November

4 1 0
                                    

PROMPT NOVEMBER 2023

Kamu menemukan sebuah surat misterius terkubur di halaman belakang rumahmu, tetapi isinya sama sekali tidak masuk akal. Tulislah isi surat itu.

***

Sebelum mengakhiri bulan November, mari kita menengok sebentar ke belakang. Ya, lihatlah lebih dalam lagi, lihatlah sampai kau melihat bayanganmu sendiri di atas kapal bewarna putih yang gagah. Di sana, berdirilah seorang gadis remaja sekitar 17 tahun yang sedang menghadap ke arah Barat—tepatnya pada bayangan pohon-pohon yang tumbuh di atas Pulau Jawa. Di sana juga berdiri sebuah rumah tak berpenghuni yang tidak memiliki tuannya selain dirimu sendiri. Maka, setelah kamu turun dari kapal di pelabuhan, kamu segera berlari menuju ke sebuah rumah yang berada di atas bukit, seolah-olah kamu memang sedang menunggu sesuatu karena kamu terlihat sangat terburu-buru saat menuju ke arah sana.

Saat kamu sudah berada tepat di belakang halaman rumah, kamu melihat bayangan matahari tepat di depan mata. Karena kamu berada di tempat yang tinggi, kamu dapat merasakan embusan angin yang sangat kencang, itu menerbangkan tumpukan daun-daun kering yang berada di atas tanah, daun itu terbang tertiup angin dan menampakkan apa yang ada di baliknya. Seketika itu, jantungmu berpacu dengan cepat saat melihat sebuah batu nisan yang tertancap seorang diri di sana, itu bertuliskan....

ITU NAMAKU! ITU NAMAKU!

Kamu menggelengkan kepala, berpikir bahwa seseorang telah membuat lelucon di sini.

Tapi tidak ada seorangpun yang ada di sekitarmu selain dirimu sendiri. Orang-orang berada di atas kapal, mereka jelas bukan pelakunya.

Kamu bersimpuh di atas tanah sembari menggali tanah kuburanmu sendiri dengan menggunakan jari-jari tangan. Tak peduli kakimu yang kotor, tak peduli dengan bajumu yang mulai tercampur dengan tanah basah.

Tak lama kemudian, kamu menemukan sebuah kain bewarna putih bersih yang di dalamnya terdapat sebuah surat tanpa alamat.

29 November 2011

Dari seluruh teman-teman kelas 3, untuk teman kami tercinta, Kinasih.

Pertama-tama, kami ingin meminta maaf atas apa yang telah terjadi. Perkataan maaf pun rasanya tidak cukup untuk membayar sebuah nyawa yang sudah tiada. Dan kami, sangat menyayangkan kepergianmu setelah apa yang kita lalui pada karya wisata yang menyenangkan.

Insiden di atas kapal beberapa jam yang lalu, telah menewaskanmu dengan begitu tidak terduganya. Andai saja waktu itu dapat di putar, kami semua pasti akan mengawasimu dan memastikan bahwa kamu tidak akan terjatuh. Ketahuilah, kawan ... aku tahu meskipun kamu pasti tidak akan bisa membaca surat ini, aku ingin mengatakan bahwa, kami semua, teman-teman yang ada di sana saat kejadian, guru-guru, dan petugas yang tengah berjaga benar-benar tidak bisa menyelamatkanmu. Kami sudah berusaha sekeras yang kami bisa. Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain.

Terakhir, sebagai penutup, semoga kamu tenang di sana, Tuhan pasti akan menjagamu selalu, anak baik!

Kami akan datang berkunjung!

Jadi, tunggulah kami.

Tanpa sadar, kamu menetaskan air mata. Kamu menggelengkan kepala tidak percaya seraya memeluk kakimu sendiri. Akhirnya kamu mengingatnya, akhirnya kamu mengerti mengapa setiap akhir bulan November kamu selalu melihat dirimu di atas kapal di waktu dan hari yang sama.

Suasananya masih sama, kapal-kapal yang menyeberang ke pulau sebelah, membawa kendaraan serta muatan lainnya. Pada satu titik, kamu memperhatikan sebuah kapal yang berada tepat di tengah-tengah laut. Dari kejauhan, kamu dapat melihat orang-orang ramai berlarian di bagian atas kapal. Tak lama kemudian, kamu melihat seorang gadis yang sangat mirip denganmu terjatuh dari atas kapal, dan terjun ke dalam lautan dalam sekejap.




AFFECTIONWhere stories live. Discover now