14.

264 35 3
                                    

"Kamu geser bisa gak sih?!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kamu geser bisa gak sih?!"

"Koko aja yang badannya gede"

Reyan menjulurkan lidahnya meledek pada Zeyan yang kedua kepalanya sudah bersumbu alias emosi menahan amarah.
Di sisi lain, Orina menghela napas melihat perdebatan antara dua adiknya yang sudah terjadi sejak di dalam mobil. Tapi itu juga merupakan sebuah hiburan untuk dirinya. Seakan segala lelahnya mendadak hilang melihat kedua adiknya bertengkar lucu seperti ini.

Reyan itu jahil sedangkan Zeyan bisa jadi pemarah kalau sudah berdekatan dengan adiknya.

"Kamu ngeledek aku ya?!" hardik Zeyan tak terima dikatai besar badan meskipun sebenarnya nyata bahwa berat badannya sudah naik dua kilo karena di cekoki coklat oleh sang kekasih. Garis miring Hamdan.

"Kan emang iya. Koko yang bilang sendiri!" seru Reyan tak mau kalah.

"Kalian nih gak malu apa di liatin orang berantem gitu? Lagian kalian berdua sama sama berisi kok"

"CECE!"

"Lho kok ngegas?"

Reyan mendengus sebal. "Yang berisi mah koko aku enggak"

"Iya aku berisi karena bahagia sama pacar ku. Kamu kurus karena bingung mau pacaran sama siapa" ledek Zeyan yang seketika membuat Reyan murung.

Omong-omong soal pacar, Reyan sudah menceritakan pada kedua kakaknya tadi malam. Respon keduanya pun tak jauh beda dari dugaan sebelumnya. Terkejut. Bagaimana Marvin dan Kenza bisa senekat itu untuk mengutarakan perasaan dalam waktu yang bersamaan. Baik Orina maupun Zeyan sudah memberikan nasihat dan saran sebaik mungkin. Sisanya ada pada pilihan Reyan sendiri. Sebab sudah pasti yang nomor satu itu bagaimana tentang perasaan Reyan. Ia lebih memilih Kenza atau Marvin.

Bahkan sampai sekarang Reyan masih kerap ragu. Kadang-kadang ia optimis memilih Marvin, namun beberapa menit kemudian beralih pada Kenza. Terus saja seperti itu.

Disaat Reyan kebingungan, tak tahu saja dia kalau dibelakangnya ada Marvin dan Kenza yang terus saling mengibarkan bendera perang. Keduanya benar-benar berebut tentang Reyan.

Marvin dan Kenza rebutan Reyan. Itu kata Orina semalam.

"Kamu milih?" tanya Orina. Ia memahami raut wajah adiknya yang tiba-tiba saja berubah. Begitupun Zeyan yang merasa tak enak sudah menyinggung soal itu. Padahal niatnya hari ini mereka akan bersenang-senang.

"Belum, Cece. Aku masih bingung. Takut salah pilih" cicitnya dengan kedua bilah bibirnya yang moncong ke depan, cemberut.

"Turuti kata hati dek. Biasanya perasaan gak pernah bohong. Cece yakin hati kamu itu udah memantapkan seseorang" ujar Orina seraya mengelus surai lembut Reyan.

"Udah tapi... Ah udah ah mending kita kulineran" ujar Reyan mengalihkan topik karena sebenarnya ia pun enggan membahas hal ini.

Menuruti permintaan si bungsu, Zeyan dan Orina pun mengangguk setuju.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 17 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

☽︎❥︎ rebutan [hiatus]Where stories live. Discover now