Arjun yang sudah berada di dalam kelas tampak heran menyadari Ara yang belum juga datang sedari tadi padahal pembelajaran sudah di mulai. Ia tidak tahu kenapa dirinya mengira jika gadis itu tersesat. Mungkin saja kan? Mengigat waktu pertama kali gadis itu sembuh dari sakitnya yang ternyata hilang ingatan.
Namun seketika Arjun menggeleng kan kepalanya kuat
"Buat apa aku memikirkan gadis sialan itu. Sepertinya ia berhasil menarik perhatian kami. Tidak akan kubiarkan..."
Arjun kembali mengalihkan perhatian nya ke depan, kepada guru yang sedang menjelaskan materi sambil menulis di papan tulis.
Akhir-akhir ini ia memang sadar jika Ara sedikit menarik perhatian mereka, padahal dulunya eksistensi gadis itu sangat tidak nyata di sekitar mereka. Ia ada namun seperti tidak ada. Begitulah, mereka sangat abai dan sangat tidak memperhatikan gadis itu.
Namun entah kenapa sikap Ara yang sedikit aneh dan berbeda setelah ia kecelakaan membuat Ara seakan-akan timbul di atara perhatian mereka.
**
Saat pembelajaran sedang berlangsung dan bahkan sudah selesai, Ara akhirnya menemukan kembali letak kelasnya. Gadis itu tampak murung dengan peluh yang menghiasi pelipisnya
"Sial, aku tertinggal mata pelajaran" gadis itu menarik dan menghembuskan nafas nya rakus. Tangannya bersandar di ambang pintu kelasnya
Orang-orang menoleh heran kepada Ara, begitu juga Arjun. Ia berjalan menghampiri Ara dan menarik tangan gadis itu tanpa mau menelaah situasi
Ara berontak, ia menghempas kasar tangan Arjun yang menariknya
"Lepas. Apa mau mu? Tidakkah kau lihat aku sedang kelelahan seperti ini? Jangan membuatku semakin naik darah"
"Aku perlu bicara dengan mu" jawab Arjun enteng sambil kembali ingin mengambil tangan Ara
Ara menghindar
"Mau ku buat jahitan di tangan mu itu kembali terbuka?"
Kilatan mata Ara sedikit membuat Arjun takut. Ditambah lagi senyuman miring yang terpatri di wajah nya itu
"Ekhem"
Arjun menetralkan raut wajah nya
"Aku hanya ingin menanyakan sesuatu"
Mata Ara semakin menajam. Ia membalikkan badan nya mengabaikan Arjun dan kembali memasuki kelas. Saat sampai di dekat meja kursi belajarnya, Ara merebahkan bokong nya dengan keras.
Ara bernafas lega.
"Akhirnya...."
Arjun yang tertinggal di ambang pintu meremas tangan nya kuat. Dengan langkah lebar ia menghampiri Ara
"Sudah ku bilang aku ingin bicara dengan mu, apa kau tuli?" Kesal Arjun karena merasa di abaikan oleh Ara
Ara menaikkan satu alisnya, kemudian kembali menetralkan wajah nya menjadi datar
"Kau ingat kan jika kau harus mengikuti perintah ku selama satu bulan? Sekarang, aku mau kau diam dan jangan mengganggu ku"
Wajah Arjun memerah mendengar ucapan Ara, tangan nya yang terkepal kuat hendak ia layang kan kearah gadis di depan nya yang membuat kesabaran nya hampir habis. Namun tatapan tajam Ara menghunus kedua bola mata nya dengan tajam
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Antagonist
FantasyCerita transmigrasi ~ ( Fantasi ) Aku masih ingat bagaimana sakitnya ketika ayah memukuli ku dengan kayu balok berulang kali. Aku masih mengingat bagaimana sakitnya ketika darah mengucur deras dari kepalaku karena ayah menghantamnya dengan sebuah bo...