07- Bocil kematian

12.4K 449 0
                                    

07-Bocil kematian.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

"Papi, Abi kangeenn bangeeett," gadis yang baru saja memasuki ruang tamu langsung menghambur kepelukan sosok pria tua yang duduk disofa dengan laptop dipangkuannya.

"Sayang, hati-hati. Kalau tadi tangan kamu kena laptop Papi, gimana?"

"Yah, tinggal beli yang baru, Uang Papi kan banyak. Lupa kalau kita kaya?"

Daren menggeser benda yang berada dipangkuannya, lalu membalas pelukan putrinya. "Bukan itu maksut Papi. Kalau kamu terluka, Papi akan sangat merasa bersalah," gumamnya.

"Baiklah, maafkan Abi karena terlalu excited, Abi hanya merindukan Pria tua super sibuk ini." Abigel menarik tubuhnya. "Tapi kok Papi agak cepetan pulangnya, rindu juga ya sama Abi?"

"Tentu, kamu sangat pandai menarik perhatian Papi hingga sehari saja meninggalkanmu Papi sudah cemas. Papi heran kamu makin besar makin keliatan nakal-nya. Masa iya dosen sendiri dicabuli?"

Abigel terkekeh, "dia duluan yang cabuli Abi,"

"Kamu termasuk kedalam korban?"

Melihat perubahan pada raut wajah Daren membuat Abigel menggeleng cepat, "yakali Papi, Abi gak segampang itu buat dicabuli." jawabnya.

Tentu saja Abigel berbohong. Jika ia jujur, maka masalahnya bisa bertambah panjang. Bisa-bisa julukannya sebagai mahasiswi beasiswa berubah sekejap menjadi putri bungsu satu-satunya pewaris perusahaan Praja Land company.

Hanya Abigel harapan terakhir Daren sebagai penerus, menggantikannya kelak, mengurus dan mengembangkan perusahaan.

"Papi gak bakal segan kasi pelajaran ke siapa saja yang berani menyakiti putri kecil Papi,"

"Papi berlebihan, Abi sudah besar Pi. Bahkan Abi sekarang merasa sudah siap menggantikan Papi sebagai CEO. Duh gak kebayang, pasti Abi keren kan Pi?"

Daren bukanlah tipe orang tua egois yang suka memaksakan kehendaknya. Buktinya Aska dan Astrid diberi kebebasan dalam memilih dan merancang masa depan mereka masing-masing. Hal itu juga berlaku untuk Abigel. Daren tidak pernah menekan anak bungsunya untuk mengikuti jejaknya sebagai pebisnis.

Abigel sendirilah yang menawarkan diri. Walau gadis itu tidak begitu menyukai dunia perbisnisan ia memiliki alasan tersendiri akan pilihannya.

"Papi percaya kepada kamu. Ngomong-ngomong kamu habis dari mana? Bukannya sekarang kamu tidak ada jadwal kuliah,"

Abigel terdiam sambil berfikir, sekiranya ia harus memilih alasan yang bagus dan logis, Papi nya bukanlah orang yang mudah untuk dibohongi.

Abigel of ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang