SSD 63

5.5K 199 8
                                    

Pagi harinya, Dita sudah siap-siap pulangnya, setelah menemani Darren di rumah sakit.

"Mau pulang?" tanya Darren saat melihat Dita sudah siap.

"Iya"

"Makasih satu malamnya, hehe" ucap Darren diakhiri kekehan.

"I-iya, kalau gitu aku pulang dulu" sebelum pamit Dita salim dulu sama Darren sebagai rasa hormat.

"Kalau kangen aku jangan lupa datang kerumah"

"Maksudnya?"

"Nggak"

"Aku pamit" dengan sopan Dita keluar meninggalkan Darren yang sedikit tersenyum.

"Gimana ini, pasti kembar nyariin aku" di jalan menuju parkiran Dita merasa gelisah memikirkan kedua anaknya dirumah.

"Aku harus cepat pulang sebelum kembar sekolah" dirinya berjalan sedikit lari.

Tiba-tiba dirinya menabrak seseorang hingga jatuh.

"Eh maaf tante" ucap bocah yang menabrak Dita. Bocah itu membantu Dita berdiri.

"Tidak apa-apa, tante yang sal- EL!" kaget Dita saat menatap bocah berseragam SD.

"B-BUNDA, EL KANGEN!!" teriak El senang langsung memeluk Dita dengan erat. Bukan El yang merasa senang tapi Dita juga merasakan hal yang sama.

"Bunda ngapain disini?"

"El mau keruangan papa?"

"Kok bunda tau?"

"Tebak aja, hehe"

"Bunda ikut ya keruangan papa" ajak El membuat Dita terdiam memikirkan gimanaa cara menolaknya. Dirinya menggeleng-geleng tidak boleh nolak.

"Bunda kenapa?"

"Yaudah ayok, tapi sebentar soalnya bunda harus pulang"

El yang mendengar kata 'pulang' langsung masam wajahnya. Seolah tidak ingin lagi kehilangan bundanya. Dita yang melihat wajah masam El hanya tersenyum merasa bersalah, tapi ini yang harus dirinya lakukan agar bisa ketemu kembar.

"Ayo, katanya mau ke ruangan papa" ajak Dita saat El masih belum berjalan.

"I-iya bunda sayang"

Beberapa menit akhirnya mereka sampai diruangan Darren. El membuka pintu pelan sebagai kejutan.

"Masuk aja El"

"Yahh ketahuan dong. Padahal El mau kasih suprise loh"

"Suprise apa?"

"Tada" El menarik Dita masuk keruangan Darren. Sedangkan Dita hanya menanggapi dengan senyuman.

"Katanya mau pulang, kenapa masih disini?" tanya Darren saat melihat Dita ditarik El.

"Tadi nggak sengaja ketemu El didepan"

"Kok papa nggak kaget kalau El bawa bunda?"

"Emangnya harus ya?"

"IHH PAPA NGESELIN!!" teriak El kesal.

"Sstt jangan teriak-teriak dirumah sakit!" peringat Dita yang hanya dibalas cengiran.

"Terus kemarin yang teriak-teriak siapa?" gumam Darren langsung membuat mereka berdua menoleh.

"Kenapa pa?"

"Emang papa ngomong apa?"

"Taulah"

"Kenapa El nggak berangkat sekolah aja? Kan kesininya nanti aja"

Suamiku Seorang DudaWhere stories live. Discover now