Part 11

1.7K 170 55
                                    


*****
Valeria keluar dari ruangan kerjanya saat ia melihat orang-orang berlari kearah luar, ia punya tipe cemas juga ikut keluar dari ruangan.

"La, ada apa?" Velaria bertanya pada perawat yang akan berjalan menuju keluar.

"Katanya ada yang ribut di luar, Kak." Jawab Ela pada seniornya.

"Kenapa?" Sebagai wanita tentu Valeria merasa ingin tahu.

"Aku tidak tahu Kak, nggak ada pasien kan? Ayo kita lihat keluar." Ela membimbing ibu hamil itu.

Velari ikut pada kerumunan, melihat laki-laki dan wanita berantem, Velaria bisa menebak mereka adalah pasangan menikah.

"Tolong, ikut aku..." Si pria memohon pada sang istri, di sertai air mata pasangan itu.

"Nak, Mama dan Papa sudah sering bilang, hubungan kalian tidak akan berhasil, tidak akan bagus jika pendidikan, status sosial istri lebih tinggi dari pada Lelaki." Sang ibu dari wanita berbicara, di belakangnya ada pria paruh baya yang Velaria yakini adalah ayah dari pihak lelaki.

Veleria gregetan saat melihat sang istri hanya diam dalam tangis, dia seperti tidak berani melawan orang tuanya.

"By, pernikahan kita baru satu bulan, tidakkah kamu kasihan padaku, pada keluarga ku, apa yang orang-orang katakan jika kamu pergi?" Si suami berlutut, dia menggenggam tangan istri. "Ibu ku sedang sakit di dalam, tolong jangan pergi, ku mohon."

Si pria benar-benar menyembah.

"Pernikahan bukan hanya tentang cinta, mental dan materi di butuhkan dalam suatu hubungan rumah tangga, apa yang akan kamu beri untuk anak ku jika kamu hanya sebagai guru Honorer?"

Ucapan ayah mertua menampar.

"Lepaskan anak ku, cukup pernikahan main-main ini, karena dari awal kami sudah bilang bahwa kami tidak akan merestui hubungan kalian." Lagi ayah mertua mengintimidasi. Membuat pria tersebut semakin menangis.

"Kau memang punya cinta, tapi dunia ada aturannya. Apa lagi pernikahan, perbaiki keluarga mu dulu, bangkit lah dulu dari kemiskinan baru kau berpikir menikahi anak orang, karena anak gadis yang kau nikahi itu, di beri hidup yang enak oleh keluarga nya, di sekolahkan tinggi-tinggi agar hidup nya baik di masa depan, dan kau orang lain yang bermodal cinta datang membawa anak gadis ku untuk menjadi miskin seperti mu."

Ucapan ayah mertua benar-benar menampar sang Pria. Velaria yang menonton adegan itu tak bisa menyalahkan siapapun di sini, laki-laki punya cinta, dan keluarga wanita memiliki harapan tinggi pada anak gadis mereka.

Perlahan si istri menarik tangannya.

Velaria berbalik badan, dia tak ingin melihat apa ending dari kisah ini, karena apapun akhirnya pasti menyakiti salah satu pihak.

Jika si wanita ikut suami, pasti akan menyakiti orang tua wanita yang sudah memberi hidup terbaik untuk anak mereka. Dan jika si istri ikut keluarga, si suami lah yang akan merasa sakit, karena tak akan ada lelaki yang mengeluarkan air matanya untuk wanita jika tidak karena lelaki itu sangat mencintai wanita nya.

Belum lagi ada rasa malu yang di dapat.

Sebenarnya masalah ini tak akan terjadi jika mereka tidak bersama dan menikah. Mungkin menjadi asing lebih baik untuk kedua nya.

****

Velaria pulang bekerja dengan lelah, dia tadi melihat mobil kakaknya di halaman dan ia yakini kakaknya sekarang tidur di kamar.

Melihat wajah murung Valeria, sang ibu mendekati dan duduk di sebelah putrinya.

"Kenapa?"

Velaria menggeleng kepala, "Tidak ada ma, hanya lelah saja."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIAR 2Where stories live. Discover now