SMP N Cakrawala

7 1 0
                                    

*
*
Assalamu'alaikum guys...
Apa kabar? Semoga baik ya..
*
Happy reading all...
*
Kalau ada typo dan kesalahan tanda baca, langsung komen aja biar bisa dibenerin. Bahkan kalau cuma letak titik.
*
Datang, nikmati, BANTAI!!!
*
☺️
HAVE A NICE DAY!!
*
*
Start reading.

Sosok remaja terlihat menyetrika sebagian lipatan bajunya, tak lupa menyemprotkan parfum kemudian memasang dasi biru dongkernya. Rambutnya tersisir rapi seolah siap untuk menyingkap lembaran baru di sekolah barunya. Mungkin dia tidak membutuhkan tas, namun rasanya tidak lengkap jika berangkat ke sekolah tanpanya. Dia masukkan botol air minum dan satu buku catatan beserta alat tulis di dalamnya.

Anak SMP pada umumnya akan terlihat memiliki kulit yang hitam dan lusuh, berbeda dengan remaja ini. Walaupun dia tidak seperti anak SMA apalagi mahasiswa yang sudah mulai memperhatikan perawatan khusus pada wajah dan tubuhnya, namun dia termasuk orang yang mengutamakan kebersihan dan kerapian. Lebih tepatnya sejak Ayahnya tiada dan sang Ibu mengurusnya beserta kakak-kakak dan adik-adiknya yang masih kecil. Dia perlahan sangat menyukai penampilannya dan ingin menjadi lebih baik lagi dengan sendirinya.

Pukul setengah tujuh dia mengendarai sepedanya membelah jalanan desanya menuju sekolah barunya, SMP Negeri Cakrawala. Dia memarkirkan sepedanya di tempat parkir yang terlihat hanya ada beberapa motor dan sepeda. Rupanya belum banyak Guru yang berangkat dan beberapa murid membawa sepeda. Sekedar informasi, di SMP maupun SMA Negeri setempat sangat dilarang keras untuk murid-muridnya membawa motor sendiri. Mengingat mayoritas siswa berusia di bawah tujuh belas tahun. Artinya, selain belum memiliki surat izin mengemudi, mereka juga masih di bawah umur untuk mengemudi tanpa pengawasan orang dewasa.

Remaja itu berjalan menyusuri teras gedung yang terdiri dari kelas-kelas mengghadap ke lapangan. Masing-masing kelas terdapat papan yang menunjukkan tingkatan kelas siswa-siswi yang ada di dalamnya. Kemudian dia menemukan sederet kelas yang memiliki papan berisi tulisan. "Kelas 7." Kemudian dia mencari namanya terlebih dahulu di kelas A, di barisan ruang kelas paling depan. Nah, ketemu.

Di dalam kelas, remaja itu memilih tempat duduk paling depan. Posisi ini akan membuat dia dapat melihat Guru dan papan tulis dengan baik, juga meminimalisir gangguan belajar. Mengingat dia juga dituntut untuk Ibunya untuk mendapatkan nilai terbaik di kelasnya, dalam artian lain dia harus mendapat peringkat pertama. Tentu dia tidak ingin mengecewakan orang tua tunggalnya yang telah berjuang sendiri membiayai dia dan saudara-saudaranya untuk hidup dan dapat bersekolah. Seharusnya di sekolah negeri gratis, kecuali beberapa hal termasuk buku, seragam, dan keperluan yang berupa fisik lainnya.

Seseorang memasuki kelas dengan salam, kemudian duduk di sebelahnya. "Hai, namaku Aldi, namamu siapa?" tanyanya.

"Namaku Ali. Salam kenal ya," sosok remaja memiliki badan proporsional dan bersuara berat itu mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Iya, salam kenal," ucap Aldi. Kemudian mereka mulai berkenalan seperti perkenalan pada umumnya.

Bel masuk berbunyi, mereka masih melanjutkan obrolan karena memang posisi mereka sudah berada di dalam kelas. Hingga seorang Guru masuk dan Ali memberi kode kepada Aldi dengan kepala dan lirikan matanya bahwa sudah ada Guru yang datang ke kelas.

"Baik, selamat pagi anak-anak...," sapa sorang Guru laki-laki setelah duduk di kursi Guru dan meletakkan beberapa lembar kertas dalam sebuah map dan buku yang sepertinya digunakan untuk presensi.

"Selamat pagi Pak..," serentak siswa dan siswi baru menjawab sapaan Guru tadi.

"Di sini ada yang non muslim? Bisa angkat tangan?"

Ai ajuns la finalul capitolelor publicate.

⏰ Ultima actualizare: Sep 09, 2023 ⏰

Adaugă această povestire la Biblioteca ta pentru a primi notificări despre capitolele noi!

Rasi BintangUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum