06.

901 120 21
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Rey, pulang sama siapa?"

Reyan menoleh kearah Haga yang baru saja bertanya padanya. "Sama Marvin. Kenapa?"

"Gak pa-pa. Kirain lo gak ada boncengan gue gak bisa ngajak soalnya gue juga nebeng sama Jeff."

"Oh gitu, gak pa-pa."

Bian menoleh kesana kemari. Ketika sadar bahwa tak melihat atensi seorang Marvin sejak bell pulang berbunyi sepuluh menit yang lalu.

"Marvin mana?" tanya Bian

"Nunggu di parkiran katanya." sahut Reyan sembari menyandang tasnya dan berlari keluar tanpa berpamitan pada Bianca dan Haga yang menatapnya dengan jengah.

"Temen lo tuh."

"Temen lo juga monyet."

Reyan segera berlari menuju parkiran. Dapat ia lihat Marvin tengah mengobrol dengan seseorang. Dan seseorang itu adalah Mikayla yang kini menoleh kearahnya dengan senyum lebar.

"Hai Reyan!"

"H-hai" sahut Reyan, pelan. Karena dalam hatinya ia berdecak sebal.

"Ayo pul-" baru saja Reyan hendak memegang pergelangan tangan Marvin sebelum akhirnya ditepis pelan oleh sang teman.

Reyan? Jelas terkejut. Ia sedikit memiringkan kepalanya ke kiri dan menatap Marvin dengan kebingungan. Sedangkan di belakang Marvin Mikayla seolah menatap tak enak pada Reyan.

"Kenapa deh?"

"Gue pulang bareng Mikayla."

Sahutan dari Marvin sanggup membuat Reyan membulatkan mulutnya dengan ekspresi wajah tak menyangka. Apa-apaan kata Marvin tadi?

Reyan lantas mendengus keras keras dan menatap sinis kearah Mikayla yang tertunduk. Lalu kembali menatap Marvin dengan tajam. Sedangkan yang ditatap tetap tenang dengan wajah datar seperti biasa seakan tidak ada masalah yang serius.

"Lo tuh emang anjing ya, Vin." hardik Reyan. Sangat berbeda dengan cara bicara yang seperti biasanya.

Marvin mengernyit tak suka. "Rey," ujarnya seakan memperingati.

"Kenapa? Emang iya kan? Lo tuh suka semena-mena. Lo kira kayak gini gue gak kelimpungan hah? Tau gini gue tadi berangkat sendiri. Kalo lo lupa, lo yang paksa gue supaya berangkat bareng sama lo. Gak usah sok berkuasa deh, kalo emang niatnya mau pacaran jangan repot-repot ajak gue berangkat bareng lo bikin gue ngerasa jadi beban." Reyan berujar panjang lebar dengan nafas yang memburu. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca. Meskipun menurut sebagian orang ini hal sepele, tapi Marvin melakukannya tak sekali dua kali. Dulu, sebelum dekat dengan Mikayla, Marvin selalu beralasan ada acara dengan teman-temannya. Dan sekarang sejak ada Mikayla kebiasaannya itu malah semakin menjadi.

Jadi, wajar kan Reyan marah?

"Dan buat Mikayla. Lain kali harus tegas sama pacarnya biar gak menel ke gue tapi ujung-ujungnya dibuang. Gue bukan mainan!" sentak Reyan.

☽︎❥︎ rebutan [hiatus]Where stories live. Discover now