18

8.4K 260 2
                                    

Jangan lupa follow
.
.








Penggerebekan sekaligus penangkapan mantan kepala desa Mekar Harum membuat publik heboh apalagi pelaku tersebut bukan hanya melakukan tindak korupsi, tetapi juga penganiayaan, perbudakan dan juga pengancaman yang di lakukan kepada pegawai dan juga beberapa warga yang mempunyai tanah di sekitar pabrik.

Penggeledahan terjadi bukan hanya di pabrik melainkan juga di rumah pelaku, beberapa aset di sita dari mulai mobil, rumah bahkan barang berharga lainnya yang mencari miliyaran rupiah. Kasus ini menjadi trending topik dan menjadi pembahasan hangat di berbagai stasiun tv, belum lagi di media sosial. Komentar yang berisikan hujatan memenuhi media sosial, dan pelaku tidak bisa berkutik lagi ketika kepolisian membeberkan berbagai bukti yang memberatkannya dan laki-laki itu akan di hukum dengan pasal berlapis.

Abhi menghela nafas setelah usahanya selama ini yang penuh dengan berbagai rintangan akhirnya Pak Salim di tahan oleh pihak kepolisian, Abhi juga sudah memastikan jika laki-laki itu tidak akan bisa bebas begitu saja seperti sebelumnya, dan hukuman berat siap menantinya.

"Pak saya jujur gak nyangka kalau semisalnya pak Deni juga ikutan terlibat dalam masalah ini, karena yang saya tahu beliau ini sosok yang baik seperti yang lain ketahui"
Abhi tersenyum kecil mendengar ucapan Andi yang masih terlihat tidak menyangka dengan sosok pak Deni yang menjadi kaki tangan pak Salim di kantor desa, beliau yang membantu pak Salim untuk mengamankan uang dana desa senilai dua miliyar, belum lagi beberapa aset yang di dapatkan dari perilaku pungli yang mereka lakukan.

"Namanya juga manusia di, kita gak akan pernah bisa tahu isi hati manusia kaya gimana, tapi dengan terbukanya kasus ini saya merasa bersyukur desa kita terbebas dari sosok pak Salim" ucap Abhi yang di balas dengan anggukan setuju oleh Andi.

Selama ini mungkin Abhi mengira jika kondisi desa selama masa jabatannya baik-baik saja, nyatanya tidak Abhi sempat terkecoh dengan terus menerus memperkerjakan sosok parasit seperti Pak Deni.

Dan dengan terbukanya kasus ini Abhi merasa bersyukur, akhirnya dia bisa pulang ke rumah seperti biasa dan menikmati masakan sang istri seperti dulu lagi.

Abhi juga sudah menjelaskan permasalahan ini sehari setelah penangkapan pak Salim, Nara awalnya sangat terkejut tapi melihat bagaimana usaha sang suami untuk menangkap pak salim, Nara merasa bangga dengan suaminya meskipun kemarin sempat marah dan merajuk kepada suaminya.

___

Sepulang dari desa tadi, Abhi memutuskan untuk merebahkan tubuhnya di dalam kamar, mengingat sudah memasuki pertengahan bulan puasa Abhi menatap istrinya yang tengah menghitung uang dan juga mencatat barang-barang yang akan di berikan sebagai THR untuk para pekerjanya.

Abhi memberikan kebebasan kepada Nara untuk mengelola keuangan, hingga di minggu-minggu akhir menuju lebaran ini Nara terlihat sangat sibuk dengan uang-uang nya.

"Mas menurut kamu kue kalengan nya, bagusnya apa ya? Soalnya aku gak tahu kesukaan karyawan-karyawan kamu"

"Gak tahu, mereka seperti suka semuanya apalagi kalau gratis" balas Abhi.

"Yaudah deh aku masukin kue kalengan yang merah, kue keringan, sirup, susu, sembako sama uang. Masing-masing uangnya sebulan gaji mereka" Abhi hanya menganggukkan kepalanya, laki-laki itu mendekati sang istri yang tengah duduk di atas kasur, kemudian Abhi merebahkan kepalanya di paha sang istri dan menciumi perut buncit istrinya.

"Total karyawan kamu kan lumayan banyak, paling aku bakalan kasih THR nya pake kardus aja biar kelihatan besar, aku takutnya kalau nanti pakai kantong jadinya kaya gimana gitu, aku juga udah pesan boks buat tempat THR nanti lewat online, sama nanti tinggal belanja sekalian di kota" Nara masih terus menjelaskan apa yang akan dia lakukan untuk membagikan THR kepada semua karyawannya, jujur saja Abhi masih ingin mendengar suara sang istri hanya saja perlahan Abhi di serang dengan perasaan Ngantuk nya.

Nara menghela nafas melihat sang suami yang sudah tertidur pulas di pangkuannya, bahkan Abhi masih memeluk perut buncitnya dan kepala laki-laki itu masih berada di perutnya.

Perlahan Nara mengusap rambut hitam legam sang suami, Nara merasa bersyukur sekali mendapatkan suami seperti Abhi, karena Abhi mampu memperlakukannya dengan baik, dia juga sosok imam yang mampu membimbingnya. Meskipun Nara selalu berpikir amalan seperti apa yang dia lakukan dulu karena mendapat suami seperti Abhi, meskipun adakalanya dia merasa insecure dengan setiap kemampuan Abhi, tapi Nara selalu berusaha untuk terlihat pantas berada di samping suaminya.

--

Pagi ini Nara tengah asik bersiap-siap untuk menghadiri acara ibu-ibu PKK, setelah menjadi ibu kepala desa Nara di lantik menjadi ketua PKK, sebenarnya hal ini sudah lumrah terjadi apalagi mengingat jika dirinya istri seorang kepala desa dan dengan menjadi istri kepala desa inilah sosk Nara yang biasanya lebih suka rebahan di rumah atau banyak menghabiskan waktunya untuk berleha-leha kini Nara berubah menjadi sosok istri kepala desa yang baik dan bijaksana, bahkan perempuan itu sering menghadiri berbagai kegiatan para ibu-ibu di desanya baik itu pengajian hingga kegiatan lainnya.

Jujur saja Nara terkadang sedikit sungkan dengan perlakuan para ibu-ibu di desanya yang terkesan menghormati, padahal Nara sama sekali tidak ingin di perlakukan berbeda dia merasa masih Nara yang dulu yang suka bermain dengan teman-temannya yang ada di desa ini, dan juga Nara yang suka sekali berkengkrama denagan ibu-ibu lainnya.

"Alhamdulilah ya neng, penyuluhan kali ini lancar seperti biasa" Nara tersenyum melihat Bu Nani yang tengah membereskan ruangan bersama anggota ibu-ibu PKK lainnya.

"Iya bu Alhamdulilah, saya juga seneng apalagi melihat antusias warga tentang penyuluhan tanaman herbal kali ini, mudah-mudahan tanaman yang sering di kira rumput oleh para warga bisa di manfaatkan dan menjadi ladang rezeki"

"Amin, saya juga bersyukur karena ide neng  ini sangat relevan untuk warga desa, saya juga tadi banyak belajar soal tanaman herbal" Balas bu Nani, beliau adalah salah satu senior yang selalu terlibat dalam kegiatan PKK ini.

"Saya juga ada rencana untuk membuat penyuluhan lanjutan, apalagi meningat kalau desa kita mempunyai lahan yang cukup luas, nantinya saya akan membuat semacam rumah tanaman bu, jadi kita bisa menanam banyak tanaman secara organik dan juga hidroponik"

Mendengar jawaban dari sang itri kepala desa ini membuat mata Bu Nani berniar-binar, karena sudah lama sekali desanya membutuhkan sosok pemimpin seperti Nara dan suaminya mereka menyelesaikan masalah di desa dengan cerdas dan selalu mengedepankan kepentingan warga.

"Seneng saya neng dengernya, soalnya kepengurusan PKK sudah lama melempem, setelah ada neng saya bahagia, soalnya banyak hal-hal baru yang saya pelajari" Nara tersenyum malu-malu mendengar ucapan Bu Nani kepadanya.

Bagi Nara yang mantan anak korporat jujur saja tidak mempunyai pengalaman di bidang kemasyarakatan tetapi bekal KKN (Kuliah Kerja Nyata) membuatnya sedikit memahami tentang permasalah sebuah desa dan selain itu Nara juga banyak bertanya dan belajar dari suaminya tentang langkah yang akan dia ambil kedepannya.

Dulu sebelum dia memutuskan kuliah di Ibu Kota banyak sekali keluarganya yang menyepelekan, bahkan ada yang terang-terangan berkata jika setinggi apapun perempuan bersekolah nanti akhirnya akan mengurusi dapur saja, meskipun ucapan tersebut memang benar adanya apalagi melihat Nara yang sudah tidak lagi bekerja dan menjadi ibu rumah tangga, tapi bukan berarti perkataan itu seratus persen benar.

Mengingat perempuan nantinya akan menjadi seorang ibu dan juga guru bagi anak-anaknya maka pendidikan yang tinggi perlu di tempuh bukan hanya untuk gelar semata tetapi untuk melahirkan anak yang cerdas kita sebagai ibu harus cerdas juga dalam mendidik anak-anak nantinya.

Dan Nara mersakan langsung pengalaman yang dia dapat dari berkuliah yang bisa dia terapkan bukan hanya untuk dirinya saja tetapi juga orang-orang sekitar contohnya sekarang Nara yang sudah bertugas menjadi ketua PKK.





---

*PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)





Jangan lupa follow

salam cantik:)

Mas Abhi (END)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz