First Love

4 2 0
                                    

Please don't take it seriously 🤣🙂

~*~

F I R S T    L O V E


Cinta pertama?

Haha, ini lucu. Apa kamu sangat ingin tahu bagaimana itu terjadi? Ya, itu terjadi begitu saja, bertahun-tahun silam. Cuaca panas, tetapi pohon bambu yang tumbuh tinggi itu membuat udara menjadi sejuk. Aku masih ingat betul bagaimana dulu itu sempat terjadi. Mereka bermain kasti di lapangan belakang sekolah, kamu dan teman-temanmu habis dari kantin, berjalan melewati lapangan sementara teman-temanku selesai bermain kasti, duduk di bawah pohon kelengkeng yang tak berbuah—berteduh sembari bercerita tentang apapun. Hanya aku yang diam saja, karena aku memang tipe anak pendiam kala itu.

"Zal, mau ke mana?" tanya salah seorang siswa yang bersamamu.

"Mau main kasti bentar!" jawabmu sembari melihatku.

"Halah, nanti aja. Ayo kita balik ke kelas sekarang!"

Kamu tidak mendengarkannya, dan berjalan masuk ke lapangan, "Kalian balik duluan ke kelas aja, nanti aku nyusul!"

Temanmu terlihat kesal, mungkin tidak habis pikir denganmu, "Zal!"

"Aku pengen nyoba mukul bola doang!" Kamu memungut tongkat kasti yang tergeletak begitu saja di salah satu sudut lapangan, dan memposisikan diri.

"Han!" Kamu memanggilku, aku terkesiap. Memang, sedari tadi aku yang membawa bolanya, dan aku juga yang bertugas sebagai pelempar bola saat teman-temanku bermain.

Aku sangat gugup waktu itu, tidak menyangka bahwa akan dihadapkan dalam situasi seperti itu. Bagaimana tidak? Selama itu, aku diam-diam menyukaimu. Entah karena apa, mungkin karena kau pintar di kelas. Kamu selalu mendapat peringkat tiga besar, kamu pandai melukis, dan sempat mengikuti olimpiade.

Rizal, dulu aku hanya murid yang biasa saja, tidak sepintar dirimu. Aku juga sangat pendiam, bahkan tidak berani berinisiatif untuk berbicara denganmu. Terlepas dari itu semua, kamu adalah teman laki-lakiku satu-satunya yang begitu aku kagumi. Di saat laki-laki seumuranmu justru kekanak-kanakan dan cenderung nakal, kamu sebaliknya. Aku tidak tahu mengapa kamu bisa seluar biasa itu, sampai-sampai ... hingga saat ini pun aku masih mengingatmu dengan jelas. Di umur 18 tahun ini, pasti kamu semakin bersinar ya sekarang? Meskipun aku tidak tahu kabarmu atau aku ingin tahu kabarmu, aku tahu kau pasti baik-baik saja. Apapun cita-citamu itu pasti tercapai 'kan? Aku sangat bersyukur untuk itu.

"Han!" Kamu memanggilku.

"Iya!"

Aku segera berdiri dan memposisikan diri beberapa meter di depanmu.

Percayalah, aku khawatir aku tidak akan melempar bola dengan benar, karena itulah aku sangat gugup. Aku takut kamu akan kecewa, padahal ini pertama kalinya kita benar-benar berinteraksi kan?

Omong-omong, aku tidak tahu bagaimana reaksi teman-temanku yang sedang mengobrol di bawah pohon kelengkeng, aku tidak begitu ingat.

Aku lihat, kamu sudah siap dengan tongkat di tanganmu, tanpa pikir panjang aku pun mengangkat tangan kiri ke udara, kemudian melempar bolanya. Bola itu melambung tinggi di udara, saat sudah sampai di depanmu, kamu segera mengayunkan tongkatnya dan bola itu mengenai permukaan tongkatnya. Bola itu melambung jauh ke depan, aku tidak menyangka bahwa pukulan itu pun dapat melambung tinggi dengan jarak yang sangat jauh ke belakang. Jika ini adalah permainan yang sebenarnya, mungkin kamu sekarang akan mendapatkan home run.

Kamu juga terkejut, itu jelas tergambar di wajahmu yang terlihat sangat puas di saat yang bersamaan.

Saat bola itu sudah jatuh, kamu melihatku sembari tersenyum lebar, menampakkan sederet gigi-gigi putih yang bersih dan rapi.

"Nih, makasih ya, Jihan!" Kamu menyerahkan tongkatnya padaku, lalu pergi begitu saja.

Sementara aku masih berdiri di tempat, benar-benar tidak merubah posisiku sampai aku mendengar bel masuk berbunyi.








End.

Jumlah kata: 550

Prompt: Apa kabarmu wahai cinta pertama?

AFFECTIONWhere stories live. Discover now