SSD 58

6.7K 279 18
                                    

Indonesia.

Jarak tempuh dari Amerika ke Indonesia memang membutuhkan waktu 1 hari yang membuat kembar kelelahan. Sedangkan Dita sedang membereskan kamar miliknya yang sudah lama tidak ditinggali. Dirinya heran kenapa rumahnya dulu yang tidak pernah tinggalin beberapa tahun sangat bersih dan semua barang-barang terususun rapi. Mungkin ada tetangga yang bersihinnya atau bibi, pikirnya.

"Eughh" lenguh Zean sembari membuka matanya dan menatap sekeliling yang begitu asing.

"Dimana ini?" Zean bangun dengan hati-hati agar tidak membangunkan kembarannya. Zean keluar melihat sang bunda yang lagi berkutat dengan peralatan dapur.

"Bun" panggil Zean membuat Dita menoleh.

"Sudah bangun? Adek mana?"

"Ini rumah siapa?" tanya Zean mengambil apel di meja makan.

"Rumah mamanya bunda. Zean nggak suka ya?"

"Nggak, bukan gitu maksud Zean. Justru Zean suka, mungkin Zean belum terbiasa apalagi baru pertama kalinya kesini"

"Siapa sih ini?" gemas Dita mencubit kedua pipi putranya.

"Anaknya bunda Dita yang paling cantik sedunia" Zean juga ikut gemas sampai-sampai mencium pipi Dita.

"Nakal ya kamu" Dita menggelitiki perut yang membuat Zean tertawa kegelian.

"Ahahaha ampun bunda, hahaha" mohon Zean agar sang bunda berhenti menggelitiki.

"BUNDA!!" teriak Zeva berlari menghampiri sang bunda dan kembarannya.

"Ada apa girl?" tanya Dita menjajarkan tubuhnya agar sama pada Zeva.

"Kita dimana?"

"Dimana ya?" tanya Dita pura-pura berfikir.

"Dimana ya bang?" Dita menatap Zean yang menggidikkan bahunya acuh.

"Ih bunda nyebelin" kesal Zeva memalingkan wajahnya dan keduanya tangannya bersedekap.

"Nggak usah drama" cibir Zean.

"What drama? Siapa yang drama? Zeva cuma kesal sama bunda karena nggak jawab pertanyaan Zeva"

"Terserah" acuh Zean membuat Zeva langsung memukul lengannya.

"Aduh sakit Zev" ringis Zean menggosok bahunya yang panas.

"Salah sendiri"

"ZEV- AKHH" teriak Zean terpotong saat mendapat cubitan bertubi-tubi dari kembarannya ini.

"Aduh aduh, iya Zean ngaku salah" mohon Zean.

"Gitu kek dari tadi" Zeva memalingkan wajahnya.

"Maafin Zean ya?" Zean mengulurkan tangannya agar kembarannya memaafkannya. Sedangkan Zeva hanya acuh tanpa membalasnya.

"Zeva!" tekan Dita langsung membuat Zeva membalas uluran tangan Zean.

"Iya Zeva maafin" balas Zeva.

"Tapi lepasin dong" sambung Zeva saat merasakan Zean mengeratkan genggamannya.

"Tidak semudah itu" ucap Zean sambil tersenyum smirk.

"HUAA BUNDA!! ZEANN JAHAT!!" teriak Zeva menghentak-hentakkan kedua kakinya. Tangannya berusaha menarik lepas dari genggaman Zean. Sedangkan Dita fokus pada masakannya.

"ZEANN LEPASINN!!" bukannya melepaskan Zean malah tersenyum kemenangan. Akhirnya bisa ngerjain adeknya.

"Ayo kalau bisa" remeh Zean langsung membuat Zeva mengigit tangan Zean dengan kuat, hingga sang empu berteriak kesakitan.

Suamiku Seorang DudaWhere stories live. Discover now