03.

921 136 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi sekali bahkan saat matahari masih malu-malu menampakkan diri, saat jam baru saja berdenting di pukul lima pagi, Orina alias cece ona sudah membangunkan Reyan yang masih tertidur pulas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi sekali bahkan saat matahari masih malu-malu menampakkan diri, saat jam baru saja berdenting di pukul lima pagi, Orina alias cece ona sudah membangunkan Reyan yang masih tertidur pulas.

Reyan bergerak gelisah ketika ce Ona dengan asal-asalan menggoyangkan tubuh adiknya agar cepat bangun.

"Reyan! Adek! Bangun!" bahkan suara nyaring ce Ona tak mampu membuat Reyan membuka matanya. Maklum saja, cowok itu baru tertidur saat jam satu malam setelah benar-benar menghabiskan drama yang ia tonton kemaren sore.

Orina tak kehabisan akal. Cewek berusia 26 tahun itu sedikit menunduk dan mengarahkan mulutnya tepat di samping telinga Reyan.

"REYAN BANGUN! MILKI MUNTAH-MUNTAH!"

Benar. Setelah berteriak nyaring dengan membawa-bawa gumpalan bulu imut peliharaan adiknya, Reyan segera terduduk dengan wajah linglung. Kemudian matanya bergulir menatap seisi kamar hingga tatapannya terhenti pada seonggok kucing putih yang nyaman tidur di sofa kamar miliknya.

Orina tertawa. Tangannya bergerak mencubit pipi gembil Reyan sebelum akhirnya menciumnya dengan brutal karena gemas. Pantas saja, sebab sudah berapa hari ini Orina sibuk di rumah sakit bahkan nyaris tak pulang-pulang dan sama sekali tak ada waktu untuk kedua adiknya; Zeyan dan Reyan.

"Ileran aja masih bau bayi" ia berujar tanpa berhenti mengunyel pipi Reyan sampai membuat sang empu merotasikan matanya.

"Cece kenapa sih? Alarm ku juga belum bunyi. Reyan masih ngantuk tau" bibirnya cemberut dengan suara parau karena baru bangun tidur.

"Gak pa-pa. Biar cece bisa liatin Reyan sepuasnya soalnya cece baru pulang jam dua malem tadi lho. Koko aja udah bangun."

Reyan mengangguk-angguk. Menguap berkali-kali membuat Orina gemas namun merasa bersalah juga karena membangunkan adiknya terlalu pagi padahal jadwal masuk sekolah Reyan itu jam delapan lewat dua puluh menit.

"Masih ngantuk? Tidur lagi aja kalo gitu. Cece minta maaf ya?" Orina mengusak surai Reyan dengan lembut membuat Reyan mendongak menatap cece kesayangannya itu lalu menggeleng.

☽︎❥︎ rebutan [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang