7

2.5K 170 6
                                    

Ada yang diam-diam terasa menusuk, melumpuhkan segala indra yang Ceisya miliki. Layaknya semua seperti mimpi, ia tak ingin mempercayai. Namun segala penjelasan Asma, juga semua tentang pria itu. Pria yang akhir-akhir ini muncul di hadapannya, bersamanya, menghabiskan waktu dengannya. Ceisya mulai sadar jika semua bukan mimpi belaka. Segalanya nyata.

Pria itu, pria yang ia kenal bernama Daru. Pria yang berusaha ia percayai jika dia adalah tunangannya yang menghilang dua bulan terakhir. Nyatanya bukan benar-benar pria yang ia kenal. Dia bukan Darunya. Bukan Darunya karna lupa ingatan atau semacamnya, bukan seperti yang pria itu jelaskan akhir-akhir ini. Melainkan, mereka adalah dua orang yang berbada. Namun bagaimana bisa?

Ada banyak tanda tanya yang memenuhi kepala Ceisya, bagaimana sikap pria itu akhir-akhir ini. Bagaimana dia memperlakukannya, juga,... bagaimana mereka menghebiskan waktu bersama. Semua itu membuat tubuh Ceisya seakan dihantam ribuan jarum dan duri. Nyeri, sakit dan begitu menyekitkan.

Bahkan setelah ia tiba di rumah pun, Ceisya belum bisa merasakan tubuhnya baik-baik saja. Atau tidak akan bisa baik-baik saja?

Karna saat ia masuk ke dalam rumah, rumah yang akhir-akhir ini menjadi tempatnya untuk menetap-segala bayangan bagaimana mereka menghabiskan waktu bersama berputar. Layaknya sebuah mimpi buruk yang tak pernah ingin Ceisya alami. Sangat buruk sampai membuat tubuhnya menggigil hebat.

Bagaimana ia yang dengan mudah menyerahkan diri. Bagaimana ia yang dengan mudah mempercayai. Segalanya berputar. Berulang-ulang hingga rasa mual datang menghantam. Namun yang lebih mengerikannya lagi, bayangan di mana ia begitu menikmati. Begitu bahagia hingga segalanya tak bisa dijelaskan dengan kata. Ceisya merasa pandangannya berputar. Berputar-putar dengan banyak potongan bayangan yang tidak pernah Ceisya ingin ingat. Namun bagaimana ia bisa lupa jika dua minggu terakhir ini, ia berkali-kali menyerahkan diri. Berkali-kali membiarkan pria itu menjamah segala yang ia miliki.

Tak ingin mempercayai apa pun lagi, secepat mungkin ia melangkah lebih dalam ke dalam rumah. Masuk ke dalam kamar dan mulai mencari-cari sesuatu. Sesuatu yang mungkin bisa membuatnya menepis segala pikiran mengerikannya yang sedari tadi hadir.

Sakala Arsenio Madhava.

Ceisya ingat bagaimana ia tadi sempat bertanya pada Asma siapa nama pria itu.

Dia adalah putra Nyonya Yasmine Madhava. Sekaligus cucu satu-satunya tuan Edwin Madhava.

Diantara gerak tanganya yang membuka laci, segala ucapan Asam terus berputar di kepala Ceisya.

Sejak meningalkan nyonya Yamine, aku dengar jika ia mengenyam pendidikan di luar negeri. Dan baru beberapa tahun ini ia kembali.

Apa selama beberapa tahun ini dia pernah bekerja menjadi seorang karyawan?

Ceisya ingat bagaimana bodohnya ia bertanya hal itu. Yang mungkin saja membuat daftar ke bodohannya bertambah banyak. Namun, bagaimana bisa ia dengan mudah mempercayai orang asing. Asma baru pertama kali bertemu dengannya-yang mungkin saja wanita itu salah. Pria yang dia sebut Sakala adalah Darunya. Pria yang bersamanya selama sembilan tahun ini. Dan, yang selalu ada di sampingnya. Yah, begitu. Tapi, saat mengingat lagi. Bagaimana kadang ada banyak perbedaan pada mereka berdua. Bagaimana pria itu yang-

Aku baru tahu jika kamu tidak suka coklat?

Pagi itu, Ceisya ingat saat ia mendapati pria itu menolak tawarannya untuk menikmati coklat panas bersama. Dan yang lebih mengejutkannya lagi.

Aku alergi coklat.

Sesuatu yang tak pernah ia dapati dari Darunya. Lalu, ada hal lain.

"Hatchih... Hatchih..."

Suami Pengganti (SELESAI)Where stories live. Discover now