18-Abigel menyerah?

10.6K 377 6
                                    

18-Abigel menyerah?

18-Abigel menyerah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🤜🤛

Boleh minta vote nya prenn?

*****

Bruakk!

Melihat Dirga yang datang Brian langsung berdiri dari kursinya dan mengikuti langkah tegap boss nya dari belakang. Shettt, pria itu mengrem kakinya disaat Dirga berbalik badan secara mendadak dan sekarang menatap kesal kepadanya.

"Mulai sekarang jaga jarakmu denganku!" tunjuk Dirga tepat diwajahnya.

Mendengar perintah aneh itu Brian menyerngit.

"Aku tidak mau beredar rumor baru. Belakangan ini sepertinya kau terlalu menempel padaku Brian," lanjut Dirga lalu setelahnya ia berbalik dan melanjutkan langkahnya menuju ruagannya.

Setelah kepergian Dirga, Brian menghela napas lalu mengelus dadanya pelan. Sabar, boss nya memang begitu, ia selalu salah dan tidak pernah benar dimata Dirga.

Setelah mengumpulkan keberaniannya kembali, Brian melangkah memasuki ruangan direktur, ingin menyampaikan sesuatu.

"Saya membawa informasi baru tentang gadis-"

"Tidak perlu, jangan membicarakan dia lagi didepan saya! Mulai sekarang kau boleh berhenti mengikutinya." titah Dirga telak, tanpa mengalihkan matanya dari layar komputer.

"Baik tuan," ucap Brian tanpa bertanya lebih lanjut.

Dirga menyenderkan punggungnya dengan menopang dagunya, "Copen...kita masih berinvestasi kepada perusahaan itu?"

"Masih tuan-"

"Putuskan. Untuk apa menyokong perusahan yang jelas sudah hancur." ucapnya.

"Tetapi, tuan Albert-"

"Ini perusahaanku. Aku direktur, jadi aku yang berhak mengatur dan memerintah. Kau cukup melaksanakan apa yang ku perintah. Masalah Papa itu urusannya denganku, mengerti?!"

"Baik tuan,"

"Silahkah keluar!"

"Tapi_tuan-"

Dirga mendongakkan kepalanya dengan rasa geram, "apa lagi?"

"Anda yakin tidak penasaran dengan informasi baru yang saya dapatkan?"

"Tidak sama sekali," jawab Dirga cepat karena ingin segera menyelesaikan pekerjaannya yang menumpuk walau hanya ditinggal satu hari.

Brian mengangguk paham lalu bergerak mendekati Dirga, setelah meletakkan ipad diatas meja pria itu memundurkan langkahnya beberapa langkah sesuai dengan intruksi dari Dirga sebelumnya yaitu, menjaga jarak. Entah apa lagi yang ada diotak jenius boss nya ini.

Apa mungkin Dirga sudah bosan dengannya dan ingin mencari sekretaris baru dengan mendepak dirinya secara perlahan-lahan begini? Jika begitu maka tidak bisa dibiarkan. Sebenci apapun ia ke Dirga tidak melebih rasa cintanya terhadap pekerjaannya.

"Itu merupakan jadwal anda hari ini tuan, untuk meting bersama investors proyek baru kita diundur menjadi beberapa hari kedepan."

"Kenapa begitu?"

"Salah satu dari mitra kita berada dalam perjalanan bisnis, dan tidak bisa mengutus perwakilan lain. Karena ini proyek besar maka harus dihadiri oleh direktur masing-masing mitra."

Dirga terlihat mencerna ucapan Brian lalu kemudian mengangguk pelan.

"Bereskan masalah ini, bungkam dengan beberapa ancaman, uangku terlalu berharga untuk diberikan kepada penjilat itu," Dirga menscrol artikel yang memberitakan tentang dirinya dan Sheina. Belakangan ini memang hubungan mereka semakin memburuk. Tetapi kenapa hal ini bisa sampai bocor ke publik.

Sudah menginjak usia ke-6 tahun akankah julukan pasangan goals segera terlengserkan? Siapa kira-kira lelaki yang bergandengan dengan Sheina?

Wanita itu biasanya selalu terampil membohongi publik. Kenapa bisa ceroboh begini sih?

Dirga tahu sifat Sheina, kerap kali wanita itu menggunakan cara salah untuk mendapatkan kemauannya. Bahkan menggoda dan merayu pihak bersangkutan supaya namanya dimasukkan kedalam daftar acara fashion. Padahal tidak begitupun Dirga tahu Sheina akan digabungkan didalam. Walaupun tidak berperan baik sebagai istri, tetapi Dirga akui Sheina begitu kompeten mengenai pekerjaannya. Lalu kali ini kenapa bisa kecolongan?

"Lenyapkan kalau perlu. Ini bukan pertama kalinya mereka mengancam seperti ini," ucap Dirga kelewatan santai.

"Baik tuan," dengan ketegangan diwajahnya Brian keluar dari sana.

*****

Sudah seminggu lebih, Dirga uring-uringan sendiri. Pria itu lebih banyak menghabiskan waktunya dikantor.

Menyenderkan bahunya kesandaran kursi, Dirga memejamkan matanya sejenak. Pikirannya tidak tenang, sesuatu yang mengusik dihatinya sangat mengganjal. "Ck Sial, Dirga kumohon sadarlah!" umpatnya pelan sambil meraup wajahnya seperti orang frustasi.

Tidak ada gangguan maupun notif, bukannya merasa tenang Dirga malah merasa gelisah. Ternyata gadis itu benar-benar berhenti menampakkan diri dari hadapannya. Dan itu malahan semakin membuatnya tidak tenang.

Apalagi saat terakhir kali mereka bertemu gadis itu terlihat sangat berbeda, sejadi jadinya meluapkan emosi yang ia punya kepada dirinya.

Sepertinya Dirga______merindukan gadis itu.

"Ck, apa-apan kau Dirga." walau begitu ia tetap menyangkal semua perasaannya.

Menyesuaikan diri. Iya Dirga hanya kesepian karena Abigel yang biasa merusuh sekarang berhenti mengganggunya.

"Sheina. Hm ya, aku hanya perlu menemui istriku. Aku merindukan istriku. Itu saja,"

Setelah menyangkal semua pikirannya, Dirga bangkit dari posisinya. Menyambar jas hitam yang tergantung lalu keluar dari ruangan.

•🦋•

-bersambung....

Next gak?

Abigel of ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang