S A M : [38]

94 35 126
                                    

Haloooo semuanyaaaaaa

Ak kembali lagi nih, HAHAHA!!!!

Lama banget ngga sih kaga up?

Yaudah, lanjut yuuuuk!!



"Putus?"

Nabila mengangguk lesu.

Ya. Dia putus dengan Lio.

"Kenapa bisa? Bukannya lo juga suka sama si banci itu?" tanya Nazila sedikit heran.

"Aku yang mau putus, dan aku yang mutusin!" tegas Nabila pada Nazila.

Nazila menganga tak percaya. Kakak perempuan nya tidak se alay yang dia kira ternyata. Bahkan, kakak perempuan nya ini bisa memutuskan hubungannya dengan laki-laki yang sangat ia sukai. KEREN!! AWOAKOWKAOWK!!

"Kenapa? Alasannya lo putus, apa?"

Nabila memutar bola matanya malas. "Kepo banget hidupnya," gumam Nabila yang masih terdengar oleh Nazila.

"Dih, awas aja sampe naksir kakak kelas di SMA gue. Abis lo sama gue sama kakak," ancam Nazila seram.

Nabila hanya mengangkat bahunya acuh, lalu pergi meninggalkan Nazila.

"Bocah kunyuk!"

"Daripada kamu kaya kambing!" sahut Nabila sambil memberikan jadi tengahnya.

"Anjing lo, untung kembaran gue!" monolognya saat punggung kakak kembarnya sudah tak terlihat.

"HALO KEMBAR!!" teriak Reiki heboh saat melihat si kembar berangkat bersama.

"Ck! Berisik!"

Ada yang tau itu siapa? Yap! Nazila.

"Mau berangkat bareng? Serius?" tanya Dima tak percaya.

"Gc deh! Gue takut telat," ucap Nazila yang sudah terlihat tampan meskipun menggunakan rok rempel yang dia angkat sampai paha karena ia mengenakan celana panjang untuk menutupi betis dan paha mulus nya.

"Semangat banget nih yang mau kegiatan MPLS di SMA. Anak SMA nih ceritanya?" goda Reyan pada Nazila.

"Ayo dong kak, abang-abang, kita berangkat sekarang aja," ucap Nabila lembut.

"Emang ya, si kembar ini beda banget," celetuk Ale sambil memandang wajah Nabila.

"Yaudah deh, yok berangkat. Le, lo sama Al ya!" titah Dima sebelum dirinya menarik gas motornya.

"BANGSAT LO!!" teriak Alvandi saat melihat Dima sudah pergi dahulu.

"Zil, GAS!" ujar Reiki pada Nazila dan langsung diberi anggukan oleh sang empu.

Reiki, Reyan, dan Nazila melajukan motornya terlebih dahulu untuk membiarkan Ale dan Alvandi agar berangkat bersama.

'Sialan!' batin Alvandi menatap wajah imut Ale dipagi hari ini.

"Kalo abang mau duluan, gapapa. Aku bisa pesen ojek kok," ucap Ale sambil menatap wajah Alvandi dan senyumnya yang terpampang gemas.

SI ANAK MOTORWhere stories live. Discover now