Panggilan Baru & Ngidam Pertama

50 10 1
                                    

Rasa: 45%
.
.

"Mau dibawain makanan apa sama Mami? Sekalian Mami lagi di supermarket nih."

"Beomgyu mau titip susu hamil dong, rasanya terserah Mami aja yang kelihatannya enak."

Beomgyu sedang melakukan panggilan dengan Sang Mami. Maminya berencana akan berkunjung ke rumah, menengok anaknya yang sedang hamil muda.

"Yaudah Mami beliin yang rasa coklat sama greentea kesukaanmu. Mau apa lagi? Belum ada ngidam sesuatu?"

Beomgyu mengelus perutnya yang masih terlihat rata, bahkan tidak terlihat seperti adanya kehidupan yang sedang berkembang, lalu akhirnya menjawab, "Gak ada ngidam tuh, anakku baik kayanya Mi, gak mau repotin Ibu Ayahnya."

"Itu belum kali, Mami inget dulu mulai ngidam waktu kamu 2 bulan di perut Mami. Sampai Papimu jauh-jauh ke Jepang soalnya mami ngidam makan takoyaki dari Jepang."

"Itu akal-akalan Mami aja kali pengen yang jauh."

"Lah itu berarti mau nya kamu yang aneh-aneh. Pokonya kalau udah mulai ngidam gangguin aja suamimu."

"Iya Mi iyaaa. Ibun juga bilang gitu. Tapi Ibun bilang waktu hamil Mas Soobin ga aneh kok. Cuma ngidam yang asem-asem buat kurangin mual. Semoga aja nanti baby juga begitu."

"Ahh cucu Mami gak seru nih. Yaudah matiin dulu telfonnya, Mami mau bayar terus langsung ke rumah kamu."

"Okey, hati-hati, Mamii."

.
.
.

Beomgyu sedang memakan biskuit coklat buatan mertuanya sambil menonton acara tv dokumenter bertema kejahatan dan pembunuhan. Entah kenapa semenjak hamil dirinya sangat suka menonton jenis acara ini. Karena terlalu serius, ia tidak menyadari adanya mobil yang memasuki pekarangan hingga masuk ke basement rumah.

Seperti biasa, Soobin selalu masuk ke rumah menggunakan lift langsung ke lantai 2. Melihat kamar yang kosong, ia yakin istrinya sedang ada di lantai bawah. Entah sedang menonton atau makan cemilan. Merasa tubuh dan pakaiannya kotor, ia memutuskan untuk mandi dan ganti pakaian terlebih dahulu sebelum menghampiri Sang Istri.

Setelah selesai dengan acara bersih-bersih. Baru akhirnya Soobin turun ke lantai dasar untuk menghampiri Beomgyu. Terlihat istrinya sedang menggigit biskuit dengan tatapan sayu campuran antara kantuk dan mencoba fokus menonton. Sungguh pemandangan yang menggemaskan.

"Sayang, tidur siang aja yuk di kamar?" Soobin membelai pelan pucuk kepala Beomgyu.

Kesadaran Beomgyu seketika kembali, ia mendongakkan kepalanya dan mendapati Soobin dengan pakaian santainya, "Eh? Mas Soobin kapan pulang? Kok aku gak sadar? Lagian masih jam segini kok udah ada di rumah?"

"Kamu udah ngantuk tuh makanya gak sadar Mas datang. Mas pulang cepet soalnya khawatir kamu di rumah cuma berdua Bibi." Soobin mendudukkan diri sebelah Beomgyu, tangannya mengelus perut Beomgyu yang masih rata, "Halo, Baby. Ayah kangenn."

"Loh, bentar lagi juga Mami sampai ke sini. Mas alesan aja kali, padahal memang malas kerja, kan?"

"Iya, soalnya kangen baby sama ibu-nya."

"Males ah, Mas sekarang kalo ngomong suka gombal." Ucapannya mengelak, tapi di dalam hati ada bunga-bunga. "Oh iya Mas! Nanti panggilan kita apa ya? Mau ayah-ibu? Tapi kayanya itu terlalu biasa gak sih?"

"Eumm. Terserah kamu. Atau mau kaya Ibun? Masih ada unsur ibu tapi di ubah dikit."

"Boleh tuh, tapi apa ya? Jangan sama banget kaya Ibun nanti aku pusing kalo salah satunya di panggil," jawab Beomgyu sambil menyandarkan kepalanya di bahu Soobin. Tangan Soobin pun reflek merengkuh pinggangnya.

"Ibu... Bu... Mbu? Lucu deh kaya bayi yang masih belajar bicara. Mbu Mbu."

"Mbu!! Lucu Mas aku mau dipanggil Mbuu!!" Beomgyu mendongak dan menatap Soobin dengan penuh binar tanda semangat.

"Hahaha lucu banget sih kamu. Yaudah mulai sekarang kita panggilannya Ayah sama Mbu, ok bayi? Kamu dengar kan Ayah ngomong?" ucap Soobin sambil mendekati wajahnya dengan perut Beomgyu. Bernit mengajak Sang Anak berbincang.

"Ihhh Mas, bibirnya jangan gerak-gerak di perut. Geli tau!"

Setelah obrolan ringan tadi sambil menonton tv, Soobin mengangkat tubuh Sang Istri yang setengah tertidur menuju ke kamar mereka. Memang pada dasarnya semenjak hamil Beomgyu jadi lebih sering mengantuk. Mungkin dorongan dari hormon dan terlalu banyak makan cemilan manis.

Soobin membaringkan tubuh itu perlahan, menutupnya dengan selimut sebatas dada. Ia pun pindah ke posisi ranjang yang kosong, ikut masuk ke dalam selimut sebelum akhirnya merengkuh tubuh istrinya. Ia tidak berniat tidur, hanya memandangi wajah Beomgyu dengan mata yang terpejam, bibir mengerucut dan pipi tembam yang memerah.

"Kayanya aku udah sayang banget deh sama kamu. Aku gak tau ini rasa cinta atau bukan, tapi yang pasti aku nyaman sama hubungan kita," bisik Soobin agar tidak membangunkan Beomgyu. Namun sepertinya gagal, karena ia bisa melihat mata yang semula terpejam perlahan terbuka.

"Aku juga sayang sama Mas Soobin." Atau bahkan udah cinta, tapi aku malu bilangnya.

Beomgyu tersenyum sebelum kembali berucap, "aku gak masalah di hubungan kita ada rasa cinta atau engga, tapi aku minta sama Mas untuk jangan tinggalin aku. Aku udah terlalu bergantung sama Mas."

"Mas gak akan ninggalin kamu. Kamu kan rumahnya Mas. Kalau sampai Mas jahat sama kamu, kamu bisa pukulin Mas atau laporin ke Papi kamu. Biar Mas dipukulin sama Papi."

"Ish! Beneran ya? Papi mantan atlit Taekwondo loh."

"Iya Mas tau, itu bukti kalo Mas gak akan ninggalin kamu."

"Eumm Mas ngomong-ngomong, aku tiba-tiba pengen tanghulu* deh. Mas beliin dong."

Mendengar itu Soobin pun melepas pelukannya dan langsung bangkit duduk.

"Kamu ngidam? Mas beliin sekarang juga. Mau pesen apa lagi?" ucapnya sambil berdiri, mengambil jaket dan kunci mobil.

"Eh Mas! Gak sekarang juga gapapa kok."

"Gapapa sekarang aja, Mas ga sabar banget nurutin ngidamnya kamu."

"Dasar aneh. Yaudah aku titip tanghulu aja. Mas hati-hati di jalannya. Jangan ngebut!"

Soobin hanya memberi tanda 'ok' dengan tangannya lalu bergegas jalan keluar kamar. Sepertinya Suaminya memang benar-benar menunggu momen ia ngidam.

...
(10102023)

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Hambar - SoogyuWhere stories live. Discover now