♡22

310 60 46
                                    

☆☆


Satu persatu pot tanaman plastik Juni bersihkan dengan pelan.
Kemudian senyuman tersungging manis di bibir nya kala memandang tanaman bunga mungil berwarna di pot putih, bermekaran dengan indah. Itu adalah tanaman pertama yang dia tanam berdua bersama Taemi di rumah ini.

"Cantiknya..." kagum Juni sambil menyentuh lembut bunga itu.

Merasakan terik sinar mentari cukup menyengat kulit, dia berjalan untuk berniat kembali ke dalam rumah. Tapi sebelum berhasil membuka pintu,

"Aku pulang.."

Suara Taemi tiba di pendengarannya. Juni berbalik. Mendapati sang teman telah berada di depan rumah dengan senyumam sehangat mentari siang ini. Gerah Juni jadi hilang. Bibirnya pun ikut mengembangkan senyuman. Meski ada keheranan di benak nya.
"Loh? Kamu udah pulang siang-siang?"

Taemi duduk di kursi teras.
"Aku mau kasih tau.."

Diikuti Juni yang juga duduk. Dia tau hari ini penentuan kelulusan karyawan magang.
"Apa? Magang kamu lulus?"

Sambil membuka sepatu, Taemi berkata, "Aku undurin diri."

Mata Juni membola.
Apa dia salah dengar?

"Kamu becanda, Taemi?"

Gelengan kepala Taemi yang sangat santai melengkapi jawaban.
"Serius. Aku gak bakal kerja disana lagi."

Juni mengangguk. Bagaimana pun itu hak pilihan temannya.
"Gak apa-apa.. aku kaget aja."

"Sekarang aku mau jadi ojol dulu." ungkap Taemi tenang. Berbanding terbalik dengan Juni yang harus terkejut lagi.

Juni, "Hmm.. kenapa?"

"Biar gak bikin kamu nungguin aku pulang telat lagi. Kan kalo jadi ojol setidaknya aku bakal bisa atur buat pulang gak telat."

Juni tertegun.
Kalian pasti tau bagaimana hati kala dikuasai perasaan campur aduk yang tidak dapat terungkapkan dengan kata atau kalimat.

"Sini..!" seru Juni setelah bangkit dari kursi.

Taemi mendekat.
"Apa..?"

Tak ada suara. Hanya terdengar helaan nafas damai Juni, yang kemudian menarik dirinya untuk memeluk Taemi.
Dalam.
Hingga tenggelam dalam irama detak jantung Taemi.

Begitu pun Taemi. Hanyut bersama gelombang-gelombang deburan ombak yang menyeruak di dada. Menghadirkan rasa resah namun selalu menjadi candu.

Apa ini?

"Taemi..."

Taemi meregangkan pelukan. "Iya..?"

"Aku kepengen makan ayam taliwang. Tapi orang yang bikinnya dan ayam nya mau asli Lombok." tutur Juni sambil mengelus perut buncit nya.

Batin Taemi, 'Ngidam..
Waduh.. harus cari ke resto mana?'

"Aku coba cariin."

"Ikut ya.." pinta Juni.

"Mau apa?"
Taemi beranjak menuju motor nya.

"Ya ikut kamu aja.."

"Kamu tungguin aja di rumah..!
Ibu hamil duduk manis, oke?!" kata Taemi diiringi senyuman.

Kepala Juni menggeleng. "Tapi aku mau ikut.."

"Kalo kamu ikut, nanti dedek bayi nya masuk angin, loh..! Aku kan bawa motor nya ngebut."

Juni terdiam. Berpikir. Barulah dia mengangguk.
"Betul. Kasian dia.." ucapnya polos sambil mengusap lagi perut nya.
"Aku tunggu di rumah, deh."

[New] Persona Non Grata [End]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora