke Indonesia untuk lusa," ucapnya lugas dan tenang.

Dan Kakeknya hanya mengangguk.

"Saya tidak akan mencelakakan wanita yang kamu cintai karena dia adalah cucu dari sahabat baik saya yang telah mengantarkan saya pada posisi ini," ucapnya sesaatketika  ia ingin berbalik.

"Suherman wardoyo, Sahabat saya selama saya masih baru di bandung, dia orang yang menampung saya di awal masa perantauan dahulu. Saya banyak berhutang budi padanya," ucapnya sembari menarik sang cucu duduk disampingnya

"Setelah kedatangan Elea kemarin saya mencari tahu tentang wanita pujaanmu Shakila Alnaira putri dari Ahmad Fadhil, yang tentu saja anak dari Suherman Wardoyo,"

"Waktu itu kakek dan wardoyo merupakan dua anak beruntung yang bisa melanjutkan pendidikan di kota bandung saat itu. Suherman dan kakek menumpang di salah satu rumah kerabat Suherman, mereka menerima kakek dengan suka cita. Mereka sama sekali tidak keberatan dengan hadirnya kakek di tengah - tengah mereka.

Di Ujung Penantian (End) Where stories live. Discover now